Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Diminta Tak Pesan Vaksin Covid-19 Sebelum Terbukti Aman dan Efektif

Kompas.com - 23/10/2020, 19:15 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Terobosan pemerintah dengan memfinalisasi pembelian vaksin dari tiga perusahaan di luar negeri, yakni dari Cansino, G42/Sinopharm, dan Sinovac, menuai beragam komentar.

Beberapa perhimpunan dokter bahkan mendesak pemerintah agar tidak terburu-buru dalam membeli vaksin sebelum memastikan benar-benar aman.

Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) mengeluarkan surat resmi menanggapi rencana vaksinasi Covid-19.

Selain PDPI, Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) juga meminta agar pemerintah tidak tergesa-gesa dalam melakukan vaksinasi Covid-19.

Pernyataan itu disampaikan PAPDI dalam sebuah surat rekomendasi yang diunggah melalui Twitter resmi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI).

Baca juga: Studi: Vaksin Corona AstraZeneca Disebut Picu Respons Imun Kuat dan Sesuai Instruksi

Epidemiolog dari Universitas Indonesia Pandu Riono menilai, terobosan pemerintah dengan membeli berbagai vaksin dari luar negeri.

Menurut dia, beberapa kandidat vaksin tersebut kini masih dalam tahap akhir uji klinis fase 3. Artinya, belum ada jaminan vaksin itu akan lolos uji klinis fase 3 dan aman bagi masyarakat.

"Jangan pesan kandidat vaksin dulu karena sampai detik ini memang belum ada yang terbukti efektivitasnya," kata Pandu saat dihubungi Kompas.com, Jumat (23/10/2020).

Oleh karena itu, Pandu menilai, apa yang dilakukan pemerintah saat ini seperti terkesan ngoyo dan terburu-buru.

Apalagi, Indonesia saat ini juga telah ikut dalam kerja sama multilateral dengan WHO, GAVI,  dan CEPI lewat COVAX Facility.

"Kita kan sebenarnya sudah ikut kerjasama multilateral. Ngapain masih kayak orang ketakutan enggak dapat vaksin. Kita fokus saja di kerja sama multilateral di COVAX," jelas Pandu.

Baca juga: Rekam Jejak Upaya Penemuan Vaksin Covid-19 dan Tahapan yang Dilalui

Stop dan batalkan rencana pembelian vaksin

Pandu menyarankan pemerintah menyetop dan membatalkan rencana pembelian vaksin yang bersifat Business to Business (B2B).

Sebaliknya, dengan menjalin kerja sama multilateral di bawah koordinasi WHO, Indonesia juga dapat berperan dalam membantu dunia.

"Mereka mengkoordinir kalau sudah disepakati vaksinnya. Produksi vaksin itu akan dilempar ke tempat masing-masing. Termasuk di Bio Farma yang pabriknya sudah disetujui untuk jadi salah satu pabrik vaksin," ujar dia.

"Jadi, stop dan batalkan semua rencana pembelian vaksin Business to Business (B2B). Kecuali kalau vaksinnya itu nanti terpilih menjadi disepakati dunia," kata Pandu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Terbaru, 40.839 Lowongan Kerja untuk PPPK dan CASN Kemensos 2024

Terbaru, 40.839 Lowongan Kerja untuk PPPK dan CASN Kemensos 2024

Tren
Orang yang Langsung S2 Setelah Sarjana Disebut Minim Performa Kerja, Pengamat Buka Suara

Orang yang Langsung S2 Setelah Sarjana Disebut Minim Performa Kerja, Pengamat Buka Suara

Tren
Ini Alasan Mengapa Perempuan Tak Boleh Tidur 2 Jam Setelah Melahirkan Normal

Ini Alasan Mengapa Perempuan Tak Boleh Tidur 2 Jam Setelah Melahirkan Normal

Tren
Kumpulan Twibbon dan Ucapan Hari Kartini 21 April 2024

Kumpulan Twibbon dan Ucapan Hari Kartini 21 April 2024

Tren
5 Bahaya Menahan Kentut, Bisa Keluar dari Mulut

5 Bahaya Menahan Kentut, Bisa Keluar dari Mulut

Tren
Mengenal Tinitus, Kondisi Ketika Telinga Berdenging, Apa Penyebabnya?

Mengenal Tinitus, Kondisi Ketika Telinga Berdenging, Apa Penyebabnya?

Tren
Psikiater Nutrisi Ungkap 5 Sarapan Favorit, Bantu Siapkan Otak dan Mental Seharian

Psikiater Nutrisi Ungkap 5 Sarapan Favorit, Bantu Siapkan Otak dan Mental Seharian

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 20-21 April 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 20-21 April 2024

Tren
[POPULER TREN] Manfaat Air Kelapa Murni Tanpa Gula | Israel Serang Iran

[POPULER TREN] Manfaat Air Kelapa Murni Tanpa Gula | Israel Serang Iran

Tren
Seorang Pria Ditangkap di Konsulat Iran di Perancis, Ancam Ledakkan Diri

Seorang Pria Ditangkap di Konsulat Iran di Perancis, Ancam Ledakkan Diri

Tren
Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66, Bisa Dapat Insentif Rp 600.000

Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66, Bisa Dapat Insentif Rp 600.000

Tren
Mengenal Mitos Atlantis, Kota dengan Peradaban Maju yang Hilang di Dasar Laut

Mengenal Mitos Atlantis, Kota dengan Peradaban Maju yang Hilang di Dasar Laut

Tren
Mengenal Hak Veto dan Sederet Konversinya, Terbaru Gagalkan Palestina Jadi Anggota PBB

Mengenal Hak Veto dan Sederet Konversinya, Terbaru Gagalkan Palestina Jadi Anggota PBB

Tren
Gunung Ruang Semburkan Gas SO2, Apa Dampaknya bagi Manusia, Tanaman, dan Hewan?

Gunung Ruang Semburkan Gas SO2, Apa Dampaknya bagi Manusia, Tanaman, dan Hewan?

Tren
Kim Jong Un Rilis Lagu, Lirik Sarat Pujian untuk Pemimpin Korea Utara

Kim Jong Un Rilis Lagu, Lirik Sarat Pujian untuk Pemimpin Korea Utara

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com