Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Santri 2020, Berikut Sejarah Penetapannya hingga Siapa yang Disebut Santri

Kompas.com - 21/10/2020, 13:07 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

Oleh karena itu, lanjut Komaruddin, Hari Santri merupakan sebuah pemaknaan sejarah yang otentik, ketika perjuangan bangsa dibangun di atas keikhlasan dan ketulusan para santri yang berpaham merah putih.

Santri dapat menjadi pemersatu umat, baik secara psikologis, ideologis, maupun politis.

”Partai boleh berbeda, tetapi semangat kesantriannya tetap sama,” katanya.

Peringatan ini diharapkan menjadi pendorong bagi seluruh umat Islam di Indonesia untuk menanamkan komitmen bangsa di dalam dirinya.

Baca juga: Mengenal Pasukan Marinir TNI yang Kawal Pulang Massa Pedemo Tolak Omnibus Law di Jakarta

Definisi santri

Menurut Kamaruddin Amin dalam opini Harian Kompas, 22 Oktober 2015, definisi santri tidak tertaut pada satu kelompok saja.

Dia mengatakan jika membaca sejarah perjuangan tokoh-tokoh Islam yang berdarah merah putih, terlihat bahwa mereka memiliki komitmen keislaman dan keindonesiaan yang sangat kuat.

Mereka seperti Hasyim Asyari (NU), KH Ahmad Dahlan (Muhammadiyah), A Hassan (Persis), Ahmad Soorkati (Al-Irsyad), Mas Abd Rahman (Matlaul Anwar).

"Kalau definisi santri dapat dinisbahkan kepada mereka, maka santri adalah mereka yang memiliki komitmen keislaman dan keindonesiaan, mereka yang hidupnya diinspirasi dan diselimuti nilai-nilai Islam di satu sisi dan semangat serta kesadaran penuh tentang kebangsaan Indonesia yang majemuk di sisi lain," tulisnya.

Baca juga: Soal Akun Instagram Ibu Ani, Kenangan SBY dan Foto-foto Eksklusif...

Oleh sebab itu, santri tidaklah eksklusif teratribusi pada komunitas tertentu, tetapi mereka yang dalam tubuhnya mengalir darah Merah Putih dan tarikan napas kehidupannya terpancar kalimat la ilaha illallah.

Jika definisi itu disepakati, maka penetapan Hari Santri menjadi sangat relevan dalam konteks Indonesia modern yang plural. Hari Santri menjadi milik umat Islam Indonesia secara keseluruhan.

Menurutnya, definisi santri seperti di atas diharapkan menjadi driving force yang dapat mengintegrasikan, tak hanya ideologis sosiologis, tetapi juga politis.

Oleh karena itu, penetapan Hari Santri setidaknya merupakan, pertama, pemaknaan sejarah Indonesia yang orisinal dan otentik yang tidak terpisah dari episteme bangsa.

Baca juga: Banyak Diminati, Berikut Keistimewaan hingga Sejarah Ikan Cupang di Indonesia

Sejumlah santri asal Ponpes Gontor berpose ketika mengikuti wisuda penyintas  COVID-19 di halaman Rumah Sakit Lapangan Surabaya, Jawa Timur, Selasa (28/7/2020). Berdasarkan data Satgas penanganan COVID-19 menyatakan jumlah pasien sembuh di Jawa Timur pada (28/7) sebanyak 401 pasien sehingga total pasien yang dinyatakan sembuh tercatat 13.081 orang. ANTARA FOTO/Zabur Karuru/hp.ANTARA FOTO/Zabur Karuru Sejumlah santri asal Ponpes Gontor berpose ketika mengikuti wisuda penyintas COVID-19 di halaman Rumah Sakit Lapangan Surabaya, Jawa Timur, Selasa (28/7/2020). Berdasarkan data Satgas penanganan COVID-19 menyatakan jumlah pasien sembuh di Jawa Timur pada (28/7) sebanyak 401 pasien sehingga total pasien yang dinyatakan sembuh tercatat 13.081 orang. ANTARA FOTO/Zabur Karuru/hp.

Bahwa, Indonesia tak hanya dibangun di atas senjata, darah, dan air mata, tetapi berdiri karena keikhlasan dan perjuangan para santri religius yang berdarah Merah Putih.

Kedua, secara sosio-politik mengonfirmasi kekuatan relasi Islam dan negara.

Indonesia dapat menjadi model dunia tentang hubungan Islam dan negara.

Baca juga: 10 Negara dengan Cadangan Minyak Terbesar di Dunia, Mana Saja?

Ketiga, meneguhkan persatuan umat Islam yang telah terafiliasi dan menyejarah dalam ormas-ormas Islam dan parpol yang berbeda. Perbedaan melebur dalam semangat kesantrian yang sama.

Keempat, pengarusutamaan santri yang berpotensi termarjinalkan oleh derasnya arus globalisasi. Penetapan Hari Santri tentu tak hanya bersifat simbolik formalistik, tetapi bentuk afirmasi realistis atas komunitas santri.

Kelima, menegaskan distingsi Indonesia yang religius demokratis atau upaya merawat dan mempertahankan religiositas Indonesia yang demokratis di tengah kontestasi pengaruh ideologi agama global yang cendrung ekstrem radikal.

Baca juga: 9 Negara Terkaya di Dunia 2020, Indonesia Nomor Berapa?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com