Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Infeksi Ulang Covid-19 Disebutkan Bisa Lebih Parah...

Kompas.com - 15/10/2020, 15:35 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Para ilmuwan menyebutkan seseorang bisa terinfeksi Covid-19 lebih dari sekali.

Oleh karena itu, seseorang yang telah pulih harus terus mengikuti pedoman seputar jarak sosial, masker wajah, dan cuci tangan.

Kendati demikian, seperti dilansir BBC, Selasa (13/10/2020) infeksi ulang jarang terjadi, dan hanya ada beberapa contoh dari lebih dari 37 juta kasus yang dikonfirmasi.

Baca juga: Indonesia Jadi Negara dengan Utang Luar Negeri Terbesar ke-7 di Dunia

Laporan di Hong Kong, Belgia dan Belanda mengatakan mereka tidak lebih serius dari yang pertama.

Satu kasus di Ekuador mencerminkan kasus AS yang lebih parah, tetapi tidak memerlukan perawatan rumah sakit.

Masih dari sumber yang sama, dokter melaporkan adanya seorang pria di Nevada, AS, telah tertular Covid-19 dua kali dengan infeksi kedua menjadi jauh lebih berbahaya daripada yang pertama.

Baca juga: Benarkah Gunakan Masker Ganggu Kinerja Paru-paru?

Pria itu membutuhkan perawatan di rumah sakit setelah paru-parunya tidak mendapatkan cukup oksigen ke dalam tubuhnya. Namun saat ini yang bersangkutan telah pulih.

Ia tidak memiliki masalah kesehatan atau cacat kekebalan yang membuatnya sangat rentan terhadap Covid-19.

Berikut ini gejala yang dialaminya:

  1. 25 Maret: Gejala gelombang pertama terjadi padanya. Adapun gejalanya antara lain: sakit tenggorokan, batuk, sakit kepala, mual, dan diare
  2. 18 April: Dia dites positif untuk pertama kalinya
  3. 27 April: Gejala awal sembuh total
  4. 9 dan 26 Mei: Dia dites negatif dua kali
  5. 28 Mei: Dia mengalami gejala lagi, kali ini gejalanya antara lain demam, sakit kepala, pusing, batuk, mual, dan diare
  6. 5 Juni: Tes positif untuk kedua kalinya, dan hipoksia (oksigen darah rendah) dengan sesak napas

Baca juga: Apa yang Terjadi pada Paru-paru Manusia Saat Terkena Virus Corona?

Kekebalan Covid-19

Ilustrasi vaksin coronaSHUTTERSTOCK/PalSand Ilustrasi vaksin corona

Para peneliti telah menuliskan hal itu dalam jurnal The Lancet Infectious Diseases.

Para ilmuwan mengatakan pasien itu terjangkit virus corona dua kali. Hal itu bukan penyakit yang kambuh lagi.

Perbandingan kode genetik virus yang diambil selama setiap serangan gejala menunjukkan bahwa kode itu terlalu berbeda untuk disebabkan oleh infeksi yang sama.

“Penemuan kami menandakan bahwa infeksi sebelumnya belum tentu melindungi dari infeksi di masa depan,” kata Dr Mark Pandori dari University of Nevada.

Baca juga: Paru-paru Pemuda AS Rusak Akut Diduga gara-gara Vape, Apa Kandungan Vape?

Dia juga mengatakan kemungkinan infeksi ulang dapat memiliki implikasi signifikan bagi pemahaman tentang kekebalan Covid-19.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com