Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Demokrasi Ojo Dumeh

Kompas.com - 13/10/2020, 11:15 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini


BERDASAR hasil penelitian Pusat Studi Kelirumologi terhadap sikap dan perilaku manusia ketika sedang gawat-darurat menghadapi ancaman bencana yang menyangkut keselamatan bersama, misalnya seperti ketika menghadapi kebakaran, dapat disimpulkan bahwa malapetaka mustahil ditanggulangi dengan sikap dan perilaku saling menyalahkan.

Suatu prahara hanya bisa diselesaikan bukan dengan mencari siapa namun apa yang keliru.

Omnibus law

Maka prahara perbedaan pendapat tentang omnibus law juga mustahil dapat tuntas ditanggulangi dengan mencari siapa yang keliru diperparah sepak-terjang saling menyalahkan sementara sang sumber masalah sendiri malah lalai ditangani.

Polemik omnibus law juga berdampak destruktif terhadap persatuan Indonesia sebab pers internasional sepakat memberitakan Indonesia yang sedang dirundung pagebluk Corona alih-alih bersatupadu malah sibuk memecah-belah diri menjadi kubu yang pro versus kubu yang kontra.

Kondisi yang sudah buruk makin diperburuk perilaku saling menyalahkan tanpa ada pihak yang sudi disalahkan.

Solusi

Maka besar harapan kita bersama yang cinta Indonesia bahwa segenap pihak yang sedang berbeda pendapat berkenan menunaikan jihad Al Nafs bukan demi menaklukkan pihak lawan namun menaklukkan diri sendiri masing-masing demi kepentingan sila poros Pancasila yaitu Persatuan Indonesia.

Insya Allah, penguasa yang sedang duduk di singgasana kekuasaan berkat dipilih oleh rakyat berkenan sedikit mengalah demi membuka kesempatan berdialog menjalin musyawarah mufakat dengan rakyat yang telah memilih penguasa sehingga bisa berkuasa sesuai asas utama demokrasi yaitu dari rakyat oleh rakyat untuk rakyat.

Demokrasi ojo dumeh

Sebagai warga Indonesia yang tumbuh-kembang di atas lahan kebudayaan Jawa maka sedang mempelajari kearifan leluhur Jawa ojo dumeh, saya merasa yakin bahwa masalah omnibus law tidak baik jika dihadapi dengan ketinggian hati, arogansi ketakaburan adigang adigung namun menjadi lebih indah jika dihadapi dengan ketulusan kerendahan hati, tanpa ketakaburan bahwa diri sendiri pasti tidak-bisa-tidak pasti benar.

Demokrasi one man one vote sudah membuktikan diri tidak cocok bukan hanya untuk Indonesia bahkan juga untuk Amerika Serikat gegara umbaran politik arogansi gaya Donald Trump.

Sejatinya demokrasi Indonesia adalah demokrasi ojo dumeh berdasar musyawarah-mufakat yang bukan mencari siapa namun apa yang keliru agar bisa dibenahi secara gotong-royong sebagai semangat sejati bangsa Indonesia sejak dahulu kala sampai ke masa depan! Merdeka!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com