Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update Corona Dunia 1 Oktober: Bill Gates dan 16 Perusahaan Tanda Tangani Kesepakatan Vaksin

Kompas.com - 01/10/2020, 07:58 WIB
Nur Rohmi Aida,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Jumlah kasus virus corona di dunia masih menunjukkan peningkatan hingga saat ini.

Hingga hari ini, Kamis (1/10/2020), berdasarkan data Worldometers, jumlah kasus virus corona di seluruh dunia mencapai angka 34.135.416 kasus.

Dari angka itu, 1.018.032 orang meninggal dunia dan 25.399.419 sembuh.

Berikut ini 10 negara dengan kasus Covid-19 terbanyak di dunia: 

  1. Amerika Serikat: 7.443.236 kasus, 211.654 orang meninggal dunia, 4.687.410 orang sembuh
  2. India: 6.310.267 kasus, 98.708 orang meninggal dunia, 5.270.007 orang sembuh
  3. Brazil: 4.810.935 kasus, 143.962 orang meninggal dunia, 4.180.376 orang sembuh.
  4. Rusia: 1.176.286 kasus, 20.722 orang meninggal dunia, 958.257 orang sembuh
  5. Kolumbia: 829.679 kasus, 25.998 orang meninggal dunia, dan 743.653 orang sembuh
  6. Peru: 811.768 kasus, 32.396 orang meninggal dunia, 676.925 orang sembuh
  7. Spanyol: 769.188 kasus, 31.791 orang meninggal dunia
  8. Argentina: 751.001 kasus, 16.937 orang meninggal dunia, 594.645 orang sembuh
  9. Meksiko: 738.163 kasus, 77.163 orang meninggal dunia, 530.945 orang sembuh
  10. Afrika Selatan: 674.339 kasus, 16.734 orang meninggal dunia, dan 608.112 orang sembuh.

Baca juga: PBB: Sebagian Besar Negara Gagal Melindungi Perempuan Selama Pandemi Corona

Berikut ini sejumlah perkembangan seputar Covid-19 di dunia:

Perkembangan vaksin

Pendiri Microsoft, Bill Gatesreuters.com Pendiri Microsoft, Bill Gates
Yayasan Bill & Melinda Gates telah menandatangani perjanjian bersama 16 perusahaan farmasi.

Perjanjian tersebut merupakan komitmen untuk meningkatkan produksi vaksin Covid-19 dengan kecepatan yang belum pernah ada sebelumnya.

Selain itu, komitmen untuk memastikan bahwa vaksin yang disetujui mencapai distribusi global yang luas.

"Satu-satunya cara untuk menghilangkan ancaman penyakit ini di suatu tempat adalah dengan menghilangkannya di mana-mana," kata Bill Gates, seperti dikutip dari CNN.

Sebanyak 16 perusahaan farmasi yang menandatangani perjanjian ini adalah AstraZeneca; Bayer; bioMérieux; Boehringer Ingelheim; Bristol Myers Squibb; Eisai; Eli Lilly; Gilead; GSK; Johnson & Johnson; Merck & Co. (dikenal sebagai MSD di luar AS dan Kanada); Merck KGaA; Novartis; Pfizer; Roche; dan Sanofi.

Baca juga: Bill Gates Salahkan Media Sosial atas Tingginya Kasus Covid-19 di AS

Amerika Serikat

Warga AS berjalan di Times Square, New York, Maret 2020.Shutterstock/Adam McCullough Warga AS berjalan di Times Square, New York, Maret 2020.
Gubernur Negara Bagian AS Missisipi Tate Reeves mengatakan, perintah penggunaan masker di negara bagian itu akan berakhir pada Rabu (30/9/2020).

Perintah tersebut diakhiri mengingat jumlah rata-rata kasus Covid-19 telah menurun.

"Sudah beberapa minggu yang luar biasa untuk angka Covid-19. Kami telah memangkas jumlah rata-rata kasus baru menjadi setengahnya, kami telah mengurangi rawat inap sebesar dua pertiga dari sebelumnya," kata Reeves.

Meski perintah wajib mengenakan masker dicabut, ia berharap warga masih memilih mengenakannya.

Sementara itu, Satgas Virus Corona Gedung Putih terus mengimbau agar masker tetap dikenakan meskipun di beberapa negara bagian AS tak ada mandat penggunaan masker.

Baca juga: Peneliti China dan Amerika Serikat Berhasil Lacak Virus Corona pada Kelelawar

Inggris

Para pengunjuk rasa menggelar aksi menentang aturan pembatasan yang dikeluarkan pemerintah PM Inggris terkait penyebaran Covid-19, di Trafalgar Square di London, Inggris, Sabtu (26/9/2020). Aksi yang diikuti ribuan warga tersebut di antaranya menolak kebijakan lockdown, vaksinasi, dan kewajiban penggunaan masker.AFP/JUSTIN TALLIS Para pengunjuk rasa menggelar aksi menentang aturan pembatasan yang dikeluarkan pemerintah PM Inggris terkait penyebaran Covid-19, di Trafalgar Square di London, Inggris, Sabtu (26/9/2020). Aksi yang diikuti ribuan warga tersebut di antaranya menolak kebijakan lockdown, vaksinasi, dan kewajiban penggunaan masker.
Pakar Kesehatan Inggris mengakui Covid-19 di Inggris saat ini tidak terkendali.

Hal ini karena jumlah kasus dan penerimaan rumah sakit di negara itu meningkat meskipun sejumlah pembatasan baru terkait pertemuan sosial ditingkatkan.

“Segalanya pasti menuju ke arah yang salah,” kata Kepala Penasihat Ilmiah Inggris Patrick Vallance dalam konferensi pers, saat kasus harian di Inggris sebanyak 7.108 kasus.

Sementara itu, Kepala Petugas Medis Inggris Chris Whitty memperingatkan jumlah pasien yang menjalani rawat inap dan masuk ke ICU juga meningkat.

"Kami tidak dapat mengendalikannya saat ini,” kata Chris.

Penguncian telah dikurangi pada Juni 2020. Akan tetapi, beberapa pekan terakhir, penguncian telah kembali diperketat saat kasus meningkat.

Baca juga: Kasus Infeksi Covid-19 Meningkat, London Bersiap Lockdown Lagi

Spanyol

Penduduk Madrid, Spanyol, akan dilarang meninggalkan kota kecuali untuk melakukan perjalanan penting.

Perbatasan kota itu juga akan ditutup untuk orang luar karena saat ini kasus di Madrid meningkat

“Kesehatan Madrid adalah kesehatan Spanyol. Madrid istimewa, ” ujar Menteri Kesehatan Salvador Illa dikutip dari The Guardian.

Warga akan diizinkan melintasi batas kota hanya untuk bekerja atau sekolah atau mengunjungi dokter dan berbelanja.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com