KOMPAS.com - Korea Selatan memperkuat langkah pembatasan di tengah lonjakan kasus virus corona yang kembali terjadi.
Perdana Menteri Korsel Chung Sye-kyun memperingatkan diperlukan tindakan yang cepat untuk menghindari krisis yang dapat timbul saat datangnya masa flu musim dingin.
Mengutip The Guardian, Selasa (17/11/2020), Korsel telah dipuji atas keberhasilannya untuk mencegah wabah Covid-19 yang serius dengan kombinasi pengetesan massal, pelacakan, dan isolasi, serta menjaga jarak fisik dan penggunaan masker.
Keputusan memperketat pembatasan ini dilakukan usai otoritas kesehatan melaporkan lebih dari 200 infeksi baru selama empat hari berturut-turut.
Baca juga: Kasus Covid-19 Melonjak, Korea Selatan Denda Warganya yang Tak Pakai Masker
Pemerintah Korsel mengumumkan 230 kasus baru virus corona. Penambahan itu membuat total kasus Covid-19 di Korsel menjadi 28.999 kasus.
Meski begitu, jumlah total kasus kematian tidak berubah, yakni sebanyak 497 kasus.
"Upaya mencegah virus corona yang kita lakukan tengah menghadapi krisis dan situasinya cukup serius di wilayah metropolitan Seoul," kata PM Chung Sye-kyun.
Sye-kyun mengatakan keputusan pembatasan lebih ketat ini akan berdampak pada kehidupan sehari-hari.
"Akan tetapi, kita semua tahu dari pengalaman yang sudah ada, bahwa akan terjadi krisis yang lebih besar jika kita tidak bertindak sekarang," tuturnya.
Baca juga: Korea Selatan Revisi Kebijakan Penanganan Covid-19 Jadi 5 Level
Para petugas berwenang mengidentifikasi klaster Covid-19 di perkantoran, fasilitas medis, dan perkumpulan-perkumpulan kecil di wilayah berpopulasi padat di Seoul.
Menurut agensi berita Yonhap, langkah pembatasan tingkat 1,5, yaitu terendah kedua dengan rentang skala 5, akan berlaku di Seoul pada Kamis (19/11/2020).
Dalam tingkat ini, tidak akan ada pembatasan baru pada kebanyakan aktivitas sehari-hari.
Akan tetapi, tempat-tempat dan kegiatan yang dianggap memiliki risiko tinggi harus mengimplementasikan langkah yang lebih ketat.
Kemudian, kampanye-kampanye atau acara politik, konser, dan festival tidak boleh lebih dari 100 orang.
Gereja, yang sebelumnya telah diidentifikasi sebagai sumber beberapa klaster besar Covid-19, dan acara olahraga harus menaati 30 persen dari kapasitas ruangan.
Sementara, ruang kelas di sekolah harus diisi tidak lebih dari dua pertiga kapasitasnya.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDA) memperingatkan penularan dapat menjadi semakin cepat menjelang musim flu.
Selain itu, KCDA juga mengidentifikasi waktu akhir tahun dan ujian masuk universitas nasional yang akan diadakan awal bulan depan sebagai faktor risiko penyebaran Covid-19 yang potensial.
Baca juga: Obat Asal Korea Selatan Diklaim Percepat Waktu Pemulihan Pasien Covid-19
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.