Meski prosesnya lambat, penggunaan umpan ini akan berdampak langsung ke koloni semut.
“Karena insektisida yang slow action akan memberikan kesempatan kepada semut pekerja yang ada di lapangan untuk pulang ke sarangnya dengan membawa umpan mengandung insektisida tersebut, dan di dalam sarang umpan tersebut akan diedarkan ke semua penghuni sarang, dan berefek pada kematian penghuni sarang (ratu, anakan, jantan, dan pekerja),” terang Trisnowati.
Baca juga: Fenomena Teror Semut di Banyumas, Terjadi sejak 2017 dan Gigit Warga, Ini Penjelasan Ahli
Lebih lanjut, ia mengingatkan, umpan yang dipakai juga harus mampu bersaing dengan makanan yang ada di lapangan.
“Untuk itu harus diperhatikan adanya attraktant di dalam umpan yang mampu menarik semut menuju ke umpan tersebut serta komposisi nutrisi yang tepat,” jelasnya.
Saat ditanya mungkinkan membasmi semut dengan mendatangkan predator alaminya, pihaknya menjelaskan jika jumlah populasi semut sudah sedemikian tinggi sebagaimana yang terjadi di Desa Pageraji, maka lebih efektif dilakukan dengan cara kimia atau insektisida.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.