Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Mencari Makna Hidup “Gegara” Corona

Kompas.com - 09/10/2020, 12:45 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Donald Trump, Xi Yinping, Vladimir Putin, Angela Merkel, Boris Johnson, Jack Ma, Elon Musk, Bill Gates beserta segenap mahakayarayawan dan segenap kepala negara di marcapada ini juga pasti menjadi tua, sakit dan mati.

Mungkin manusia akan menemukan vaksin untuk mencegah dan obat untuk menyembuhkan penyakit akibat virus Corona namun mustahil manusia tidak makin tua, abadi sehat walafiat dan tidak bakal mati. Penyebab kematian bukan hanya virus Corona namun juga begitu banyak jenis virus lain-lainnya.

Sebenarnya penyakit yang mustahil disembuhkan adalah kehidupan sebab hanya mereka yang hidup yang bisa mati.

Kematian tidak hanya akibat penyakit sebab juga bisa akibat kecelakaan lalu lintas di jalan raya mau pun di dalam rumah seperti di dapur mau pun kamar mandi dan kamar tidur.

Mati juga bisa akibat gempa bumi, tsunami, kebakaran, tanah longsor, ledakan gunung berapi sampai digigit ular berbisa atau disengat kalajengking atau lebah atau tersedak ketimun atau kejatuhan durian runtuh dan lain-lainnya.

Juga bisa perang atau kekerasan yang dilakukan sesama manusia.

Pendek kata kreativitas penyebab kematian tak kenal batas keanekaragamannya. Bisa saja setelah usai menulis naskah ini, mendadak jantung saya berhenti berdetak maka langsung meninggalkan dunia fana ini.

Atau bisa saja ada yang tega memolisikan saya dengan atau tanpa alasan yang bisa dicari-cari sehingga kemudian saya yang sudah lansia dan sakit-sakitan ini mati sekarat di dalam penjara.

Ojo dumeh

Kisah Sidharta Gautama meninggalkan keduniawiaan yang gemerlap namun fana menyadarkan saya untuk senantiasa berupaya ojo dumeh.

Tidak ada alasan untuk takabur akibat saya hanya sesosok makhluk hidup yang sama sekali tidak berdaya melawan kodrat hukum alam untuk menjadi tua (apabila tidak mati muda), serta pasti pernah jatuh sakit (walau pun rajin minum jamu) dan akhirnya pasti meninggalkan dunia fana ini.

Pada hakikatnya hidup sekadar sejenak mampir ngombe alias singgah minum sebentar saja . Maka dalam menempuh perjalanan hidup yang hanya sejenak ini, sebaiknya saya senantiasa berupaya menunaikan Jihad Al-Nafs demi sesedikit mungkin berbuat buruk sambil berupaya sesebanyak mungkin berbuat baik terhadap sesama manusia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com