Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Johnson & Johnson Memulai Uji Coba Tahap Akhir Vaksin Covid-19

Kompas.com - 16/11/2020, 17:15 WIB
Mela Arnani,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Perusahaan farmasi AS Johnson & Johnson memulai uji coba tahap akhir vaksin virus corona pada Senin (16/11/2020).

Uji coba tahap 3 yang dilakukan di Inggris ini menargetkan 6.000 sukarelawan.

Sementara sisanya akan bergabung dari negara lain dengan kasus Covid-19 yang tinggi seperti Amerika Serikat, Belgia, Kolombia, Perancis, Jerman, Filipina, Afrika Selatan, dan Spanyol.

Pengujian dilakukan untuk rejimen dua dosis vaksin Covid-19 eksprerimental dan mengevaluasi potensi manfaat tambahan terkait durasi perlindungan dengan dosis kedua.

Baca juga: Keberhasilan Vaksin Corona Pfizer Disebut Bisa Tingkatkan Vaksinasi

Dua dosis vaksin

Perusahaan obat Amerika Serikat ini berencana mendaftarkan hingga 30.000 peserta untuk penelitian dan menjalankannya secara paralel dengan uji coba satu dosis yang melibatkan 60.000 sukarelawan mulai September lalu.

Sukarelawan akan diberikan dosis pertama yang terdiri dari plasebo dan suntikan vaksin yang diberi nama Ad26COV2 itu.

Kemudian setelah 57 hari, sukarelawan akan diberikan dosis kedua atau plasebo.

Uji coba yang dilakukan kali ini mengikuti hasil positif dari studi klinis tahap awal hingga pertengahan yang sedang berlangsung dari perusahaan.

Studi awal menunjukkan satu dosis kandidat vaksin memicu respons imun yang kuat dan secara umum dapat ditoleransi dengan baik.

"Studi ini akan menilai kemanjuran vaksin yang diteliti setelah dosis pertama dan kedua untuk mengevaluasi perlindungan terhadap virus corona dan potensi tambahan untuk durasi perlindungan dengan dosis kedua," tulis J&J dalam keterangan resminya seperti dikutip dari Reuters, (16/11/2020).

Baca juga: Relawan Sakit, Johnson & Johnson Hentikan Sementara Uji Coba Vaksin Corona

Vaksin Pfizer

Di sisi lain, perusahaan farmasi lainnya, Pfizer dan BioNtech mengklaim data sementara uji coba tahap akhirnya, menunjukkan efektivitas potensi suntikan vaksin Covid-19 melebihi 90 persen.

Hal tersebut meningkatkan harapan bahwa vaksin untuk melawan pandemi segera mungkin dapat digunakan.

Sementara itu, vaksin Pfizer-BioNtech menggunakan teknologi baru yang dikenal sebagai m-RNA.

Sedangkan, J&J mengembangkan vaksin dengan memakai virus flu untuk mengirimkan materi genetik dari virus corona ke dalam tubuh guna memicu respons imun.

Platform, yang disebut AdVac, juga digunakan dalam vaksin Ebola yang disetujui awal tahun ini.

"Sangat penting bagi kami untuk melakukan uji coba berbagai vaksin dari banyak produsen berbeda. Kemudian dapat memastikan pasokan ke populasi global," ujar Saul Faust, profesor imunologi anak dan penyakit menular yang ikut memimpin uji coba di Rumah Sakit Universitas Southampton.

Perekrutan sukarelawan dalam studi akan selesai pada Maret 2021. Sedangkan, uji coba akan berlangsung selama 12 bulan.

Baca juga: Studi: Peneliti Temukan Virus Corona Dapat Pengaruhi Kesuburan Pria

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com