Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenang 75 Tahun Insiden Penyobekan Bendera Belanda di Hotel Yamato

Kompas.com - 19/09/2020, 10:27 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Jihad Akbar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hari ini, 75 tahun lalu atau tepatnya 19 September 1945, terjadi insiden di Hotel Yamato, Surabaya.

Saat itu, arek-arek Surabaya melakukan penyobekan bendera Belanda, sehingga menyisakan warna merah dan putih saja.

Peristiwa tersebut merupakan salah satu peristiwa bersejarah bagi bangsa Indonesia, karena bentuk perlawanan terhadap penjajahan.

Untuk mengenang peristiwa tersebut, pada tahun-tahun sebelumnya diadakan reka ulang atau drama di sekitar Hotel Yamato, yang sekarang bernama Hotel Majapahit.

Dikutip Harian Kompas, 11 September 2000, pada tanggal 19 September 1945 pukul 06.00 WIB, tentara Belanda yang tergabung dalam tentara Sekutu menaikkan bendera Belanda berwarna merah-putih-biru di atas puncak Hotel Yamato.

Pengibaran bendera itu membuat warga Surabaya marah. Ribuan warga yang sebagian besar pemuda segera berkumpul di depan hotel.

Sebagian pemuda memakai seragam hitam, yang biasa dipakai oleh Jibakutai, barisan berani mati.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Insiden Hotel Yamato, Pemicu Aksi 10 November 1945

Menurut Sudi Suyono, salah seorang pemuda yang dikutip dari buku berjudul Rakyat Jawa Timur Mempertahankan Kemerdekaan (1994), massa terus datang mengalir.

Jalan Tunjungan, halaman hotel, serta halaman toko yang berdampingan penuh massa dengan luapan amarah. Agak ke belakang halaman hotel itu, beberapa tentara Jepang tampak tenang berjaga di posnya.

Ketika kerumunan semakin memadat, muncullah Residen Sudirman dengan mobil hitamnya. Mobil itu sudah dikenal dan massa pun menyibak memberi jalan.

Residen Sudirman masuk ke hotel diikuti beberapa pemuda, di antaranya Sidik dan Hariyono. Residen Sudirman ditemui Ploegman, yang mengaku sebagai perwakilan Sekutu.

Tak basa basi, Residen Sudirman langsung membicarakan masalah inti, meminta supaya bendera Belanda diturunkan. Namun Ploegman tak mau.

"Tentara Sekutu telah menang perang, dan karena Belanda adalah anggota Sekutu, maka sekarang Pemerintah Belanda berhak menegakkan kembali pemerintahan Hindia Belanda. Republik Indonesia? Itu tidak kami akui," kata Ploegman.

Warga terlibat saling dorong dengan pasukan Jepang di depan Hotel Majapahit saat teatrikal peristiwa perobekan bendera di Hotel Yamato (kini Hotel Majapahit) di Jalan Tunjungan, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (19/9/2018). Kegiatan tersebut dalam rangka memperingati peristiwa perobekan bendera Belanda menjadi bendera Indonesia pada 19 September 1945.ANTARA FOTO/ZABUR KARURU Warga terlibat saling dorong dengan pasukan Jepang di depan Hotel Majapahit saat teatrikal peristiwa perobekan bendera di Hotel Yamato (kini Hotel Majapahit) di Jalan Tunjungan, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (19/9/2018). Kegiatan tersebut dalam rangka memperingati peristiwa perobekan bendera Belanda menjadi bendera Indonesia pada 19 September 1945.

Kemudian Ploegman pergi ke belakang dan muncul kembali dengan menggenggam sepucuk pistol. Dia mengancam Pak Dirman dengan bentakan keras.

Sidik dan Hariyono yang mendampingi Pak Dirman segera menendang pistol dari tangan Ploegman. Pistol itu meletus dengan laras ke atas. Hariyono bergegas membawa Pak Dirman ke luar hotel.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com