Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update Covid-19 di Dunia 27 Oktober: 43 Juta Infeksi | Uji Klinis Vaksin Covid-19 AstraZeneca pada Lansia

Kompas.com - 27/10/2020, 08:34 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penyebaran virus corona secara global, masih terus bertambah dari hari ke harinya.

Melansir data dari laman Worldometers, hingga Selasa (27/10/2020) pagi, total kasus Covid-19 di dunia terkonfirmasi sebanyak 43.759.033 (43,7 juta) kasus.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 32.140.974 (32,1 juta) pasien telah sembuh, dan 1.164.136 orang meninggal dunia.

Kasus aktif hingga saat ini tercatat sebanyak 10.453.923 dengan rincian 10.375.043 pasien dengan kondisi ringan dan 78.880 dalam kondisi serius.

Baca juga: 10 Mitos tentang Virus Corona Penyebab Covid-19, Masihkah Anda Percaya?

Berikut 10 negara dengan jumlah kasus Covid-19 terbanyak:

1. Amerika Serikat, 8.957.823 kasus, 231.016 orang meninggal, total sembuh 5.808.274.

2. India, 7.945.888 kasus, 119.535 orang meninggal, total sembuh 7.198.715.

3. Brasil, 5.411.550 kasus, 157.451 orang meninggal, total sembuh 4.865.930.

4. Rusia, 1.531.224 kasus, 26.269 orang meninggal, total sembuh 1.146.096.

5. Perancis, 1.165,278 kasus, 35.018 orang meninggal, total sembuh 111.347.

6. Spanyol, 1.156.498 kasus dan 35.031 orang meninggal.

7. Argentina, 1.102.301 kasus, 29,301 orang meninggal, total sembuh 909.586.

8. Kolombia, 1.025.052 kasus, 30.348 orang meninggal, total sembuh 924.044.

9. Inggris, 894.690 kasus dan 44.998 orang meninggal.

10. Meksiko, 891.160 kasus, 88.924 orang meninggal, total sembuh 650.355.

Baca juga: Mengenal 9 Kandidat Vaksin Virus Corona

Indonesia

Pedagang yang tidak mengenakan masker berjalan di depan mural yang berisi pesan waspada virus Corona di Petamburan, Jakarta, Rabu (16/9/2020). Mural tersebut dibuat untuk mengingatkan masyarakat agar menerapkan protokol kesehatan saat beraktivitas karena masih tingginya angka kasus COVID-19 secara nasional. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/aww.ANTARA FOTO/Aprillio Akbar Pedagang yang tidak mengenakan masker berjalan di depan mural yang berisi pesan waspada virus Corona di Petamburan, Jakarta, Rabu (16/9/2020). Mural tersebut dibuat untuk mengingatkan masyarakat agar menerapkan protokol kesehatan saat beraktivitas karena masih tingginya angka kasus COVID-19 secara nasional. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/aww.

Kasus virus corona di Indonesia tercatat juga mengalami peningkatan, baik dari jumlah kasus, sembuh, maupun yang meninggal dunia.

Hingga Senin (26/10/2020) pukul 12.00 WIB, kasus positif Covid-19 bertambah sebanyak 3.222. Sehingga jumlahnya saat ini menjadi 392.934 orang.

Sedangkan untuk kasus sembuh, juga ada penambahan sebanyak 3.908 orang.

Penambahan itu sekaligus menjadikan total pasien yang telah sembuh menjadi 317.672 orang.

Namun, pasien yang meninggal dunia karena infeksi Covid-19 ini juga ikut bertambah sebanyak 112 orang.

Maka, jumlah pasien yang meninggal dunia kini jumlahnya menjadi 13.411 orang.

Baca juga: 465.000 Kasus Baru Covid-19, Bagaimana Kondisi Pandemi di Dunia?

Amerika Serikat

Warga AS berjalan di Times Square, New York, Maret 2020.Shutterstock/Adam McCullough Warga AS berjalan di Times Square, New York, Maret 2020.

Jumlah kematian akibat infeksi virus corona di Amerika Serikat (AS) terus mengalami peningkatan, seperti yang ditakutkan oleh para ahli.

Melansir Al Jazeera, Senin (26/10/2020), peningkatan angka kematian per hari tersebut terjadi di setiap negara bagian.

Kendati demikian, Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa negaranya dalam kondisi baik-baik saja.

Selain itu, menjelang hari pemilihan presiden dan wakil presiden AS yang tak lebih dari seminggu lagi, rata-rata kematian per hari di AS naik 10 persen selama dua minggu terakhir.

Pakar kesehatan telah memperingatkan bahwa hanya masalah waktu sebelum kematian meningkat, mengingat lonjakan kasus yang memecahkan rekor yang melanda negara itu.

Baca juga: Benarkah Pengobatan Covid-19 yang Dipakai Donald Trump Berasal dari Jaringan Janin?

Sri Lanka

Masih mengutip dari sumber yang sama, salah satu negara di Asia Selatan, Sri Lanka, menutup parlemen setelah kasus virus corona terdeteksi.

Parlemen ditutup selama dua hari setelah seorang petugas polisi di kompleks itu dinyatakan positif terkena Covid-19 di tengah lonjakan kasus baru di negara itu.

Hal itu disampaikan oleh sersan parlemen, Narendra Fernando.

Beberapa rekan dan staf parlemen juga akan menjalani tes guna memastikan apakah mereka ikut terpapar virus corona atau tidak.

Sri Lanka telah menyaksikan wabah Covid-19 sejak awal bulan ini ketika sebuah klaster baru muncul, berpusat di sebuah pabrik garmen dekat Kolombo.

Baca juga: Saat Australia Mencoba Alternatif Pelacakan Virus Corona Melalui Selokan...

Australia

Hotel bintang lima di Sydney menjual paket agar warga mau berlibur di kota sendiri.AAP/MICK TSIKAS via ABC INDONESIA Hotel bintang lima di Sydney menjual paket agar warga mau berlibur di kota sendiri.

Negara bagian di Australia, Victoria mencatat nol kasus Covid-19, dan menjadi yang pertama sejak Juli.

Hal ini menjadi pencapaian pertama dalam empat bulan terakhir bagi negara bagian yang menjadi lokasi kota Melbourne ini.

Pemimpin negara bagian Victoria, Daniel Andrews, menunda pembukaan kembali Kota Melbourne pada Minggu (25/10/2020) waktu setempat, setelah muncul wabah di wilayah utara negara bagian tersebut.

Para pejabat setempat menyatakan pihaknya telah memeriksa sekitar 15.000 di area tersebut dan semuanya menyatakan negatif Covid-19.

"Ini adalah salah satu hasil terbaik yang dapat kita harapkan," kata Komandan Tes dan Keterlibatan Masyarakat Victoria, Jeroen Weimar.

Baca juga: Saat Eropa Tak Siap Menghadapi Gelombang Kedua Pandemi Corona...

Kabar vaksin

Ilustrasi relawan uji coba vaksin AstraZeneca meninggal di Brasil. Vaksin corona eksperimental yang dikembangkan AstraZeneca dan Oxford University.SHUTTERSTOCK/Africa Studio Ilustrasi relawan uji coba vaksin AstraZeneca meninggal di Brasil. Vaksin corona eksperimental yang dikembangkan AstraZeneca dan Oxford University.

Vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh Universitas of Oxford dan AstraZeneca berhasil membentuk kekebalan tubuh pada lansia atau lanjut usia, kelompok yang berisiko tinggi.

Ini adalah hasil uji tahap awal yang dilaporkan oleh Financial Times dengan mengutip dua orang sumber yang tak ingin disebutkan namanya, seperti dilansir dari Reuters, Senin (26/10/2020).

Menurut kedua sumber tersebut, vaksin itu memicu antibodi dan sel-T pada kelompok usia tua.

Hasil ini masih membutuhkan penelitian lanjutan untuk membuktikan vaksin Covid-19 tersebut efektif dan aman bagi pada lansia.

Baca juga: Profil AstraZeneca, Penyedia 100 Juta Vaksin Corona untuk Indonesia

Financial Times mengungkapkan rincian penelitian ini diharapkan segera dipublikasikan di jurnal kesehatan, tanpa menyebutkan nama jurnal tempat publikasinya.

Hasil penelitian ini sejalan dengan publikasi pada Juli lalu di mana vaksin AstraZeneca mendorong respons kekebalan tubuh pada grup orang dewasa berusia 18-55 tahun.

AstraZeneca dan Oxford Vaksin ini sedang melakukan uji klinis tahap akhir di Brasil, Amerika Serikat, dan beberapa negara lainnya.

Vaksin ini menggunakan vektor virus yang dilemahkan dari virus flus biasa simpanse yang mengodekan instruksi untuk membuat protein dari novel coronavirus untuk membangun kekebalan terhadap Covid-19.

Baca juga: Simak, Ini 15 Makanan yang Sebaiknya Dihindari agar Sistem Imun Kuat

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: 6 Makanan dan Minuman untuk Bantu Tidur Lebih Nyenyak

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

PDI-P Laporkan Hasil Pilpres 2024 ke PTUN Usai Putusan MK, Apa Efeknya?

PDI-P Laporkan Hasil Pilpres 2024 ke PTUN Usai Putusan MK, Apa Efeknya?

Tren
UKT Unsoed Tembus Belasan-Puluhan Juta, Kampus Sebut Mahasiswa Bisa Ajukan Keringanan

UKT Unsoed Tembus Belasan-Puluhan Juta, Kampus Sebut Mahasiswa Bisa Ajukan Keringanan

Tren
Sejarah dan Makna Setiap Warna pada Lima Cincin di Logo Olimpiade

Sejarah dan Makna Setiap Warna pada Lima Cincin di Logo Olimpiade

Tren
Ramai Anjuran Pakai Masker karena Gas Beracun SO2 Menyebar di Kalimantan, Ini Kata BMKG

Ramai Anjuran Pakai Masker karena Gas Beracun SO2 Menyebar di Kalimantan, Ini Kata BMKG

Tren
Kenya Diterjang Banjir Bandang Lebih dari Sebulan, 38 Meninggal dan Ribuan Mengungsi

Kenya Diterjang Banjir Bandang Lebih dari Sebulan, 38 Meninggal dan Ribuan Mengungsi

Tren
Dari Jakarta ke Penang, WNI Akhirnya Berhasil Obati Katarak di Korea

Dari Jakarta ke Penang, WNI Akhirnya Berhasil Obati Katarak di Korea

Tren
Warganet Kaitkan Kenaikan UKT Unsoed dengan Peralihan Menuju PTN-BH, Ini Penjelasan Kampus

Warganet Kaitkan Kenaikan UKT Unsoed dengan Peralihan Menuju PTN-BH, Ini Penjelasan Kampus

Tren
Israel Diduga Gunakan WhatsApp untuk Targetkan Serangan ke Palestina

Israel Diduga Gunakan WhatsApp untuk Targetkan Serangan ke Palestina

Tren
Apa Itu Asuransi? Berikut Cara Kerja dan Manfaatnya

Apa Itu Asuransi? Berikut Cara Kerja dan Manfaatnya

Tren
'Streaming' Situs Ilegal Bisa Kena Retas, Curi Data, dan Isi Rekening

"Streaming" Situs Ilegal Bisa Kena Retas, Curi Data, dan Isi Rekening

Tren
Kata Media Asing soal Penetapan Prabowo sebagai Presiden Terpilih, Menyoroti Niat Menyatukan Elite Politik

Kata Media Asing soal Penetapan Prabowo sebagai Presiden Terpilih, Menyoroti Niat Menyatukan Elite Politik

Tren
Jokowi Batal Hadiri Pemberian Satyalancana untuk Gibran dan Bobby, Ini Penyebabnya

Jokowi Batal Hadiri Pemberian Satyalancana untuk Gibran dan Bobby, Ini Penyebabnya

Tren
Berapa Jarak Ideal Jalan Kaki untuk Menurunkan Berat Badan?

Berapa Jarak Ideal Jalan Kaki untuk Menurunkan Berat Badan?

Tren
Dokter Ingatkan Kerokan pada Anak Bisa Berbahaya, Begini Alternatif Amannya

Dokter Ingatkan Kerokan pada Anak Bisa Berbahaya, Begini Alternatif Amannya

Tren
11 Buah dan Sayuran Berikut Bisa Memperpanjang Umur, Termasuk Alpukat

11 Buah dan Sayuran Berikut Bisa Memperpanjang Umur, Termasuk Alpukat

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com