Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Bom Meledak di Bursa Efek Jakarta

Kompas.com - 13/09/2020, 10:30 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Jihad Akbar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hari ini 20 tahun lalu, tepatnya 13 September 2000, bom meledak di gedung Bursa Efek Jakarta (BEJ).

Diberitakan Harian Kompas, Kamis (14/9/2000), sebanyak 10 orang tewas dan 34 orang luka-luka karena bom tersebut. Ada yang tewas di lokasi, ada pula yang di rumah sakit.

Korban tewas akibat luka bakar, menghirup asap, dan tersengat udara panas. Sejumlah korban tewas itu ditemukan di dalam kendaraan yang terparkir, sebagian lainnya tergeletak di lantai.

Dalam kejadian tersebut, tercatat dua mobil terbakar dan sekitar 20 lainnya rusak.

Peristiwa tragis yang mengejutkan warga Ibu Kota itu terjadi persis sehari menjelang persidangan Presiden Kedua RI Soeharto.

Kepala Direktorat Reserse Polda Metro Jaya Senior Superintendent Harry Montolalu memastikan ledakan berasal dari sebuah mobil yang diparkir di lantai P2 yang saat itu dipadati sekitar 400 kendaraan.

Baca juga: Benarkah Posisi Sujud Bisa Membantu Redakan Sesak Napas?

Kondisi saat ledakan

Pada hari itu, sejak pukul 10.00 WIB listrik sering mati. Pemadaman listrik di gedung BEJ terjadi hingga 8 kali.

Ledakan terjadi pada 15.20 WIB di lantai parkir P2 Gedung BEJ, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan.

Asap tebal berwarna hitam pekat membumbung dari Gedung BEJ. Kepanikan pun menyergap para karyawan yang berkantor di Gedung BEJ.

Mereka berlarian untuk menyelamatkan diri dengan menggunakan tangga darurat, termasuk ibu hamil. Asap hitam pekat juga membubung dari lantai parkir.

Situasi itu menyebabkan petugas pemadam kebakaran kesulitan mencapai titik api di bawah tanah.

Mobil pemadam kebakaran milik Security Grup Astra yang datang lebih awal juga tidak bisa berfungsi karena mesin diesel penyedot airnya tak bisa dihidupkan.

Aparat kepolisian, baik Gegana maupun Sabhara, juga mengalami kesulitan mengevakuasi korban karena asap tebal terus mengepul.

Hingga sekitar pukul 22.00, ruangan lantai parkir P2 masih terasa panas menyengat. Lantainya digenangi air dari sprinkler (penyembur air untuk memadamkan kebakaran). Sejumlah kabel atau saluran air di plafon areal parkir amburadul.

Seperti pada peristiwa peledakan-peledakan sebelumnya (Jakarta mengalami beberapa ledakan tahun itu), ledakan di Gedung BEJ juga tidak diawali dengan ancaman dari penelepon gelap.

"Denger isu juga enggak, apalagi ancaman," kata Ivan William, yang berkantor di lantai dasar Gedung BEJ.

Meski ledakan di Gedung BEJ itu terdengar sangat keras, tak satu pun kaca yang melapisi seluruh permukaan Gedung BEJ itu pecah. Kerusakan hanya di lantai P2, P1, dan sebagian plafon di lobi.

Dikutip Harian Kompas, Jumat (15/9/2000), polisi memastikan ledakan keras di lantai P2 gedung BEJ berasal dari sebuah bom yang diletakkan di bawah mobil.

Untuk tipenya, baru dipastikan beberapa hari kemudian. Dipastikan mobil yang meledak itu Corona Marx II, bukan sedan BMW seperti diberitakan Harian Kompas, Selasa (19/9/2000).

Sejumlah saksi yang melihat peristiwa peledakan bom di BEJ mengungkapkan, terdapat tiga orang yang keluar dari mobil yang meledak di lantai parkir P2.

Baca juga: Polisi Tangkap Pelaku Teror Pelemparan Bom Molotov di Trenggalek

Diberitakan Harian Kompas, Senin (25/9/2000), sebuah bengkel mobil JFC-Krung Baro Motor di Jagakarsa, Jakarta Selatan disebut sebagai tempat perakitan bom yang meledak di BEJ.

Bengkel mobil itu jaraknya hanya sekitar 200 meter dari rumah Presiden Keempat RI Abdurrahman Wahid.

Tersangka ditangkap

Dikutip Harian Kompas, Senin (25/9/2000), pengebom gedung BEJ ditangkap di kawasan Cilandak pada Sabtu (23/9/2000) pukul 04.00 WIB saat dalam perjalanan untuk menggranat Kedubes AS.

Kepala Polda Metro Jaya Inspektur Jenderal Nurfaizi mengungkapkan Iwan Setiawan alias Husen (43) dibekuk di dalam taksi.

Menurut Nurfaizi, Iwan mengaku sebagai pelaku peledakan di Kedutaan Besar Malaysia pada 27 Agustus 2000. Iwan juga mengaku terlibat dalam pengeboman di gedung BEJ.

Kepala Direktorat Reserse Polda Metro Jaya Senior Superintendent, Harry Montolalu, mengatakan Iwan mengaku tidak masuk ke Gedung BEJ.

Dua buah mobil masuk ke Gedung BEJ, salah satunya Corona Mark II yang meledak itu.

Taksi yang dipesan Iwan ternyata dikemudikan polisi yang menyamar. Setelah taksi bergerak, polisi lainnya melakukan pembuntutan dengan mobil dan motor.

Dalam upaya membuntuti itu, polisi menyergap Iwan menggunakan satu unit motor dan tiga mobil sedan.

Ketika taksi itu berhenti karena lampu lalu lintas menyala merah di perempatan Cilandak, penyergapan pun dilakukan.

"Iwan melakukan perlawanan yang cukup sengit. Target kami yang utama ialah mengamankan tangan tersangka agar tidak sempat mengambil granatnya. Akhirnya anggota saya yang berjumlah enam orang berhasil menghempaskan dia ke aspal. Lalu, kami memborgol tangannya ke belakang," Nurfaizi.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Pesawat Mandala Meledak di Medan, 149 Tewas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com