Dalam kesepakatan itu, AstraZeneca akan bertanggungjawab di bidang pengembangan dan manufaktur global, serta pendistribusian vaksin AZD1222 ke seluruh dunia.
Baca juga: Bagaimana Vaksin Flu dapat Membantu Melawan Covid-19?
Namun, pada awal September 2020, AstraZeneca dan Oxford sempat mengehentikan semua uji klinis yang tengah dilakukan.
Diberitakan Kompas.com, Kamis (15/10/2020) penangguhan itu dilakukan setelah seorang sukarelawan di Inggris mengalami peradangan yang disebut dengan myelitis transversal.
Penangguhan itu merupakan yang kedua kalinya bagi Oxford dan AstraZeneca, setelah sebelumnya, pada Juli 2020, uji klinis mereka juga dihentikan setelah seorang sukarelawan mengalami gejala neurologis.
Baca juga: Virus Corona, Wabah Demam Berdarah, dan Analisis Para Ahli...
Relawan meninggal di Brasil
Terbaru, seperti diberitakan Kompas.com, Kamis (22/10/2020) seorang sukarelawan meninggal dunia dalam uji klinis vaksin AstraZeneca yang dilakukan di Brasil.
Kematian sukarelawan itu diumumkan pada Rabu (21/10/2020) oleh Badan Pengawas Kesehatan Brasil, Anvisa.
Namun, penyelenggara menyebut uji klinis tidak akan dihentikan.
Sementara itu, seperti diberitakan Kompas.com, Jumat (23/10/2020) uji klinis tersebut kembali dilanjutkan, setelah dilakukannya peninjauan atas kasus kematian sukarelawan itu.
Namun, otoritas kesehatan Brasil tidak memberikan rincian tentang kematian tersebut dengan alasan protokol kerahasiaan.
Baca juga: Benarkah Gunakan Masker Ganggu Kinerja Paru-paru?
Sementara itu, Universitas Oxford mengatakan "penilaian cermat" yang dilakukan menunjukkan tidak ada masalah keamanan.
Di sisi lain, AstraZeneca mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka tidak dapat mengomentari kasus per individu, tetapi dapat mengonfirmasi bahwa semua proses peninjauan yang diperlukan telah dilakukan.
Uji klinis tersebut kembali dilanjutkan, dan diperkirakan vaksin dari AstraZeneca dan Oxford akan menjadi salah satu yang pertama tersedia di pasaran.
Pengujian tahap pertama dan kedua telah mencatatkan hasil memuaskan, sedangkan pengujian tahap ketiga masih dalam proses.
Baca juga: AS Tak Rekomendasikan Vaksin Covid-19 untuk Anak di Tahap Awal