Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[HOAKS] Informasi Pilkada Serentak 2020 Ditunda Kecuali di Solo dan Medan

Kompas.com - 24/09/2020, 15:17 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

hoaks

hoaks!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.

KOMPAS.com - Informasi yang menyebutkan penyelenggaraan pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak ditunda kecuali di Solo dan Medan beredar di media sosial.

Informasi ini tidak benar.

Pernyataan terakhir Presiden Joko Widodo menyatakan, tidak akan menunda penyelenggaran pilkada serentak tahun 2020. Pilkada 2020 tetap digelar sesuai jadwal, yakni 9 Desember 2020.

Narasi yang beredar

Sejumlah akun Facebook menulis status bahwa pilkada serentak ditunda, kecuali di Kota Solo dan Kota Medan. Salah satunya, akun Facebook Achmad Syarifudin yang melayangkan status pada Rabu (23/9/2020).

Berikut narasi yang dituliskannya:

"Pilkada Serentak Ditunda, kecuali Solo dan Medan ! Terlihat jelas maksud dan tujuan . . ."

Akun Facebook Bubuk Rengginang juga menulis yang hampir sama. Berikut tangkapan layar informasi yang diunggahnya:

Status Facebook soal ditundanya penyelenggaran Pilkada serentak, kecuali Solo dan Medan. Facebook Status Facebook soal ditundanya penyelenggaran Pilkada serentak, kecuali Solo dan Medan.

Penegasan Presiden Jokowi

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menegaskan tidak akan menunda penyelenggaran Pilkada serentak tahun 2020.

Hal itu disampaikan Presiden melalui Juru Bicara Kepresidenan, Fadjroel Rachman, Senin (21/9/2020).

"Pilkada 2020 tetap sesuai jadwal 9 Desember 2020, demi menjaga hak konstitusi rakyat, hak dipilih dan hak memilih," kata Fadjroel, seperti diberitakan Kompas.com.

Fadjroel mengingatkan masyarakat untuk tetap menerapkan disiplin protokol kesehatan secara ketat ketika pelaksanaan tahapan pilkada berlangsung.

Peraturan KPU (PKPU) No.6/2020 pun sudah mengatur hal tersebut. Bahwa pelaksanaan Pilkada Serentak 2020 harus menerapkan protokol kesehatan tanpa mengenal warna zonasi wilayah.

Sebelumnya, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) membuat pernyataan sikap yang intinya meminta KPU RI, pemerintah, dan DPR RI menunda pelaksanaan Pilkada serentak tahun 2020.

Menurut PBNU, pelaksanaan Pilkada, sungguh pun dengan protokol kesehatan yang diperketat, sulit terhindar dari konsentrasi orang dalam jumlah banyak dalam seluruh tahapannya.

Tahapan Pilkada 2020 tetap digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) di tengah pandemi Covid-19. Pada 23 September 2020, KPU telah menggelar penetapan pasangan calon kepala daerah.

Pengundian nomor urut pasangan calon kepala daerah peserta Pilkada 2020 digelar Kamis (24/9/2020).

Sementara, hari pemungutan suara Pilkada rencananya dilaksanakan secara serentak pada 9 Desember.

Adapun, Pilkada 2020 digelar di 270 wilayah di Indonesia, meliputi 9 provinsi, 224 kabupaten, dan 37 kota.

Kesimpulan

Berdasarkan penelusuran tim Cek Fakta Kompas.com, informasi bahwa penyelenggaran Pilkada serentak tahun 2020 ditunda kecuali Solo dan Medan tidak benar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 19-20 April 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 19-20 April 2024

Tren
[POPULER TREN] Status Gunung Ruang Jadi Awas | Kasus Pencurian dengan Ganjal ATM

[POPULER TREN] Status Gunung Ruang Jadi Awas | Kasus Pencurian dengan Ganjal ATM

Tren
Menlu Inggris Bocorkan Israel Kukuh akan Respons Serangan Iran

Menlu Inggris Bocorkan Israel Kukuh akan Respons Serangan Iran

Tren
Erupsi Gunung Ruang pada 1871 Picu Tsunami Setinggi 25 Meter dan Renggut Ratusan Nyawa

Erupsi Gunung Ruang pada 1871 Picu Tsunami Setinggi 25 Meter dan Renggut Ratusan Nyawa

Tren
Menelisik Video Prank Galih Loss yang Meresahkan, Ini Pandangan Sosiolog

Menelisik Video Prank Galih Loss yang Meresahkan, Ini Pandangan Sosiolog

Tren
'Tertidur' Selama 22 Tahun, Ini Penyebab Gunung Ruang Meletus

"Tertidur" Selama 22 Tahun, Ini Penyebab Gunung Ruang Meletus

Tren
Tidak Menghabiskan Antibiotik Resep Dokter Bisa Sebabkan Resistensi, Ini Efek Sampingnya

Tidak Menghabiskan Antibiotik Resep Dokter Bisa Sebabkan Resistensi, Ini Efek Sampingnya

Tren
Video Burung Hinggap di Sarang Semut Disebut untuk Membersihkan Diri, Benarkah?

Video Burung Hinggap di Sarang Semut Disebut untuk Membersihkan Diri, Benarkah?

Tren
Membandingkan Nilai Investasi Apple di Indonesia dan Vietnam

Membandingkan Nilai Investasi Apple di Indonesia dan Vietnam

Tren
Penyebab dan Cara Mengatasi Kulit Wajah Bertekstur atau “Chicken Skin”

Penyebab dan Cara Mengatasi Kulit Wajah Bertekstur atau “Chicken Skin”

Tren
Benarkah Pertalite Dicampur Minyak Kayu Putih Bisa Menaikkan Oktan?

Benarkah Pertalite Dicampur Minyak Kayu Putih Bisa Menaikkan Oktan?

Tren
Viral, Video Truk Melaju Tak Terkendali Tanpa Sopir di Tol Kalikangkung, Ini Kronologinya

Viral, Video Truk Melaju Tak Terkendali Tanpa Sopir di Tol Kalikangkung, Ini Kronologinya

Tren
Kemenkes Catat Kasus Kematian DBD Naik Nyaris 3 Kali Lipat Dibandingkan 2023

Kemenkes Catat Kasus Kematian DBD Naik Nyaris 3 Kali Lipat Dibandingkan 2023

Tren
5 Fakta Seputar Gunung Ruang Meletus, Berpotensi Tsunami

5 Fakta Seputar Gunung Ruang Meletus, Berpotensi Tsunami

Tren
Bandara Sam Ratulangi Ditutup mulai Hari Ini akibat Erupsi Gunung Ruang

Bandara Sam Ratulangi Ditutup mulai Hari Ini akibat Erupsi Gunung Ruang

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com