Sementara itu, Sinovac sedang mempersiapkan pembuatan vaksin tersebut mencapai kesepakatan dengan Indonesia untuk memasok setidaknya 40 juta dosis vaksin pada Maret 2021.
Baca juga: Lansia, Covid-19, dan Vaksin Flu di Tengah Pandemi...
The Gamaleya Research Institute adalah bagian dari Kementerian Kesehatan Rusia. Mereka meluncurkan uji klinis pada bulan Juni dengan vaksin yang mereka disebut Gam-Covid-Vac.
Itu adalah kombinasi dari dua adenovirus, yaitu Ad5 dan Ad26. Keduanya direkayasa dengan gen coronavirus.
Pada 11 Agustus, Presiden Vladimir V Putin mengumumkan bahwa regulator perawatan kesehatan Rusia telah menyetujui vaksin tersebut. Vaksin itu kemudian berganti nama menjadi Sputnik V.
Baca juga: Saat Rusia Mulai Produksi Vaksin Corona Sputnik V Kloter Pertama...
Pakar vaksin mengecam langkah tersebut sebagai langkah yang berisiko. Lalu Rusia kemudian menarik kembali pengumuman tersebut.
Mereka menggantinya dengan mengatakan bahwa persetujuan tersebut adalah "sertifikat pendaftaran bersyarat," yang akan bergantung pada hasil positif dari uji coba Tahap 3.
Uji coba tersebut awalnya direncanakan hanya untuk 2.000 relawan, kemudian diperluas menjadi 40.000 relawan.
Baca juga: Belajar dari Kisah Cynthia, Survivor Covid-19 di Negeri Singa
Pada 4 September, tiga minggu setelah pengumuman Putin, peneliti Gamaleya menerbitkan hasil uji coba Tahap 1/2 mereka.
Dalam sebuah penelitian kecil, mereka menemukan bahwa Sputnik menghasilkan antibodi terhadap virus corona dan efek samping ringan.
Sementara itu, Rusia merundingkan kesepakatan untuk memasok vaksin ke negara-negara termasuk Brasil, Meksiko, dan India.
Baca juga: Obesitas dan Tingginya Angka Kematian akibat Virus Corona di AS...
Perusahaan China CanSino Biologics mengembangkan vaksin berdasarkan adenovirus yang disebut Ad5, bekerja sama dengan Institut Biologi di Akademi Ilmu Kedokteran Militer negara itu.
Pada Mei, mereka menerbitkan hasil yang menjanjikan dari uji coba keamanan Fase 1. Lalu pada Juli mereka melaporkan bahwa uji coba Fase 2 mereka menunjukkan vaksin tersebut menghasilkan respons imun yang kuat.
Langkah ini belum pernah terjadi sebelumnya.
Baca juga: Rekor Baru Covid-19, Berikut 41 Kabupaten/Kota Zona Merah di Indonesia, Bali Masih Memimpin
Militer China menyetujui vaksin pada 25 Juni selama setahun sebagai "obat yang dibutuhkan secara khusus".
CanSino tidak akan mengatakan apakah vaksinasi akan menjadi wajib atau opsional untuk tentara.
Pada 9 Agustus, kementerian kesehatan Saudi mengumumkan bahwa CanSino Biologics akan menjalankan uji coba Tahap 3 di Arab Saudi dan di bulan berikutnya mereka juga memulai uji coba di Pakistan.
Baca juga: Viral, Kisah Satu Keluarga yang Terpapar Covid-19, Ayah dan Ibu Meninggal Selang 30 Menit
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.