Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benyamin Sueb, Lagu Kompor Meleduk dan Banjir Jakarta Hari Ini

Kompas.com - 22/09/2020, 15:25 WIB
Vina Fadhrotul Mukaromah,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

"Ben menciptakan lagu berdasarkan apa yang dia lihat, misalnya lagu Tukang Kredit dan lagu Pulang Mudik. Juga tak jauh berbeda dengan Kompor Meleduk," kata Ali kritikus musik Betawi sekaligus redaktur Bens Radio dalam Biografi Benyamin Sueb.

Syair-syair Ben pun berubah dari waktu ke waktu.

Kebanyakan lagu ben di era 70-an bersifat bertutur. Ia banyak terinspirasi dari kondisi Jakarta saat itu.

Misalnya di lagu "Ondel-ondel", menurut cerita kakak Benyamin, Cing Di, Benyamin melihat arak-arakan boneka. Lagu ciptaan Djoko S ini pun digubah oleh Ben sesuai kejahilannya terhadap ondel-ondel.

Ben kerap menjahili ondel-ondel dengan membakar rambut boneka itu sehingga anak-anak lari ketakutan. 

Lirik-lirik pada lagu-lagu Bang Ben dibuat kocak dan membumi. Dia berbicara tentang kehidupan sehari-hari di kampung, mulai dari "Penganten Sunat", "Istri Ngidam", hingga tentang usaha pijat di Jakarta yang jadi perbincangan ramai di awal 1970-an.

Melansir Harian Kompas, Minggu (4/7/2020), Benyamin suka memainkan lirik "asosiatif" yang bisa memancing beragam penafsiran seperti pada lagu "Di Sini Aje (Nasi Timbel)", "Perkutut", dan "Lampu Merah".

Ia tidak pernah membuat lirik yang tinggi di awang-awang dan melalui lagu-lagunya, pendengar bisa langsung membaca keadaan saat lagu-lagu itu dibawakan.

Hingga tahun 1974, Ben telah menghasilkan sekitar 20 album, yang berisikan lagu-lagu yang dia nyanyikan sendiri dan duet dengan penyanyi lain.

Baca juga: Taman Benyamin Sueb, Kilas Balik Perjalanan Karier Budayawan Betawi

Kelebihan Benyamin

Lagu yang lurus-lurus saja bisa menjadi sangat istimewa di tangan Ben. Ada lagu "Stambul Putus Cinta" yang bersyair dan berirama haru biru.

Namun, saat dinyanyikan Benyamin, lagu itu berubah menjadi riang, tetapi tak sampai menghilangkan unsur sedihnya. 

Di samping pop dan gambang kromong, Benyamin juga merambah jenis musik yang populer di tahun 70-an, seperti blues, rock, hustle, dan disko. 

Meski demikian, Ben tidak lupa pada keroncong dan seriosa, sebagaimana "Blues Kejepit Pintu", "Seriosa", "Kroncong Kompeni", "Stambul Nona Manis", atau "Stambul Kelapa Puan".

Lirik lagu Ben juga menjadi inspirasi bagi artis lainnya. Misalnya adalah Iwan Fals.

Pada sebuah wawancara dalam rangka meninggalnya Benyamin, Iwan Fals menyebut mengambil roh komedian dari Bang Ben untuk kedua lagunya, yaitu "Sugali" dan "Umar Bakrie".

"Kekuatan dari lagu Benyamin lantaran pekat suasana etnik, baik dari segi lirik maupun iramanya," kata Iwan saat itu. 

Keserbabisaan Ben di dunia seni tidak hanya terbatas di bidang musik, tetapi juga bidang-bidang lainnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com