KOMPAS.com - Sejumlah informasi yang beredar luas di media sosial kerap menimbulkan kebingungan mengenai bagaimana virus corona penyebab Covid-19 bisa menular.
Diketahui, ada istilah "aerosol", "airborne", dan "droplet" yang disebut-sebut sebagai media penyebaran virus yang telah menginfeksi 36,8 juta orang dan menewaskan lebih dari satu juta orang di dunia itu.
Melansir dari ABC, (2/10/2020), seorang profesor kedokteran pencegahan dan penyakit menular di Vanderbilt University Medical Center di Tennesse, William Schaffner mengungkapkan, masih ada perdebatan tentang transmisi udara dalam penyebaran Covid-19.
"Ilmu yang mendukung (transmisi udara) tidak sekuat yang kami inginkan. Kami membutuhkan panduan yang lebih jelas. Orang-orang di luar sana menginginkannya," ujar Schaffner.
Lantas, apa saja perbedaan aerosol, airborne, dan droplet ini?
Baca juga: Virus Corona Menyebar di Udara, Partikel Aerosol Covid-19 seperti Asap Rokok
Aerosol adalah istilah umum untuk partikel padat atau cair yang sangat kecil dan ringan, sehingga dapat tersuspensi dan mengapung di udara.
Adapun contoh partikel yang tergolong aerosol adalah asap dan debu.
Tetapi, beberapa virus dapat menjadi aerosol di mana memungkinkan penularan virus melalui udara.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan penularan aerosol juga dikenal sebagai penularan melalui udara, sebagai "tetesan yang sangat kecil ... yang dapat bertahan di udara untuk jangka waktu yang lebih lama."
Penjelasan WHO mengenai penularan aerosol dapat disimak di sini.
Airborne merupakan kondisi ketika tetesan yang mengandung virus cukup kecil untuk mengapung di udara.
Menurut WHO, penularan melalui udara dapat terjadi saat partikel infeksius itu dihirup oleh orang lain.
WHO menambahkan, ada semakin banyak bukti penularan Covid-19 melalui udara mungkin terjadi di dalam ruangan, terutama ruang dengan ventilasi yang buruk.
Sebab, wabah Covid-19 dapat menular dengan cepat di beberapa tempat tertutup, seperti restoran, klub malam, tempat ibadah atau tempat kerja, di mana orang mungkin berteriak, berbicara atau menyanyi yang memungkinkan virus menyebar ke mana-mana.
Baca juga: Virus Corona Menular Lewat Droplet dan Airborne, Apa Bedanya?
Droplet atau tetesan adalah partikel lendir atau air liur yang berukuran lebih besar dibandingkan airborne atau aerosol.
Transmisi droplet biasanya terjadi ketika air liur yang mengandung virus ini bersentuhan dengan mata, hidung, atau mulut orang lain.
Misalnya, mungkin orang berbicara keras yang menyebabkan tetesan air liurnya mengenai wajah pendengarnya atau orang di dekatnya.
Menurut WHO, bukti saat ini menunjukkan bahwa kontak dekat, penularan dari orang ke orang adalah cara utama penyebaran Covid-19.
Sebab, droplet yang dilepaskan dari mulut atau hidung ketika orang batuk, bersin, berbicara, atau bernyanyi dan menularkannya ke orang lain.
Orang yang berada dalam kontak dengan orang yang terinfeksi Covid-19 juga berpotensi dapat terinfeksi juga, jika droplet virus itu masuk ke mulut, hidung, atau mata mereka.
Virus corona penyebab Covid-19 sebagai virus baru, masih terus dilakukan penelitian oleh para ahli.
Epidemiolog Indonesia di Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan, sebagai virus baru masih terbuka peluang adanya penelitian baru terkait virus ini.
Termasuk bagaimana virus bisa menular, gejala virus corona, perawatan dan tentang sifat-sifat virusnya.
Seperti di awal-awal pandemi, Covid-19 yang disebabkan virus corona SARS-CoV-2 dianggap menyebar hanya melalui penularan droplet.
Karena itu pedoman awal jarak sosial sejauh 6 kaki atau sekitar 2 meter. Hal itu didasarkan pada penelitian yang menunjukkan penularan droplet paling mudah terjadi pada jarak yang begitu dekat.
Para ilmuwan masih percaya ini adalah cara utama penyebaran virus corona antar manusia.
Baca juga: WHO Perbarui Kriteria Pasien Sembuh Covid-19, Tidak Perlu Dua Kali Swab Negatif
Tetapi semakin banyak bukti yang menunjukkan bahwa virus dapat menjadi aerosol, yang menyebabkan penyebaran melalui udara.
Meskipun banyak ilmuwan sekarang percaya penularan melalui udara mungkin terjadi, banyak yang setuju sebagian besar infeksi terjadi ketika orang berdesakan, bertukar tetesan yang lebih berat.
WHO memperbarui pedoman Covid-19 secara daring pada bulan Juli untuk memasukkan informasi tentang penularan melalui udara.