Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Negara Pertama Luncurkan Satelit 6G, Benarkah 100 Kali Lebih Cepat dari 5G?

Kompas.com - 09/11/2020, 20:15 WIB
Nur Rohmi Aida,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Saat teknologi 5G baru hangat dibicarakan oleh sejumlah negara. China membuat sebuah gebrakan.

China menjadi negara pertama di dunia yang meluncurkan satelit percobaan 6G.

Dilansir dari Anadolu Agency (9/11/2020) yang mengutip Global Times,satelit eksperimental 6G diluncurkan untuk memverifikasi teknologi komunikasi terahertz (THz) di luar angkasa dan merupakan terobosan baru dalam komunikasi luar angkasa.

Teknologi ini melibatkan gelombang terraherts, frekuensi tinggi untuk mencapai kecepatan transmisi data berkali-kali lebih cepat daripada yang mungkin mampu dilakukan 5G.

Sementara Asiatimes menyebut, kecepatan internet 6G bisa 100 kali lebih cepat dari 5G, selain memungkinkan transmisi lossless di luar angkasa. 

Baca juga: Huawei Mulai Riset Jaringan Internet 6G

Tahap pengujian

Menurut China Daily, teknologi 6G masih dalam tahap awal dan harus mengatasi beberapa pengujian teknis dalam penelitian dasar.

Selain juga desain perangkat keras, dan dampak lingkungan sebelum teknologi tersebut tersedia secara komersial, menurut buku putih yang diterbitkan oleh Universitas Oulu Finlandia.

Selain itu, beberapa ilmuwan khawatir bahwa infrastruktur baru 6G, peningkatan integrasi teknologi komunikasi luar angkasa-udara-darat-laut, dan penggunaan rentang frekuensi baru untuk mengirimkan data dapat memengaruhi instrumen astronomi atau kesehatan masyarakat, atau terlalu mahal atau tidak aman bagi peneliti untuk digunakan.

“Berbagi, analisis, dan pengelolaan data penelitian sangat penting untuk inovasi ilmiah dan teknologi di era data besar saat ini,” kata Wang Ruidan, wakil direktur Pusat Infrastruktur Sains dan Teknologi Nasional, dalam forum Beijing tentang penelitian ilmiah digital.

Sementara itu, National Astronomical Observatory China mengatakan pada hari Jumat akan membuka 500 meter Aperture Spherical Radio Telescope, teleskop radio satu piring terbesar di dunia, kepada ilmuwan global tahun depan untuk pekerjaan penelitian, penyiar pemerintah CGTN melaporkan.

Baca juga: Vivo Bangun Pusat Riset 6G di China

Spesifikasi 6G

Mengutip dari BBC, sejauh ini, industri telekomunikasi masih perlu beberapa tahun lagi untuk menyepakati spesifikasi 6G sehingga belum bisa dipastikan teknologi yang diujicobakan ini apakah akhirnya akan berhasil.

Selain satelt 6G bersamaan dengan satelit itu diluncurkan pula satelit yang dipakai untuk pemantauan bencana tanaman dan pencegahan kebakaran hutan.

Satelit 6G termasuk di antara tiga satelit yang berhasil diluncurkan ke orbit bersama dengan 10 satelit penginderaan jauh komersial yang dikembangkan oleh perusahaan Argentina Satellogic.

Adapun semua satelit itu diuncurkan menggunakan satu roket yang diberi nama Long March 6. Roket tersebut melakukan lepas landas dari Pusat Peluncuran Satelit Taiyuan di Provinsi Shanxi Utara.

Long March 6 sendiri adalah roket ke 351 yang dikembangkan oleh China.

Baca juga: China Sudah Sudah Bersiap Gelar Internet 6G

Pada bulan September lalu, China meluncurkan satelit maritim ketiganya ke luar angkasa dan mengirim satelit observasi Gaofen 11-02 ke orbit untuk membantu upaya pemetaan untuk Belt and Road Initiative.

Pada Jumat (6/11/2020), National Astronomical Observatory China menyampaikan akan membuka 500 meter Aperture Spherical Radio Telescope yang merupakan teleskop radio single-dish yang terbesar di dunia untuk keperluan penelitian.

Observatorium akan mulai beroprasi penuh pada Januari 2021 usai melewati serangkaian penilaian teknis dan kinerja

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com