Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Hoaks atau Bukan Hoaks

Kompas.com - 14/10/2020, 09:44 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini


ANDAIKATA Hamlet sebagai tokoh mahakarya Shakespeare hidup di masa kini maka pertanyaan eksitensialis sang pangeran Denmark “To be or not to be?” perlu diubah menjadi “ Hoax or not hoax?” alias “hoaks atau bukan hoax?” selaras trending topic yang sedang viral di seluruh jagat raya abad XXI.

Serta tengkorak yang dipegang sambil cermat dipandang sebagai bahan kontemplasi Hamlet era milineal perlu diganti dengan telefon selular.

Pemberangusan

Saya pengagum berat mahakarya distopia George Orwell berjudul Animal Farm yang secara fabeliah melukiskan perilaku "lain-dulu-lain-sekarang" para penguasa yang sedang mabuk kekuasaan di tengah kemelut perebutan kekuasaan seperti yang terjadi di Prancis, Russia, China, Jerman mau pun di mana pun juga termasuk Indonesia.

Di dalam fiksi distopia Nineteen Eighty Four, George Orwell berkisah tentang rezim otoriter dan represif yang membrangsus hak asasi manusia mengungkap pendapat.

Namun ternyata pada abad XXI kenyataan beda dari yang dikhayalkan George Orwell pada distopia 1984 yang diterbitkan pada tahun kelahiran saya yaitu 1949 itu.

Jika pada distopia 1984 hak asasi rakyat mengungkap pendapat diberangus oleh pemerintah ternyata di masa kini yang terjadi malah demokrasi bikin berita sehingga siapa saja berhak asasi bikin berita sendiri baik secara tertulis mau pun audio visual yang dimungkinkan teknologi internet mengubah sosok peradaban dunia.

Monopoli bikin berita sudah lepas dari tangan pemilik modal industri berita untuk terbagi rata ke rakyat.

Demokrasi

Semua orang tanpa pandang bulu boleh asal mau dan mampu bikin berita sendiri-sendiri baik secara eceran mau pun massal sesuai kehendak masing-masing.

Pengejawantahan hak bikin berita dilakukan baik secara kesatria bertanggung-jawab mau pun secara pengecut seperti para penggemar bikin surat kaleng yang asyik lempar batu sembunyi tangan.

Foto dan video yang di masa lalu dianggap bisa dijamin keotentikannya, di masa kini sudah bisa direkayasa sesuai kehendak yang merekayasa.

Lagu sindiran Gus Dur maju tak gentar membela yang bayar (MTGMYB) diwujudkan menjadi kenyataan oleh para buzzer dan influenza eh influencer yang masing-masing bisa bikin foto dan video sesuai kehendak dan selera masing-masing mau pun yang bayar.

Di masa demokrasi pemberitaan wajar apabila tidak ada lagi jaminan untuk membedakan yang hoaks dengan yang bukan hoaks sebab semua orang bebas merdeka bikin hoaks selama tidak ketahuan.

Jika ketahuan pun masih bisa diatur oleh konspirasi industri hukum penganut lagu MTGMYB.

Demokrasi bikin berita

Di masa alam maya memang sudah tidak perlu lagi apa yang namanya kejujuran apalagi tanggung jawab atas kebenaran.

Demokrasi bikin berita membebaskan setiap insan untuk berhak asasi untuk swasembada produksi hoaks selama tidak ketahuan.

Di masa kini yang berhak menentukan berita mana yang hoaks serta mana yang bukan hoaks bukan cuma Menteri Komunikasi dan Informasi, majelis hakim, pemimpin redaksi, atau pemilik media tetapi seluruh rakyat sehingga makin tidak jelas mana yang hoaks mana yang bukan hoaks.

Maka kini lahir jenis hiburan baru berupa quiz alias permainan tebak-tebakan gaya baru yang terbuka bagi seluruh rakyat untuk bebas merdeka asyik main tebak-tebakan mana yang hoaks dan mana yang bukan hoaks!

Maka di alam demokrasi bikin berita silakan tebak apakah naskah ini hoaks atau bukan hoaks.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Menanti Tol Solo-Yogyakarta, Penghubung Dua Kota Mataram, Dukung Perekonomian Lokal

Menanti Tol Solo-Yogyakarta, Penghubung Dua Kota Mataram, Dukung Perekonomian Lokal

Tren
Jadwal Puasa Ayyamul Bidh April 2024 dan Keutamaannya

Jadwal Puasa Ayyamul Bidh April 2024 dan Keutamaannya

Tren
Penelitian Mengungkap Anggapan Masyarakat Mesir Kuno tentang Galaksi Bima Sakti

Penelitian Mengungkap Anggapan Masyarakat Mesir Kuno tentang Galaksi Bima Sakti

Tren
Manfaat Kelapa Bakar, Apa Bedanya dengan Diminum Langsung?

Manfaat Kelapa Bakar, Apa Bedanya dengan Diminum Langsung?

Tren
Catat, Ini 10 Ponsel Pintar dengan Radiasi Tertinggi

Catat, Ini 10 Ponsel Pintar dengan Radiasi Tertinggi

Tren
Pedagang Taoge di Garut Disebut Jadi Tersangka Usai Membela Diri dan Lawan Preman, Ini Faktanya

Pedagang Taoge di Garut Disebut Jadi Tersangka Usai Membela Diri dan Lawan Preman, Ini Faktanya

Tren
Daftar 60 Universitas Terbaik di Indonesia Versi SIR 2024, Ada Kampusmu?

Daftar 60 Universitas Terbaik di Indonesia Versi SIR 2024, Ada Kampusmu?

Tren
Remaja Siksa Anjing hingga Mati di Jember, Polisi: Masih dalam Proses Penyelidikan

Remaja Siksa Anjing hingga Mati di Jember, Polisi: Masih dalam Proses Penyelidikan

Tren
Daftar Ikan yang Boleh Dimakan Penderita Asam Urat dan Kolesterol, Apa Saja?

Daftar Ikan yang Boleh Dimakan Penderita Asam Urat dan Kolesterol, Apa Saja?

Tren
Gunung Vesuvius yang Lenyapkan Kota Kuno Pompeii Berpotensi Meletus Lagi, Kapan Terjadi?

Gunung Vesuvius yang Lenyapkan Kota Kuno Pompeii Berpotensi Meletus Lagi, Kapan Terjadi?

Tren
Pemimpin Dunia Minta Israel Tak Balas Serangan Iran, Ini Alasannya

Pemimpin Dunia Minta Israel Tak Balas Serangan Iran, Ini Alasannya

Tren
Mengenal 'Holiday Paradox', Saat Waktu Liburan Terasa Lebih Singkat

Mengenal "Holiday Paradox", Saat Waktu Liburan Terasa Lebih Singkat

Tren
Mengenal Amicus Curiae, Dokumen yang Diserahkan Megawati ke MK Terkait Sengketa Pilpres 2024

Mengenal Amicus Curiae, Dokumen yang Diserahkan Megawati ke MK Terkait Sengketa Pilpres 2024

Tren
Bagaimana Cara Kerja Suara dari Sumber Bunyi Mencapai Telinga Anda?

Bagaimana Cara Kerja Suara dari Sumber Bunyi Mencapai Telinga Anda?

Tren
3 Skenario Serangan Balasan Israel ke Iran, Salah Satunya Incar Fasilitas Nuklir

3 Skenario Serangan Balasan Israel ke Iran, Salah Satunya Incar Fasilitas Nuklir

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com