Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jajak Pendapat Kominfo Tunjukkan Buku Fisik Lebih Diminati Ketimbang E-Book, Kenapa?

Kompas.com - 28/09/2020, 18:46 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Jihad Akbar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Berkat perkembangan teknologi, kini membaca buku tidak hanya terbatas pada buku fisik saja.

Masyarakat saat ini mengenal jenis buku baru, yakni buku eletronik alias e-book.

Karena berbentuk digital, e-book menawarkan sejumlah keunggulan. Seperti lebih praktis karena bisa disimpan di smartphone, tidak mudah rusak, dan bisa dibaca di mana saja.

Namun, sejumlah keunggulan e-book tersebut nyatanya tidak membuat buku fisik kehilangan peminat.

Sebuah jajak pendapat yang dilakukan Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) di media sosial Twitter, menunjukkan buku fisik ternyata lebih diminati ketimbang e-book.

Baca juga: Gramedia Pustaka Utama Beri Akses Gratis E-Book, Ini Caranya

Survei tersebut digelar pada Sabtu (26/9/2020) dan mendapat respon dari 232 warganet.

Hasilnya, sebanyak 77,2 persen warganet lebih memilih buku fisik, sedangkan 22,8 persen warganet memilih e-book.

Mengapa buku fisik lebih diminati?

Kepala Prodi Pendidikan Sosiologi Antropologi FKIP UNS, Dr.rer.nat. Nurhadi, M.Hum, mengatakan ada beberapa alasan mengapa orang lebih memilih buku fisik ketimbang e-book.

Salah satunya adalah tidak semua orang membeli buku fisik untuk dibaca.

"Buku itu sebetulnya juga koleksi. Ini barangkali menjelaskan mengapa sekitar tahun 90-an, penjualan buku cukup laris, dan itu disebabkan salah satunya oleh cover buku yang bagus," kata Nurhadi saat dihubungi Kompas.com, Senin (28/9/2020).

Nurhadi menyebut, alasan lainnya adalah karena buku berbentuk fisik lebih nyaman saat dibaca dibandingkan e-book.

Dari dua alasan itu, dia menilai buku fisik memiliki nilai tambah yang diinginkan masyarakat, dan nilai itu tidak dimiliki e-book.

"Sementara buku non-fisik itu kan tidak memiliki wujud, dan hanya ada di dalam gadget. Padahal, kecenderungan pemakai gadget  kita itu kan bukan pembaca buku. Jadi, umumnya mereka membuka gadget bukan untuk membaca buku," ujar dia.

Baca juga: Rilis Buku tentang Transgender, Tagar RIP JK Rowling Trending di Twitter

Tidak tergantikan

Selain memiliki nilai tambah yang tidak dimiliki e-book, Nurhadi menduga, minat terhadap buku fisik bisa jadi juga banyak dipengaruhi aspek yang sifatnya psikologis.

"Dugaan saya adalah selain kenyamanan, ada semacam kebanggaan yang sifatnya hermeneutis, jadi orang dapat memiliki rasa bahagia, rasa nyaman, dan barangkali bangga dengan memiliki buku tertentu," kata Nurhadi.

Nurhadi menolak anggapan buku fisik akhirnya akan ditinggalkan dan tergantikan sepenuhnya lewat keberadaan e-book.

"Saya yakin tidak akan sepenuhnya hilang. Buku itu kan didesain sedemikian rupa supaya nyaman dilihat oleh mata kita. Kalau kita membuka layar gadget itu barangkali tidak. Jadi kita harus mengubah, misalnya ukuran font lebih dulu agar nyaman dibaca," kata Nurhadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com