Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/10/2020, 12:30 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

hoaks

hoaks!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.

KOMPAS.com - Informasi soal masker menyebabkan kanker beredar di media sosial.

Penyebabnya, menggunakan masker dapat mengakibatkan pengguna kekurangan oksigen. 

Klaim tersebut disanggah para ahli kesehatan. Menurut mereka, mengenakan masker tidak membuat seseorang berisiko lebih tinggi terkena kanker.

Selain itu, tidak ada bukti terkini yang mengaitkan penggunaan masker wajah dengan kanker.

Narasi yang Beredar

Klaim bahwa masker menyebabkan kanker beredar di media sosial selama beberapa bulan terakhir ini. Salah satu akun yang melayangkan klaim itu adalah akun Facebook Nicola Guillermo.

Pada 28 September 2020 dia menulis status soal masker menyebabkan kanker dan kerusakan otak, yakni kekurangan oksigen. Berikut isi statusnya:

"Masks cause cancer and brain damage ie. oxygen deprivation. The more you know."

Status Facebook soal masker menyebabkan kanker.Facebook Status Facebook soal masker menyebabkan kanker.

Selain itu, akun Facebook MikaLavicci Brand menulis status yang mengaitkan antara kanker dan masker.

Dia menulis, "Deprive a cell of 35% of it's oxygen, and it may Become Cancerous." Dalam Bahasa Indonesia, statusnya berbunyi, "Menghilangkan 35% sel dari oksigen, dan itu bisa menjadi kanker."

Penjelasan

Ahli kesehatan yang tergabung dalam organisasi nirlaba Learnaboutcovid19.org menegaskan, menggunakan masker tidak membuat seseorang berisiko lebih tinggi terkena kanker.

Tidak ada bukti terkini yang mengaitkan penggunaan masker wajah dengan kanker.

Ilmu pengetahuan menunjukkan bahwa risiko terkait penggunaan masker secara keseluruhan rendah, sementara manfaatnya tinggi.

Karena molekul oksigen dan karbondioksida sangat kecil, masker wajah tidak mengurangi jumlah oksigen yang masuk ke dalam masker maupun tidak meningkatkan jumlah karbon dioksida yang tertinggal di dalam masker.

"Akibatnya, masker wajah tidak mengganggu tingkat pH tubuh, mempengaruhi aliran darah, atau mengubah tubuh seseorang dengan cara apapun yang dapat membuat seseorang berisiko lebih tinggi terkena kanker," tulis Learnaboutcovid19.org pada 10 September 2020.

AFP Fact Check menulis bahwa American Lung Association, University of Maryland Medical System, Ohio State University Wexner Medical Center, dan Mayo Clinic Health System menyanggah anggapan bahwa mengenakan masker dapat menurunkan asupan oksigen.

Mayo Clinic Health System menjelaskan bahwa penggunaan masker tidak memiliki risiko hipoksia, yaitu kadar oksigen yang lebih rendah pada orang dewasa yang sehat.

Karbon dioksida akan menyebar bebas melalui masker saat Anda bernapas.

Cara Memakai Masker yang Benarcovid19.go.id Cara Memakai Masker yang Benar

Satgas Penanganan Covid-19 Indonesia membagikan cara menggunakan masker dengan benar:

  • Sebelum memasang masker, cuci tangan pakai sabun dan air mengalir (minimal 20 detik) atau bila tidak tersedia, gunakan cairan pembersih tangan (minimal alkohol 60%).
  • Pasang masker untuk menutupi mulut dan hidung dan pastikan tidak ada sela antara wajah dan masker.
  • Hindari menyentuh masker saat digunakan; bila tersentuh, cuci tangan pakai sabun dan air mengalir minimal 20 detik atau bila tidak ada, cairan pembersih tangan (minimal alkohol 60%).
  • Ganti masker yang basah atau lembab dengan masker baru. Masker medis hanya boleh digunakan satu kali saja. Masker kain dapat digunakan berulang kali.
  • Untuk membuka masker: lepaskan dari belakang. Jangan sentuh bagian depan masker; Untuk masker 1 kali pakai, buang segera di tempat sampah tertutup atau kantong plastik. Untuk masker kain, segera cuci dengan deterjen. Untuk memasang masker baru, ikuti poin pertama.

Kesimpulan

Berdasarkan penelusuran tim Cek Fakta Kompas.com, klaim di media sosial bahwa masker dapat mengakibatkan kanker tidak benar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Profil Shaun Evans, Wasit Indonesia vs Korsel Piala Asia U23 2024

Profil Shaun Evans, Wasit Indonesia vs Korsel Piala Asia U23 2024

Tren
Kenya Diterjang Banjir Bandang, KBRI Pastikan Kondisi WNI Aman

Kenya Diterjang Banjir Bandang, KBRI Pastikan Kondisi WNI Aman

Tren
Jadwal Festival Lampion Waisak Borobudur 2024, Tukar Tiket Mulai Mei

Jadwal Festival Lampion Waisak Borobudur 2024, Tukar Tiket Mulai Mei

Tren
Penelitian Menemukan Bagaimana Kucing Menghasilkan Suara Dengkuran Uniknya

Penelitian Menemukan Bagaimana Kucing Menghasilkan Suara Dengkuran Uniknya

Tren
Daftar Pelatih Timnas Indonesia dari Masa ke Masa, Shin Tae-yong Paling Lama

Daftar Pelatih Timnas Indonesia dari Masa ke Masa, Shin Tae-yong Paling Lama

Tren
Belum Terjual, Mobil Mario Dandy Dilelang mulai Rp 809 Juta, Simak Cara Belinya

Belum Terjual, Mobil Mario Dandy Dilelang mulai Rp 809 Juta, Simak Cara Belinya

Tren
Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Shin Tae-yong dan Pratama Arhan Akan Hadapi Rekannya

Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Shin Tae-yong dan Pratama Arhan Akan Hadapi Rekannya

Tren
Jadwal dan Live Streaming Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Kick Off 00.30 WIB

Jadwal dan Live Streaming Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Kick Off 00.30 WIB

Tren
Kronologi Perampok Sebar Uang Curian Rp 250 Juta untuk Mengecoh Kejaran Warga di Jambi

Kronologi Perampok Sebar Uang Curian Rp 250 Juta untuk Mengecoh Kejaran Warga di Jambi

Tren
20 Negara Penduduk Terbanyak di Dunia 2024, Indonesia Nomor Berapa?

20 Negara Penduduk Terbanyak di Dunia 2024, Indonesia Nomor Berapa?

Tren
Ilmuwan Akhirnya Tahu Apa Isi Bulan, Disebut Mirip dengan Bumi

Ilmuwan Akhirnya Tahu Apa Isi Bulan, Disebut Mirip dengan Bumi

Tren
14 Kepala Daerah Penerima Satyalancana dari Jokowi, Ada Bobby tapi Gibran Batal Hadir

14 Kepala Daerah Penerima Satyalancana dari Jokowi, Ada Bobby tapi Gibran Batal Hadir

Tren
KAI Sediakan Fitur 'Connecting Train' untuk Penumpang yang Tidak Dapat Tiket di Stasiun

KAI Sediakan Fitur "Connecting Train" untuk Penumpang yang Tidak Dapat Tiket di Stasiun

Tren
Daftar Dugaan Keterlibatan Keluarga SYL dalam Pencucian Uang, Digunakan untuk Skincare dan Renovasi Rumah

Daftar Dugaan Keterlibatan Keluarga SYL dalam Pencucian Uang, Digunakan untuk Skincare dan Renovasi Rumah

Tren
Daftar Keluarga Jokowi yang Terima Penghargaan, Terbaru Bobby Nasution

Daftar Keluarga Jokowi yang Terima Penghargaan, Terbaru Bobby Nasution

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com