Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Dwi, Carikan Bantuan Ponsel untuk Siswa Daerah Terpencil Belajar

Kompas.com - 09/11/2020, 11:35 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Jihad Akbar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 yang terjadi hampir di seluruh negara dunia mengubah banyak aspek kehidupan.

Salah satu yang paling terasa dampaknya adalah di bidang pendidikan. Siswa, mahasiswa, guru, hingga dosen kini belum bisa melakukan proses belajar-mengajar secara tatap muka.

Mereka semua terpaksa, mau tidak mau, harus melangsungkan kegiatan belajar melalui platform digital alias pembelajaran jarak jauh (PJJ).

PJJ mungkin tidak begitu menjadi masalah bagi yang memiliki gawai dan data internet memadai, sebagai item wajib yang harus ada dalam kegiatan daring ini.

Namun bagaimana dengan mereka yang tidak memiliki fasilitas untuk bisa sekadar terhubung dan belajar bersama dengan guru dan teman-temannya?

Menyadari permasalah ini, banyak pihak tergerak untuk turun tangan dan memberikan bantuan. Salah satunya adalah Dwi pudjiastuti (44).

Baca juga: FSGI Ungkap Alasan Beri Nilai 55 untuk Program PJJ Nadiem Makarim

Dia adalah seorang Sekretaris Desa Tanjung Seloka, Kecamatan Pulau Laut Selatan, Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan.

Dwi bersama sang suami, Irwansyah (36), yang merupakan guru Penjaskes di MTS Raudhatul Ulum Tanjung Seloka, mengupayakan sejumlah ponsel untuk diberikan pada siswa-siswi yang kurang beruntung di daerahnya.

"Di rumah, kami sering berdiskusi tentang kondisi ini dan (memikirkan) bagaimana kita semua sama-sama mencari jalan keluar agar bisa membantu murid-murid dari keluarga tidak mampu agar bisa mengikuti pembelajaran jarak jauh," kata Dwi saat dihubungi Kompas.com, Minggu (8/11/2020).

Dwi aktif bermain Twitter dan menyuarakan kegiatan di desa terpencil. Suatu waktu, ia membaca twit bantuan ponsel pintar beserta kuota untuk siswa-siswi yang kurang beruntung di Indonesia.

Informasi itu ia dapatkan dari akun Twitter @WLM_official dan @ghinaghaliya.

Dwi pun mendiskusikan dengan sang suami. Keduanya kemudian mengontak akun @ghinaghaliya untuk mendapatkan akses bantuan itu.

Baca juga: Sekolah Terapung, Rancangan Mahasiswa UI Ratakan Akses Pendidikan

"Hasilnya kami diminta mengontak mbak Rani untuk tindak lanjutnya. Pengajuan kami adalah untuk 20 orang, tapi ternyata untuk satu sekolah hanya dibatasi 7 orang siswa," ujar Dwi.

Mengetahui batasan itu, ia, suami dan teman-teman guru yang lain pun mendiskusikan siswa mana saja yang benar-benar membutuhkan ponsel dan kuota.

Selanjutnya, Dwi dan Irwansyah mengirimkan data dan informasi terkait siswa yang membutuhkan untuk melengkapi berkas bantuan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

KAI Buka Rekrutmen Program Management Trainee 2024, Ini Syarat, Kriteria Pelamar, dan Tahapannya

KAI Buka Rekrutmen Program Management Trainee 2024, Ini Syarat, Kriteria Pelamar, dan Tahapannya

Tren
Kata Media Asing soal Gunung Ruang Meletus, Soroti Potensi Tsunami

Kata Media Asing soal Gunung Ruang Meletus, Soroti Potensi Tsunami

Tren
Dekan FEB Unas Diduga Catut Nama Dosen Malaysia di Jurnal Ilmiah, Kampus Buka Suara

Dekan FEB Unas Diduga Catut Nama Dosen Malaysia di Jurnal Ilmiah, Kampus Buka Suara

Tren
Apakah Info Penghasilan di Laman SSCASN Hanya Gaji Pokok? Ini Kata BKN

Apakah Info Penghasilan di Laman SSCASN Hanya Gaji Pokok? Ini Kata BKN

Tren
Terkenal Gersang, Mengapa Dubai Bisa Dilanda Banjir Besar?

Terkenal Gersang, Mengapa Dubai Bisa Dilanda Banjir Besar?

Tren
Dampak Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi di Sulawesi Utara Ditutup 3 Jam

Dampak Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi di Sulawesi Utara Ditutup 3 Jam

Tren
Puncak Hujan Meteor Lyrids 21-22 April 2024, Ini Cara Menyaksikannya

Puncak Hujan Meteor Lyrids 21-22 April 2024, Ini Cara Menyaksikannya

Tren
Mengenal Apa Itu 'Cloud Seeding', Modifikasi Cuaca yang Dituding Picu Banjir di Dubai

Mengenal Apa Itu "Cloud Seeding", Modifikasi Cuaca yang Dituding Picu Banjir di Dubai

Tren
Warganet Sebut Insentif Prakerja Gelombang 66 Naik Jadi Rp 700.000, Benarkah?

Warganet Sebut Insentif Prakerja Gelombang 66 Naik Jadi Rp 700.000, Benarkah?

Tren
Kasus Pencurian dengan Cara Ganjal ATM Kembali Terjadi, Ketahui Cara Menghindarinya

Kasus Pencurian dengan Cara Ganjal ATM Kembali Terjadi, Ketahui Cara Menghindarinya

Tren
Rusia Tarik Pasukan yang Duduki Azerbaijan Selama 3,5 Tahun Terakhir

Rusia Tarik Pasukan yang Duduki Azerbaijan Selama 3,5 Tahun Terakhir

Tren
PVMBG: Waspadai Potensi Tsunami dari Erupsi Gunung Ruang

PVMBG: Waspadai Potensi Tsunami dari Erupsi Gunung Ruang

Tren
Apakah Hari Kartini 21 April 2024 Tanggal Merah?

Apakah Hari Kartini 21 April 2024 Tanggal Merah?

Tren
Gunung Ruang di Sulawesi Utara Meletus, Status Naik Jadi Awas

Gunung Ruang di Sulawesi Utara Meletus, Status Naik Jadi Awas

Tren
Ramai soal Efek Samping Obat Sakit Kepala Picu Anemia Aplastik, Perlukah Khawatir?

Ramai soal Efek Samping Obat Sakit Kepala Picu Anemia Aplastik, Perlukah Khawatir?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com