Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jurnalis Pemeriksa Fakta Jadi Korban Doxing, Liputan6.com Tempuh Jalur Hukum

Kompas.com - 12/09/2020, 14:04 WIB
Gloria Natalia Dolorosa

Penulis

KOMPAS.com – Jurnalis media online Liputan6.com untuk kanal Cek Fakta, Cakrayuni Nuralam, mengalami teror berupa doxing atau penyebarluasan informasi pribadi kepada publik.

Tidak hanya Cakrayuni yang mengalami, keluarganya juga terkena doxing.

Data pribadi berupa alamat rumah, nomor telepon, tautan akun privat yang mengarah ke foto keluarga, termasuk foto bayi, disebarluaskan ke publik.

Doxing dialami Cakrayuni setelah dia mempublikasikan artikel berjudul “Cek Fakta: Tidak Benar Anggota DPR dari Fraksi PDI Perjuangan Cucu Pendiri PKI di Sumbar" pada Kamis (10/9/2020).

Atas tindakan doxing yang menimpa jurnalisnya, Liputan6.com menyatakan akan menempuh jalur hukum. 

“Karena doxing adalah bentuk tindakan kekerasan dan jelas sangat berbahaya, apalagi mencantumkan link yang mengarah ke alamat rumah, foto keluarga, termasuk foto anak bayi sang wartawan, yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan materi berita yang ditulis,” kata Pemimpin Redaksi Liputan6.com, Irna Gustiawati, dalam siaran pers, Sabtu (12/9/2020).

Liputan6.com mengecam keras tindakan teror melalui doxing. Kerja-kerja jurnalistik diatur Undang-undang Pers No. 40 tahun 1999, Kode Etik Jurnalistik, dan Pedoman Pemberitaan Media Siber.

Irna mengatakan, jika ada pihak yang keberatan dengan pemberitaan Liputan6 com, ada sejumlah mekanisme yang disediakan oleh aturan itu.

Ia menekankan, wartawan tidak bekerja atas nama pribadinya, melainkan atas nama institusi dan dalam sistem yang dilindungi serta  patuh pada ketentuan Undang-Undang Pers.

“Menjadikan wartawan sebagai sasaran dengan melakukan tindakan kekerasan seperti doxing, bukan saja salah alamat, tapi sangat berbahaya,” kata Irna.

Kronologi doxing

Pada Kamis (10/2020), jurnalis Liputan6.com, Cakrayuni Nuralam, mempublikasikan artikel cek fakta.

Artikel tersebut memuat verifikasi klaim yang menyebut bahwa politisi PDI Perjuangan, Arteria Dahlan, adalah cucu dari pendiri PKI di Sumatera Barat, Bachtaroeddin.

Serangan doxing bermula pada Jumat (11/9/2020) dengan skala masif. Sekitar pukul 18.20 WIB, akun Instagram @d34th.5kull mengunggah foto korban tanpa izin dengan keterangan foto sebagai berikut:

"mentioned you in a comment: PEMANASAN DULU BRO??
No Baper ye jurnalis media rezim .
Hello cak @cakrayurinuralam .
Mau tenar kah,ogut bantu biar tenar ???? .
#d34th_5kull
#thewarriorssquad
#MediaPendukungPKI"

Kemudian, akun Instagram cyb3rw0lff__, cyb3rw0lff99.tm, _j4ck__5on__, dan __bit___chyd_____, menyusul dengan narasi serupa. 

Akun-akun tersebut juga membagikan sejumlah alamat surel Cakrayuni, akun-akun media sosial yang dimilikinya, serta nomor telepon seluler korban.

Redaksi Liputan6.com menyebutkan, setidaknya ada empat akun yang diduga sebagai pelaku doxing, yakni:
1. https://www.instagram.com/cyb3rw0lff99.tm/
2. https://www.instagram.com/d34th.5kull/
3. https://www.instagram.com/cyb3rw0lff__/
4. https://www.instagram.com/_j4ck__5on___

Berdasarkan penelusuran Liputan6.com, hanya dari satu akun, banyak yang melakukan repost dalam hitungan jam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com