Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Napoleon Bonaparte Gagal Taklukkan Rusia

Kompas.com - 19/10/2020, 09:53 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hari ini 208 tahun yang lalu, tepatnya pada 19 Oktober 1812, panglima perang sekaligus Kaisar Perancis, Napoleon Bonaparte bersama pasukannya harus menerima kekalahan pahit dan mengundurkan diri dari Moskow, Rusia.

Dilansir dari History, invasi Napoleon ke Rusia bermula dari penolakan Tsar Alexander I terhadap Sistem Kontinental yang digagas oleh Napoleon.

Tidak terima dengan penolakan ini, pada 24 Juni 1812, Napoleon mengerahkan Grande Armee dengan kekuatan lebih dari 500.000 prajurit. Hingga hari ini, pengerahan pasukan tersebut merupakan yang terbesar dalam sejarah.

Di awal invasi, Napoleon harus menghadapi taktik mundur teratur dari Rusia.

Mereka menghindari pertempuran terbuka dengan pasukan Napoleon yang berkekuatan jauh lebih besar.

Dipimpin oleh Jenderal Mikhail Kutuzov, Rusia melakukan taktik mundur teratur ke dalam wilayah negara itu sembari membakar setiap kota atau desa yang mereka tinggalkan.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Penemu Bola Lampu Pijar, Thomas Alva Edison, Meninggal Dunia

Tiba di Moskow

Pada 7 September 1812 terjadi perang besar, Battle of Borodino, yang menghasilkan kerugian bagi kedua belah pihak.

Selang tujuh hari kemudian, pada 14 September, Napoleon bersama pasukannya tiba di Moskow. Hal pertama yang dilakukan Napoleon adalah mencoba mengisi ulang perbekalan mereka.

Namun, hampir seluruh penduduk telah meninggalkan Moskow, sedangkan pasukan Rusia kembali memainkan taktik mundur teratur.

Pada pagi harinya, kebakaran yang dipicu oleh prajurit Rusia menyebar hingga ke seluruh kota.

Kebakaran ini turut menghanguskan kamp Grande Armee.

Napoleon mencoba mempertahankan kedudukannya di Moskow, dan menunggu pernyataan menyerah dari Rusia.

Namun, setelah satu bulan menunggu, pernyataan menyerah itu tidak kunjung datang dan musim dingin pun tiba.

Hawa dingin menusuk, ditambah dengan semakin menipisnya perbekalan, akhirnya memaksa Napoleon memerintahkan pasukannya yang kelaparan untuk mundur dari Moskow.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Studio Kartun Walt Disney Didirikan

Melarikan diri

Setelah memutuskan untuk mundur dari Moskow, pasukan Napoleon terus menghadapi serangan sporadis dari prajurit militan Rusia.

Kelaparan dan tak berdaya, Grande Armee akhirnya berhasil mencapai Sungai Berezina, salah satu titik perbatasan antara kedua negara, pada akhir November.

Namun, pasukan Rusia telah menghadang dan menutup jalur yang sedianya akan mereka lewati. Pada 26 November, Napoleon akhirnya memaksa pasukannya memutar jalur melewati Studienka.

Butuh waktu tiga hari bagi Napoleo dan pasukannya untuk menyeberangi sungai. Setelah itu, dia memerintahkan prajuritnya untuk membakar jembatan darurat yang mereka gunakan untuk menyeberang.

Akibat keputusan itu, sekitar 10.000 orang prajurit tertinggal di wilayah Rusia. Pelarian itu semakin memburuk dan Napoleon akhirnya dipastikan kalah pada 8 Desember.

Pada saat itu, dia membawa sisa pasukannya untuk mundur ke Paris, dan meninggalkan prajuritnya yang lain. Enam hari kemudian, Napoleon bersama Grande Armee akhirnya berhasil melepaskan diri dari Rusia.

Namun, invasi itu harus dibayar mahal dengan kematian lebih dari 400.000 orang prajurit Perancis.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Krisis Wabah Demam Kuning Landa Philadelphia

Dampak kegagalan invasi

Dilansir dari Britannica, kegagalan invasi Napoleon ke Rusia, kelak akan berujung pada kejatuhannya sebagai Kaisar Perancis.

Peristiwa ini mendorong semua orang di Eropa untuk menentang Napoleon. Di Jerman, berita tersebut memicu pecahnya demonstrasi anti-Prancis.

Sementara itu, kontingen Prusia meninggalkan Grande Armee pada Desember 1812 dan berbalik melawan Perancis.

Austria juga menarik pasukan mereka, dan menentang Napoleon. Hal serupa juga terjadi di Italia, orang-orang mulai meninggalkan Napoleon.

Bahkan di Perancis, tanda-tanda ketidakpuasan terhadap rezim Napoleon juga terjadi. Di Paris, seorang jenderal yang tidak puas, Claude-Francois de Malet, hampir berhasil melakukan kudeta setelah mengumumkan pada 23 Oktober 1812, bahwa Napoleon telah meninggal di Rusia.

Insiden ini adalah faktor utama yang mendasari keputusan Napoleon untuk segera kembali ke Perancis.

Setibanya di Paris pada 18 Desember, Napoleon mencoba memperkuat kekuasaannya kembali dengan, mengumpulkan uang melalui berbagai cara, dan membentuk pasukan baru.

Pada 1813, negara-negara yang berada di bawah Kekaisaran Perancis mulai berbalik memberontak dan menuntut kemerdekaan. 

Kalah dan diasingkan

Pada Januari 1814, Perancis diserang di semua perbatasannya. Pasukan Aliansi, yang terdiri dari Austria, Prusia, Rusia, dan Inggris Raya, dengan cerdik mengumumkan bahwa mereka berperang bukan melawan rakyat Perancis tetapi hanya melawan Napoleon.

Dalam Perjanjian Chaumont yang disepakati pada Maret 1814, Austria, Rusia, Prusia, dan Inggris Raya mengikatkan diri bersama selama 20 tahun, dan berjanji untuk tidak berunding secara terpisah, serta berjanji untuk melanjutkan perjuangan sampai Napoleon digulingkan.

Pada 6 April 1814, Napoleon akhirnya berhasil diturunkan dari tahtanya. Dia kemudian diasingkan ke pulau Elba.

Berdasarkan Perjanjian Fontainebleau, pihak Aliansi memberinya pulau Elba sebagai kekaisaran yang berdaulat, pendapatan tahunan sebesar dua juta franc yang akan disediakan oleh Perancis, dan 400 orang pasukan sebagai penjaga.

Selain itu, Napoleon juga masih diberi hak untuk menyandang gelar Kaisar. Setelah gagal mengakhiri hidupnya dengan menenggak racun, Napoleon akhirnya menerima pengasingannya dan tiba di pulau Elba pada 4 Mei 1814.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Aplikasi Instagram Pertama Kali Dirilis

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com