Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Pesepeda Marak Menjadi Sasaran Pelaku Kejahatan...

Kompas.com - 31/10/2020, 20:45 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

 

KOMPAS.com - Pandemi virus corona membuka kesadaran semua orang untuk tetap menjaga imunitas tubuh melalui berolahraga.

Salah satu kegiatan olahraga yang mulai banyak digemari adalah bersepeda. Bahkan, penjualan sepeda di kala pandemi meningkat tajam.

Sayangnya, meningkatnya tren bersepeda ini justru diiringi dengan kejahatan terhadap para pesepeda yang semakin tinggi.

Baca juga: Viral, Video Sepeda Treadmill di Semarang, Ini Cerita Selengkapnya

Berikut sejumlah contohnya:

Disiram air keras

Pada Kamis (29/10/2020) pagi, tiga orang pesepeda di Yogyakarta diduga menjadi korban penyiraman air keras saat sedang gowes.

"Kejadian waktu itu sedang gowes sendiri karena suami suruh jalan dulu. Mereka teman-teman berangkat nyusul," kata salah satu korban bernama Della, Jumat (30/10/2020).

Saat sedang mengayuh sepedanya, tiba-tiba seseorang tak dikenal menyiramkan cairan ke arahnya.

Baca juga: Viral, Video Detik-detik Kecelakaan Dua Sepeda Motor Adu Banteng di Wajo

Beruntung cairan yang diduga air keras itu tak sampai melukai kulitnya.

"Alhamdulillah kulit saya aman. Saya ngeh-nya juga celana saya rusak pas sudah sampai rumah," tandasnya.

Menurut dia, ada dua pesepeda lain yang juga mengalami kejadian serupa di waktu berdekatan.

Baca juga: 5 Hal Seputar Sepeda Kreuz, Disebut Mirip Brompton hingga Dipesan Jokowi

Pembegalan dan penjambretan

Ilustrasi begalThinkstock Ilustrasi begal

Selain penyiraman air keras, aksi kejahatan yang banyak menimpa pesepeda belakangan adalah pembegalan dan penjambretan.

Pada Rabu (21/10/2020), seorang pesepeda menjadi korban penjaambretan di sekitar Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta Pusat.

Saat kejadian, korban yang merupakan seorang karyawan swasta sedang bersepeda bersama teman-temannya.

Baca juga: Dibanderol Harga Tinggi, Apa Keunggulan Sepeda Lipat?

Di tengah perjalanan, korban sempat terpisah dengan temannya. Saat itulah pelaku mengambil handphone korban.

Tak hanya masyarakat sipil, anggota marinir yang bernama Kolonel Marinir Pangestu Widiatmoko pun nyaris menjadi korban begal.

Sementara Kadispen Korps Marinir TNI Angkatan Laut (AL) Letkol Marinir Gugun Saiful Rachman mengatakan, Pangestu sedang mengendarai sepeda dari kediamannya dan terjatuh ketika berada di Jalan Medan Merdeka Barat, tepatnya di bawah jembatan penyeberangan orang (JPO).

Gugun melanjutkan, kecelakaan tersebut diduga diakibatkan adanya aksi percobaan pencurian.

Baca juga: Viral, Video Seorang Pria di Langsa Rusak Knalpot Sepeda Motornya Sendiri, Apa Sebabnya?

Tanggapan kriminolog

Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Strategis Kepolisian Indonesia (LEMKAPI) Edi Saputra Hasibuan mengatakan, minimnya pengamanan pesepeda menjadi salah satu faktor maraknya aksi kejahatan yang menimpa pesepeda.

"Selama ini mungkin pelaku melihat pengamanan agak tidak terlalu ketat terhadap pesepeda," kata Edi saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (31/10/2020).

Di satu sisi, banyak pesepeda yang berasal dari kalangan menengah ke atas. Hal ini merupakan peluang baru bagi pelaku kejahatan.

Baca juga: Selain Motif Ekonomi, Kenapa Banyak Orang Tertarik Jadi Wakil Rakyat?

Meski motifnya beragam, tetapi Edi menilai aksi kejahatan yang menimpa pesepeda ini cenderung bermotif perampokan.

"Sangat sedikit jumlahnya karena (bermotif) iseng. Ini adalah bentuk street crime," jelas dia.

Untuk itu, ia berharap agar Polri menurunkan pengamanan yang kuat di kawasan yang ramai pesepeda.

Menurutnya, kejahatan yang sudah meresahkan dan membahayakan jiwa masyarakat harus ditindak dengan tegas.

"Kita minta Polri tegas dan jangan ragu untuk melumpuhkan penjahat jika sudah membayakan jiwa masyarakat," tutupnya.

Baca juga: Ricuh Demonstrasi Tolak Omnibus Law, Bolehkah Polisi Pakai Kekerasan?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Orang yang Langsung S2 Setelah Sarjana Disebut Minim Performa Kerja, Pengamat Buka Suara

Orang yang Langsung S2 Setelah Sarjana Disebut Minim Performa Kerja, Pengamat Buka Suara

Tren
Ini Alasan Mengapa Perempuan Tak Boleh Tidur 2 Jam Setelah Melahirkan Normal

Ini Alasan Mengapa Perempuan Tak Boleh Tidur 2 Jam Setelah Melahirkan Normal

Tren
Kumpulan Twibbon dan Ucapan Hari Kartini 21 April 2024

Kumpulan Twibbon dan Ucapan Hari Kartini 21 April 2024

Tren
5 Bahaya Menahan Kentut, Bisa Keluar dari Mulut

5 Bahaya Menahan Kentut, Bisa Keluar dari Mulut

Tren
Mengenal Tinitus, Kondisi Ketika Telinga Berdenging, Apa Penyebabnya?

Mengenal Tinitus, Kondisi Ketika Telinga Berdenging, Apa Penyebabnya?

Tren
Psikiater Nutrisi Ungkap 5 Sarapan Favorit, Bantu Siapkan Otak dan Mental Seharian

Psikiater Nutrisi Ungkap 5 Sarapan Favorit, Bantu Siapkan Otak dan Mental Seharian

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 20-21 April 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 20-21 April 2024

Tren
[POPULER TREN] Manfaat Air Kelapa Murni Tanpa Gula | Israel Serang Iran

[POPULER TREN] Manfaat Air Kelapa Murni Tanpa Gula | Israel Serang Iran

Tren
Seorang Pria Ditangkap di Konsulat Iran di Perancis, Ancam Ledakkan Diri

Seorang Pria Ditangkap di Konsulat Iran di Perancis, Ancam Ledakkan Diri

Tren
Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66, Bisa Dapat Insentif Rp 600.000

Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66, Bisa Dapat Insentif Rp 600.000

Tren
Mengenal Mitos Atlantis, Kota dengan Peradaban Maju yang Hilang di Dasar Laut

Mengenal Mitos Atlantis, Kota dengan Peradaban Maju yang Hilang di Dasar Laut

Tren
Mengenal Hak Veto dan Sederet Konversinya, Terbaru Gagalkan Palestina Jadi Anggota PBB

Mengenal Hak Veto dan Sederet Konversinya, Terbaru Gagalkan Palestina Jadi Anggota PBB

Tren
Gunung Ruang Semburkan Gas SO2, Apa Dampaknya bagi Manusia, Tanaman, dan Hewan?

Gunung Ruang Semburkan Gas SO2, Apa Dampaknya bagi Manusia, Tanaman, dan Hewan?

Tren
Kim Jong Un Rilis Lagu, Lirik Sarat Pujian untuk Pemimpin Korea Utara

Kim Jong Un Rilis Lagu, Lirik Sarat Pujian untuk Pemimpin Korea Utara

Tren
Manfaat Mengonsumsi Kubis untuk Menurunkan Tekanan Darah

Manfaat Mengonsumsi Kubis untuk Menurunkan Tekanan Darah

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com