Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[HOAKS] Pakai Masker Sebabkan Infeksi Staph

Kompas.com - 16/11/2020, 16:42 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

hoaks

hoaks!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.

KOMPAS.com - Sejumlah akun di media sosial mengedarkan informasi bahwa memakai masker dapat menyebabkan infeksi Staphylococcus atau Staph.

Informasi tersebut disertai foto seorang perempuan dengan bibir dan bagian atas bibir bengkak dan kemerahan

Foto itu dinarasikan sebagai perempuan yang terkena infeksi Staph akibat memakai masker.

Narasi itu tidak benar.

Dokter kulit mengatakan masker wajah tidak mengakibatkan infeksi Staph. Sementara, ahli epidemiologi menegaskan, tidak ada dasar ilmiah atas klaim tersebut.

Narasi yang Beredar

Informasi memakai masker dapat menyebabkan infeksi Staph diedarkan sejumlah akun, salah satunya Har Hari Khalsa.

Pada 24 Oktober 2020 dia mengunggah gambar dengan narasi infeksi Staph akibat memakai masker.

Gambar itu menampilkan seorang perempuan dengan kondisi bibir bengkak dan area antara bibir dan hidung terluka dan memerah.

Status Facebook berisi informasi keliru bahwa memakai masker dapat mengakibatkan infeksi Staph. Facebook Status Facebook berisi informasi keliru bahwa memakai masker dapat mengakibatkan infeksi Staph.

Akun Facebook John Sutherland pada 24 Oktober 2020 juga mengunggah gambar yang sama dengan narasi serupa, bahwa perempuan dalam gambar terinfeksi Staph akibat memakai masker.

Narasi yang sama dibagikan akun Facebook Andre Angelantoni pada 23 Oktober 2020.

Penjelasan

Presiden NZ Dermatological Society Dr Louise Reiche mengatakan, masker wajah tidak menyebabkan infeksi Staph. Umumnya, Staph disebabkan oleh kerusakan kulit.

"Jika kulit Anda rusak, maka kulit yang rusak lebih rentan terkena infeksi sekunder, apakah itu staph atau infeksi lain,” katanya dilansir dari AAP.

Reiche menjelaskan, kulit yang masih utuh adalah pelindung yang baik terhadap faktor-faktor di luar tubuh. Namun, jika kulit terganggu, maka kulit akan lebih mudah infeksi, alergi, atau masalah lainnya.

Infeksi Staph, menurut Mayo Clinic, disebabkan bakteri Staphylococcus, yakni jenis kuman yang biasa ditemukan di kulit atau di hidung, bahkan pada orang yang sehat.

Bakteri ini seringkali menyebabkan infeksi kulit yang relatif kecil. Namun, dia dapat mematikan jika bakteri menyerang lebih dalam ke tubuh.

Ahli epidemiologi UNSW Sydney Dr Abrar Ahmad Chughtai menegaskan, tidak ada dasar ilmiah atas klaim memakai masker mengakibatkan infeksi Staph.

"Kami belum pernah melihat ini. Banyak petugas kesehatan telah menggunakan masker wajah selama bertahun-tahun. Saya juga menggunakan masker dan saya tidak pernah menghadapi masalah ini," ujarnya, dikutip dari AAP.

Tim ahli kesehatan global yang tergabung dalam Learnaboutcovid19.org menyatakan sangat jarang terjadi pengguna masker mengalami infeksi Staph.

"Untuk mengembangkan infeksi Staph, orang yang memakai masker harus memiliki lesi terbuka atau luka yang tidak diobati di wajah mereka. Namun, hal itu sangat jarang terjadi," tulis Learnaboutcovid19.org pada 20 Agustus 2020.

Agar terhindar dari infeksi kulit, salah satunya staph, pengguna masker dianjurkan sering mencuci tangan, membersihkan dan membalut luka, serta membersihkan masker secara teratur.

Disarankan juga untuk mengenakan pelembab seperti lotion untuk membantu melindungi kulit dari iritasi.

Kesimpulan

Berdasarkan penelusuran tim Cek Fakta Kompas.com, memakai masker bisa mengakibatkan infeksi Staph tidak benar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Dekan FEB Unas Diduga Catut Nama Dosen Malaysia di Jurnal Ilmiah, Kampus Buka Suara

Dekan FEB Unas Diduga Catut Nama Dosen Malaysia di Jurnal Ilmiah, Kampus Buka Suara

Tren
Apakah Info Penghasilan di Laman SSCASN Hanya Gaji Pokok? Ini Kata BKN

Apakah Info Penghasilan di Laman SSCASN Hanya Gaji Pokok? Ini Kata BKN

Tren
Terkenal Gersang, Mengapa Dubai Bisa Dilanda Banjir Besar?

Terkenal Gersang, Mengapa Dubai Bisa Dilanda Banjir Besar?

Tren
Dampak Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi di Sulawesi Utara Ditutup 3 Jam

Dampak Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi di Sulawesi Utara Ditutup 3 Jam

Tren
Puncak Hujan Meteor Lyrids 21-22 April 2024, Ini Cara Menyaksikannya

Puncak Hujan Meteor Lyrids 21-22 April 2024, Ini Cara Menyaksikannya

Tren
Mengenal Apa Itu 'Cloud Seeding', Modifikasi Cuaca yang Dituding Picu Banjir di Dubai

Mengenal Apa Itu "Cloud Seeding", Modifikasi Cuaca yang Dituding Picu Banjir di Dubai

Tren
Warganet Sebut Insentif Prakerja Gelombang 66 Naik Jadi Rp 700.000, Benarkah?

Warganet Sebut Insentif Prakerja Gelombang 66 Naik Jadi Rp 700.000, Benarkah?

Tren
Kasus Pencurian dengan Cara Ganjal ATM Kembali Terjadi, Ketahui Cara Menghindarinya

Kasus Pencurian dengan Cara Ganjal ATM Kembali Terjadi, Ketahui Cara Menghindarinya

Tren
Rusia Tarik Pasukan yang Duduki Azerbaijan Selama 3,5 Tahun Terakhir

Rusia Tarik Pasukan yang Duduki Azerbaijan Selama 3,5 Tahun Terakhir

Tren
PVMBG: Waspadai Potensi Tsunami dari Erupsi Gunung Ruang

PVMBG: Waspadai Potensi Tsunami dari Erupsi Gunung Ruang

Tren
Apakah Hari Kartini 21 April 2024 Tanggal Merah?

Apakah Hari Kartini 21 April 2024 Tanggal Merah?

Tren
Gunung Ruang di Sulawesi Utara Meletus, Status Naik Jadi Awas

Gunung Ruang di Sulawesi Utara Meletus, Status Naik Jadi Awas

Tren
Ramai soal Efek Samping Obat Sakit Kepala Picu Anemia Aplastik, Perlukah Khawatir?

Ramai soal Efek Samping Obat Sakit Kepala Picu Anemia Aplastik, Perlukah Khawatir?

Tren
Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Indonesia Berpotensi Cuaca Ekstrem 18-19 April 2024

Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Indonesia Berpotensi Cuaca Ekstrem 18-19 April 2024

Tren
[POPULER TREN] Apa itu Rudal Balistik | Sekolah Muhammadiyah di Luar Negeri

[POPULER TREN] Apa itu Rudal Balistik | Sekolah Muhammadiyah di Luar Negeri

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com