Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lama Tidak Berolahraga, Apa Dampaknya?

Kompas.com - 13/09/2020, 20:17 WIB
Vina Fadhrotul Mukaromah,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Olahraga merupakan sebuah kegiatan yang dibutuhkan untuk menjaga tubuh tetap sehat.

Ada berbagai dampak negatif yang dapat muncul apabila seseorang jarang atau bahkan tidak pernah berolahraga.

Jenis-jenis dampaknya pun beragam, mulai dari yang dapat dirasakan dan diketahui langsung hingga yang tidak disadari.

Baca juga: Meninggal karena Menggunakan Masker Saat Olahraga, Benarkah Demikian?

Dampak negatif tidak berolahraga

Menurut Dokter Spesialis Kedokteran Keluarga dr Michael Triangto, pertama-tama, perlu dipahami bahwa inaktivitas adalah penyakit yang paling banyak menimbulkan gangguan kesehatan saat ini.

Adapun jenis-jenis penyakit yang disebabkan oleh inaktivitas atau saat seseorang tidak mau berolahraga sama sekali bermacam-macam.

"Jadi, mulai dari hipertensi, diabetes, kolesterol, jantung, obesitas, itu adalah ciri-ciri yang disebabkan oleh inaktivitas tubuh," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Minggu (13/9/2020).

Baca juga: Amankah Olahraga Outdoor Selama Ada Wabah Virus Corona?

Michael mengatakan, jika seseorang tidak mau bergerak atau berolahraga, maka akan berhadapan dengan penyakit-penyakit tersebut.

"Dalam kondisi ini, kalau kita tidak mau bergerak, sama sekali tidak mau berolahraga, maka kita akan berhadapan dengan penyakit-penyakit itu," tuturnya.

Selain itu, melansir Kompas.com, (13/8/2018), orang yang jarang atau tidak pernah berolahraga umumnya akan merasakan tanda-tanda berikut:

  • Selalu lelah
  • Badan terasa pegal-pegal
  • Merasa stres yang bertubi-tubi
  • Tidak pernah merasa kenyang
  • Konstipasi atau sembelit
  • Berat badan makin naik
  • Kesulitan tidur

Baca juga: Tidur Kurang Nyenyak? Coba Konsumsi Makanan dan Minuman Ini!

Cara memulai olahraga kembali

Namun demikian, Michael mengingatkan, jika saat ini Anda baru akan memulai olahraga, tidak ada kata terlambat.

"Silakan saja mulai, tetapi harus dengan perlahan, bertahap, disesuaikan dengan tingkat kesehatan dan kemampuan saat ini," jelasnya.

Pasalnya, umumnya, jika lama tidak berolahraga, tentu kemungkinan adanya penyakit-penyakit tadi sudah banyak.

"Nah, dengan penyakit-penyakit tersebut, jika tiba-tiba atau mendadak melakukan olahraga berat, tentunya hal itu dapat mengganggu kesehatan saat ini," lanjutnya.

Baca juga: Sejarah Tempe, Makanan Kaya Protein yang Lahir dari Era Tanam Paksa

Ilustrasi obesitasShuterstock Ilustrasi obesitas

Ia pun mencontohkan pada orang yang mengalami obesitas.

"Contohnya, pada orang yang obesitas, 120 kg, sebelumnya 100 kg. Sekarang selama PSBB dari Maret hingga saat ini 6 bulan, naik jadi 120 kg. Baru dia sadar jika berat badan bertambah karena tidak bergerak," ungkapnya.

Pada kondisi tersebut, ada kemungkinan orang belum mengetahui kondisinya secara menyeluruh, seperti tekanan darah, kolesterol, dan lainnya.

"Dengan kondisi yang tidak diketahui, misalnya dia mendadak berolahraga, merasa tersengal-sengal, ternyata sudah punya gangguan lain. Tentu hal itu dapat berdampak negatif, mungkin serangan jantung atau mungkin penyakit lain yang dapat berdampak tidak baik untuk jangka panjang," jelasnya.

Baca juga: Rajin Olahraga tapi Bisa Kena Serangan Jantung? Ini Penjelasannya...

Michael menyebut bahwa hal ini dapat disimpulkan secara salah oleh orang-orang karena menganggap olahraga membuatnya mengalami kondisi tidak baik.

"Justru jadi kontraproduktif karena dia berpatokan pada olahraga dan tidak. Sebenarnya, di antara olahraga dan tidak, kita bisa masukkan aktivitas fisik dulu," jelasnya.

Secara perlahan, kemudian jika sudah terbiasa, baru dinaikkan sedikit demi sedikit intensitas ataupun beban olahraganya.

Baca juga: Mengenal CrossFit, Klub Olahraga yang Ditekuni Ashraf Sinclair

Jenis olahraga yang disarankan

Menurut Michael, jenis olahraga yang paling mudah dan disarankan saat ini adalah berjalan.

"Karena pada hakikatnya, manusia yang sehat itu mampu memobilisasi dirinya sendiri dengan cara berjalan," ungkapnya.

"Jadi, jika lokasi memungkinkan, daerah hijau, dan tidak banyak kerumunan, silakan berjalan keliling kompleks rumah, tentu dengan menerapkan protokol kesehatan seperti menggunakan masker," lanjut Michael.

Baca juga: Masih Perlukah Masker Saat Memakai Face Shield?

Sementara, apabila tidak memungkinkan atau tidak memiliki rumah yang luas seperti di kos, berjalan bolak-balik dari dinding ke dinding berkali-kali juga dapat dilakukan.

"Meskipun mungkin membosankan, tetapi setidaknya kita dapat melakukan sesuatu untuk menjaga kesehatan dan kebugaran kita," tuturnya.

Michael menilai, tidak ada alasan lagi untuk tidak dapat berolahraga karena tidak adanya fasilitas.

Baca juga: Masih Perlukah Masker Saat Memakai Face Shield?

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: New Normal , Berbahayakah Olahraga Pakai Masker?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com