Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menurut Ahli, Eropa Mungkin Mengalami Beberapa Gelombang Covid-19

Kompas.com - 03/11/2020, 11:51 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dewan Ilmiah Perancis memperingatkan, Eropa berisiko melihat gelombang virus corona lebih lanjut pada tahun depan.

Peringatan itu datang ketika Eropa sedang berjuang mengatasi lonjakan tajam kasus infeksi Covid-19 baru-baru ini.

Bahkan, jika penguncian parsial diberlakukan di seluruh Eropa untuk mengurangi tingkat infeksi, gelombang Covid-19 masih akan terjadi tanpa adanya vaksin.

Menurut Dewan itu, gelombang kedua Covid-19 di Eropa bisa mereda pada akhir Desember 2020 atau awal 2021.

"Itu tergantung pada virus itu sendiri, lingkungannya, tindakan yang akan diambil untuk membatasi peredaran virus, dan tingkat kepatuhan," kata Dewan itu dalam sebuah pernyataan, dilansir dari AFP, Senin (2/11/2020).

Baca juga: Deretan Negara di Eropa yang Kembali Lakukan Lockdown

Akan tetapi, dengan belum tersedianya vaksin secara luas, pandemi virus corona ini kemungkinan besar masih akan terjadi.

"Kemungkinan tindakan (pembatasan) ini, tidak akan cukup untuk menghindari gelombang lain, meski dilakukan secara optimal," kata mereka.

"Dengan demikian, kami mungkin mengalami beberapa gelombang berturut-turut selama akhir musim dingin dan musim semi 2021," lanjutnya.

Pola cuaca, efektivitas kebijakan (testing dan tracing), ketatnya penguncian, semua akan berdampak pada waktu, intensitas, dan durasinya.

Strategi 

Badan penasihat mencermati beberapa kemungkinan strategi dalam menangani gelombang infeksi yang berurutan.

Salah satunya adalah strategi "on/off" dari penguncian parsial untuk membatasi sirkulasi virus, meskipun tindakan itu akan menjadi masalah.

"Akankah Perancis menerima strategi seperti itu? Apakah itu layak untuk ekonomi? Pertanyaannya ada dan mereka tetap tidak dapat dijawab saat ini," dewan menyimpulkan.

Pendekatan lain yang dilakukan oleh beberapa negara Asia, Denmark, Finlandia dan Jerman adalah membatasi jumlah kasus baru di bawah ambang tertentu dan mengambil tindakan cepat jika kasus mulai meningkat.

Strategi "intervensi dini" ini akan menjadi yang paling mungkin bagi ekonomi dalam jangka panjang.

Seperti diketahui, Presiden Emmanuel Macron pekan lalu mengumumkan penguncian nasional hingga 1 Desember 2020.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Freeport Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan Sarjana, Cek Syarat dan Cara Daftarnya!

Freeport Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan Sarjana, Cek Syarat dan Cara Daftarnya!

Tren
Eks ART Menggugat, Ini Perjalanan Kasus Mafia Tanah yang Dialami Keluarga Nirina Zubir

Eks ART Menggugat, Ini Perjalanan Kasus Mafia Tanah yang Dialami Keluarga Nirina Zubir

Tren
Mengintip Kecanggihan Dua Kapal Perang Rp 20,3 Triliun yang Dibeli Kemenhan

Mengintip Kecanggihan Dua Kapal Perang Rp 20,3 Triliun yang Dibeli Kemenhan

Tren
Cara Menurunkan Berat Badan Secara Sehat ala Diet Tradisional Jepang

Cara Menurunkan Berat Badan Secara Sehat ala Diet Tradisional Jepang

Tren
10 Manfaat Minum Air Kelapa Murni Tanpa Gula, Tak Hanya Turunkan Gula Darah

10 Manfaat Minum Air Kelapa Murni Tanpa Gula, Tak Hanya Turunkan Gula Darah

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 19-20 April 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 19-20 April 2024

Tren
[POPULER TREN] Status Gunung Ruang Jadi Awas | Kasus Pencurian dengan Ganjal ATM

[POPULER TREN] Status Gunung Ruang Jadi Awas | Kasus Pencurian dengan Ganjal ATM

Tren
Menlu Inggris Bocorkan Israel Kukuh Akan Respons Serangan Iran

Menlu Inggris Bocorkan Israel Kukuh Akan Respons Serangan Iran

Tren
Erupsi Gunung Ruang pada 1871 Picu Tsunami Setinggi 25 Meter dan Renggut Ratusan Nyawa

Erupsi Gunung Ruang pada 1871 Picu Tsunami Setinggi 25 Meter dan Renggut Ratusan Nyawa

Tren
Menyelisik Video Prank Galih Loss yang Meresahkan, Ini Pandangan Sosiolog

Menyelisik Video Prank Galih Loss yang Meresahkan, Ini Pandangan Sosiolog

Tren
'Tertidur' Selama 22 Tahun, Ini Penyebab Gunung Ruang Meletus

"Tertidur" Selama 22 Tahun, Ini Penyebab Gunung Ruang Meletus

Tren
Tidak Menghabiskan Antibiotik Resep Dokter Bisa Sebabkan Resistensi, Ini Efek Sampingnya

Tidak Menghabiskan Antibiotik Resep Dokter Bisa Sebabkan Resistensi, Ini Efek Sampingnya

Tren
Video Burung Hinggap di Sarang Semut Disebut untuk Membersihkan Diri, Benarkah?

Video Burung Hinggap di Sarang Semut Disebut untuk Membersihkan Diri, Benarkah?

Tren
Membandingkan Nilai Investasi Apple di Indonesia dan Vietnam

Membandingkan Nilai Investasi Apple di Indonesia dan Vietnam

Tren
Penyebab dan Cara Mengatasi Kulit Wajah Bertekstur atau “Chicken Skin”

Penyebab dan Cara Mengatasi Kulit Wajah Bertekstur atau “Chicken Skin”

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com