Angka tersebut merupakan yang tertinggi sejak kasus perdana Covid-19 diumumkan Presiden Joko Widodo pada 2 Maret lalu.
Sebelumnya, berdasarkan catatan Kompas.com, angka tertinggi yang pernah dicatat yaitu 3.963 orang pada 16 September 2020, tiga hari sebelumnya.
Berdasarkan data covid19.go.id, sampai dengan Minggu (20/9/2020) total kasus konfirmasi positif Covid-19 di Indonesia ada sebanyak 244.676 dengan 57.796 merupakan kasus aktif.
Sementara itu, 177.327 orang dinyatakan sembuh sedangkan 9.553 orang meninggal dunia akibat Covid-19.
Baca juga: Benarkah Jawa Timur Sudah Melewati Puncak Pandemi Covid-19?
Pandu menyebutkan, ada banyak parameter yang harus diperhitungkan untuk menentukan kapan pandemi usai.
"Bagaimana testing-nya, bagaimana isolasinya, bagaimana perilaku penduduk untuk mematuhi protokol 3M. Banyak sekali yang harus diperhitungkan untuk melihat kapan pandemi ini bisa selesai," kata Pandu.
Dia mengatakan, kemungkinan puncak pandemi di Indonesia baru akan terlihat tahun depan, antara awal atau pertengahan tahun.
Pada saat itu, diharapkan peningkatan kasus positif Covid-19 sudah mulai melandai.
"Tapi itu tergantung pemerintah juga," ujar dia.
Pandu mengingatkan, agar akhir pandemi ini bisa terlihat, maka negara harus merespons dengan serius.
"Ini kan tidak direspon negara. Tidak mungkin kan direspons Menteri atau Satgas, harus direspon negara. Semua elemen masyarakat harus terlibat," kata Pandu.
Oleh karena itu, Pandu menyarankan agar Presiden Joko Widodo mengambil alih langsung penanganan pandemi Covid-19.
"Harus dipimpin langsung. Karena butuh koordinasi yang ketat dengan semua Kementerian, dan harus pula membuat perencanaan yang tegas," ujar dia.
"Anggap saja pandemi ini 5 tahun, jadi harus ada Pelita (pembangunan lima tahun). Harus ada rencana pembangunan 5 tahun Indonesia di era pandemi dengan memprioritaskan pembangunan kesehatan," kata Pandu.
Baca juga: Pakar Epidemiologi: Belum Jelas Kapan Puncak Pandemi Covid-19 di Indonesia
Akun diskusi seputar Covid-19 di Instagram @pandemictalks, melalui unggahannya, Sabtu (19/9/2020) menyoroti sejumlah negara yang masih terjebak dalam gelombang pertama pandemi Covid-19 alias Endless First Wave.