Dalam uji coba Pfizer dan BioNTech, mereka merencanakan analisis akhir ketika 164 orang jatuh sakit, dengan beberapa analisis sementara yang telah direncanakan sebelumnya.
Baca juga: Ilmuwan Yakin Vaksin Corona Pfizer Akan Mengakhiri Pandemi Covid-19
Dalam uji coba obat normal, untuk penyakit seperti kanker stadium akhir, manfaat obat baru mungkin kurang terlihat.
Untuk vaksin, perlindungan marjinal tidak memadai dan WHO setidaknya ingin melihat setidaknya 70 persen kemanjuran dalam uji coba.
Sementara itu, Badan Pengawas Obat dan Makanan AS menginginkan setidaknya 50 persen.
Kemanjuran 90 persen yang dilaporkan dalam uji coba Pfizer dan Rusia mengalahkan itu, dan tampaknya melebihi vaksin flu biasa yang diperkirakan mengurangi risiko penyakit hingga 40 sampai 60 persen.
Meski data sementara cukup menjanjikan, tetapi vaksinasi massal menghadirkan rintangan baru, khususnya untuk vaksin mRNA, seperti Pfizer dan BioNTech yang harus disimpan dan dikirim pada suhu minus 70 derajat celcius.
Selain itu, vaksin Pfizer-BioNTech membutuhkan dua dosis, idealnya berjarak 21 hari. Jika tidak mengikuti jadwal, hal itu dapat mempengaruhi kemanjuran vaksin.
Perlindungan terhadap penyakit gondongan, misalnya, turun dari hampir 90 persen menjadi 78 persen, jika orang tidak mendapatkan suntikan lanjutan.
Baca juga: Diklaim 90 Persen Efektif, Vaksin Corona Pfizer Dinilai Tak Bisa Tersedia Sebelum Desember
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : Infografik: Daftar Prioritas Penerima https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.