KOMPAS.com - Memiliki berat badan yang ideal menjadi impian setiap orang. Sementara, menurunkan berat badan menjadi tantangan tersendiri bagi sebagian orang.
Melansir Healthline, diet rendah karbohidrat efektif menurunkan berat badan dan lebih mudah dilakukan dibandingkan diet lainnya.
Penurunan berat badan dengan diet rendah karbohidrat bertujuan untuk mengurangi nafsu makan secara signifikan, membuat berat badan turun dengan cepat, dan meningkatkan kesehatan metabolisme pada saat bersamaan.
Baca juga: Mengenal Apa Itu Bulimia, Gangguan Makan Serius yang Sempat Dialami Vicky Shu
Bagaimana caranya?
Bagian terpenting yang dapat dilakukan yaitu mengurangi gula dan pati atau karbohidrat.
Saat melakukannya, tingkat rasa lapar akan turun dan biasanya berdampak pada mengonsumsi kalori yang jauh lebih sedikit.
Alih-alih membakar karbohidrat untuk energi, tubuh mulai membakar lemak yang tersimpan.
Manfaat lain mengurangi karbohidrat antara lain menurunkan kadar insulin, menyebabkan ginjal melepaskan kelebihan natrium dan air. Hal tersebut mengurangi kembung dan berat air yang tidak diperlukan tubuh.
Baca juga: Simak, Berikut Jenis Makanan yang Baik dan Buruk untuk Penderita Diabetes
Menurut beberapa ahli diet, tak jarang terjadi penurunan berat badan hingga 4,5 kg atau lebih pada minggu pertama dengan pola makan ini. Penurunan berat badan mencakup lemak tubuh dan berat air.
Satu studi pada wanita sehat dengan obesitas melaporkan, diet rendah karbohidrat lebih efektif dibandingkan diet rendah lemak untuk menurunkan berat badan jangka pendek.
Penelitian menunjukkan, diet rendah karbohidrat bisa mengurangi nafsu makan, yang dapat membuat makan lebih sedikit kalori tanpa merasa lapar.
Sederhananya, mengurangi karbohidrat dapat menyebabkan penurunan berat badan dengan cepat dan mudah.
Baca juga: Kurma untuk Penderita Diabetes, Apakah Aman?
Setiap makanan yang dikonsumsi harus menyertakan sumber protein, lemak, dan sayuran rendah karbohidrat.
Sebagai aturan umum, coba untuk makan dua hingga tiga kali sehari.
Jika merasa lapar di sore hari, tambahkan makanan keempat.
Menyusun makanan dengan cara ini akan menurunkan asupan karbohidrat menjadi sekitar 20-50 gram per hari.
Baca juga: Sejarah Tempe, Makanan Kaya Protein yang Lahir dari Era Tanam Paksa
Bagian penting dari diet ini adalah mengonsumsi banyak protein. Makan banyak protein dapat meningkatkan pengeluaran kalori hingga 80-100 kalori per hari.
Diet tinggi protein dapat mengurangi rasa ngidam dan pikiran obesif tentang makanan hingga 60 persen, mengurangi keinginan ngemil larut malam hingga setengahnya, dan membuat seseorang merasa kenyang.
Dalam sebuah penelitian, dengan diet tinggi protein, membuat orang makan 441 kalori lebih sedikit per hari.
Adapun sumber protein sehat meliputi daging (sapi, ayam, babi, domba), ikan atau makanan laut (salmon, udang), telur (telur utuh dengan kuning telur), dan protein nabati (kacang-kacangan, polong-polongan, kedelai).
Baca juga: 9 Makanan yang Harus Dihindari Penderita Darah Tinggi
Jangan takut mengonsumsi sayuran rendah karbohidrat, karena dikemas dengan nutrisi dan bisa dikonsumsi dalam jumlah banyak tanpa melebihi 20-50 karbohidrat bersih per hari.
Pola makan yang sebagian besar didasarkan pada sumber protein tanpa lemak dan sayuran mengandung semua serat, vitamin, dan mineral yang dibutuhkan tubuh untuk menjadi sehat.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.