KOMPAS.com - Hai, apa kabarmu? Musim penghujan tampaknya sudah kita masuki pekan-pekan ini. Hujan makin kerap turun bahkan jedanya hanya dalam hitungan hari saja.
Berkah dari langit yang disambut petani di desa-desa dengan syukur dan penuh harap bisa menyuburkan tanah serta menumbuhkan tanaman disikapi secara berbeda oleh warga kota, setidaknya Jakarta dan sekitarnya.
Banyak warga di Jakarta dan kota-kota besar lain menyikapi hujan apalagi yang intensitasnya tinggi dengan perasaan cemas. Pengalaman tidak mengenakkan lantaran banjir yang menyertai hujan membuat kecemasan meningkat setiap hujan lebat.
Awal 2020, sebelum sepanjang tahun kita disibukkan dengan penanganan Covid-19, warga Jakarta dan sekitarnya mendapat hadiah tahun baru berupa banjir besar persis di awal Januari.
Setidaknya 53 orang meninggal karena banjir. Mata dunia internasional menyorot Jakarta dan juga Indonesia untuk peristiwa alam berulang yang menimbulkan kerugian besar ini.
Makin kerapnya hujan dan mendekatnya Januari semoga menjadi peringatan bagi semua pihak, khususnya pemerintah daerah untuk mengantisipasi banjir dan bencana lainnya.
Kita yang tinggal di perkotaan berharap bisa punya sikap yang sama seperti para petani di desa-desa saat mendapati hujan turun. Bersyukur dan berpengharapan akan tanah yang subur setelah hujan, bukan cemas berlebihan.
Dengan akan berakhirnya Oktober, kita menjadi sadar tahun baru 2021 sudah menjelang. Waktu terasa berjalan demikian cepat meskipun kita sadar bahwa waktu tidak mempercepat, tidak memperlambat.
Situasi pandemi Covid-19 pasti mengubah banyak rencana, merevisi rencana atau mungkin membuat rencana baru sesuai situasi nyata.
Apa hasilnya? Mungkin tidak terlalu menggembirakan, seperti dialami hampir semua sektor usaha.
Kita ada di kapal yang sama saat menghadapi pandemi ini. Kita mengalami kesulitan yang sama.
Pengalaman dan hasil yang mungkin tidak menggembiraakan hari ini adalah proses yang secara tidak sadar membuat kita lebih kuat, lebih tangguh, lebih berkemampuan. Kecakapan karena pandemi ini bisa jadi bekal kita di masa mendatang saat menghadapi situasi krisis.
Ini mungkin seperti hiburan di tengah kekecewaan. Tetapi, tidak ada salahnya mengendapkan hiburan ini.
Sikap positif melihat kekecewaan jauh lebih berfaedah daripada sikap negatif. Perasaan terhibur yang terungkap dalam kegembiraan juga baik untuk kesehatan jiwa.