KOMPAS.com - Denmark dan Amerika Serikat (AS) merupakan dua di antara enam negara yang melaporkan kasus virus corona kaitannya dengan peternakan cerpelai.
Mengutip AFP, Sabtu (8/11/2020), informasi ini disampaikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Menurut WHO, selain dua negara tersebut, Italia, Belanda, Spanyol, dan Swedia adalah negara lain yang telah menemukan virus SARS-CoV-2 pada hewan cerpelai.
Pemerintah Denmark sendiri telah memberlakukan langkah-langkah yang ketat di bagian utara negara setelah peringatan tentang mutasi virus dari cerpelai ke manusia dan menginfeksi 12 orang.
Denmark is to kill about 15 million mink after a strain of #COVID19 spread to humans working on mink farms.
35 million mink are killed in Europe every year for fur. They are often confined in tiny wire cages, causing mental distress, and beaten, gassed or electrocuted to death. pic.twitter.com/rIWXyzKqRr
— AJ+ (@ajplus) November 6, 2020
Kopenhagen juga telah mengeluarkan peringatan bahwa mutasi dapat mengancam keefektifan vaksin yang tengah dikembangkan dan memerintahkan pemusnahan sekitar 15-17 juta cerpelai di wilayah negara itu.
Pada hari Sabtu (7/11/2020), Pemerintah Inggris melarang masuk seluruh warga negara asing (non-resident) yang datang dari Denmark setelah mutasi yang berhubungan dengan peternakan cerpelai ditemukan pada manusia.
Baca juga: Duka Peternak di Denmark, Relakan 15 Juta Cerpelai Dimusnahkan karena Covid-19...
Para ilmuwan mengatakan, mutasi virus adalah hal yang umum terjadi dan sering kali tidak berbahaya. Adapun kasus ini tidak menyebabkan penyakit yang lebih serius pada manusia.
Namun, kewenangan kesehatan Denmark mengungkapkan perhatiannya pada strain yang dikenal sebagai "Cluster 5" ini.
"Pengamatan awal menunjukkan bahwa gambaran klinis, tingkat keparahan, dan penularan di antara mereka yang terinfeksi, serupa dengan virus SARS-CoV-2 yang menyebar selama ini," kata WHO dalam pernyataannya, Jumat (7/11/2020).
Meski demikian, WHO mengakui bahwa varian "Cluster 5" ini memiliki kombinasi mutasi atau perubahan yang belum pernah diamati sebelumnya.
Implikasi dari perubahan yang teridentifikasi pada varian ini pun belum dapat dipahami sepenuhnya.
17 Million Minks will be killed during the next few weeks after a mutated form of coronavirus that can spread to humans was found on Danish mink farms. So far 200 people have been infected with the new version of Corona Virus in the country. #DenmarkVirus #DanishVirus #MinkVirus pic.twitter.com/IQ6Iejy1TN
— BiChip (@bichipdk) November 8, 2020
Baca juga: 10.000 Cerpelai di Amerika Serikat Tewas karena Virus Corona
WHO mengungkapkan, temuan awal mengindikasikan bahwa varian yang berhubungan dengan cerpelai ini telah cukup menurunkan sensitivitas terhadap antibodi penawar.
Badan PBB ini un menyerukan studi lebih lanjut untuk melakukan verifikasi temuan awal dan memahami implikasi potensial dari temuan ini, yaitu dalam hal diagnostik, terapeutik, dan vaksin yang tengah dikembangkan.
"Meskipun virus diyakini berhubungan dengan kelelawar, tetapi asal dan inang perantara SARS-CoV-2 belum diidentifikasi," kata WHO.
Sebagai informasi, sejak bulan Juni 2020, ada 214 kasus Covid-19 pada manusia yang telah diidentifikasi di Denmark dengan varian yag terkait cerpelai, termasuk 12 kasus dengan varian unik yang dilaporkan pada 5 November lalu.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.