Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rahasia Taiwan Melawan Hoaks Seputar Covid-19: Menggunakan Meme

Kompas.com - 11/09/2020, 19:45 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tidak banyak negara yang dinilai sukses dalam mengatasi pandemi virus corona Covid-19. Dari yang sedikit itu, ada Taiwan yang dapat dijadikan contoh. 

Respons sigap Taiwan menjadikan negara yang dekat dengan episentrum awal pandemi di China, hanya mencatakan 498 kasus positif, 7 korban meninggal dan saat ini hanya ada 16 kasus aktif. 

Selain upaya pencegahan pandemi secara klinis, Taiwan juga melakukan penyampaian informasi pandemi dengan memberikan penjelasan yang kreatif dan dapat diterima warganya. 

Salah satunya yaitu dengan menggunakan gambar meme.

Baca juga: Senjata Taiwan Melawan Corona: Wakil Presiden yang Ahli Epidemiologi

Kreatif dengan meme

Dikutip dariGov Insider Asiameme ini menjadi salah satu strategi Taiwan hingga sukses memerangi pandemi.

Hal itu sebagaimana disampaikan Menteri Digital Taiwan, Audrey Tang.

"Kami memerangi pandemi tanpa memberlakukan penguncian, dan info seputar pandemik tanpa melakukan penarikan," kata Audrey Tang.

Jika ada rumor yang keliru dan menyesatkan soal Covid-19 yang beredar di masyarakat, pemerintah merilis meme berisi humor ringan untuk menjernihkan suasana.

Misalnya, ketika awal pandemi melanda, beredar rumor yang menyebut negara akan segera kehabisan kertas toilet, karena bahan-bahannya banyak digunakan untuk membuat masker medis.

Tak lama dari itu, PM Taiwan, Su Tseng-chang mengunggah sebuah infografik untuk menyanggah rumor itu.

Infografik tersebut berisi karikatur dirinya yang menggoyangkan pantat dan mengatakan beberapa kalimat dalam bahasa mandarin.

"Kami hanya punya satu pantat, jangan menimbun, jangan percaya rumor," kata sang PM dalam meme itu.

Pemerintah melawan suatu kekeliruan dengan cara yang menghibur namun tetap menyertakan pesan esensinya.

Contoh lain, Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan menggunakan alat pengukur yang unik untuk menentukan berapa jarak yang dibutuhkan untuk penerapan penjarakan fisik di dalam dan di luar ruangan.

Alat pengukur itu bukanlah meteran, namun anjing.

"Saat di luar ruangan, jaraknya adalah 2 anjing shiba inus, sementara saat di dalam ruangan, dibutuhkan jarak sepanjang 3 anjing shiba inus," kata Tang.

Tang menyebut ada 3 cara yang digunakan pihaknya untuk memerangi pandemi, menggunakan meme adalah salah satunya.

Dua cara yang lain adalah mendengarkan masukan yang datang dari masyarakat dan mengoptimalkan layanan digitalnya.

Baca juga: WHO Apresiasi Respons Taiwan Terkait Penanganan Virus Corona

Melawan rumor dengan humor

Taiwan mendapat pujian atas kesuksesan memerangi pandemi. Terbukti dari 24 juta penduduknya, hanya ditemukan 496 kasus infeksi dan 7 kasus kematian di seluruh wilayahnya.

Dikutip dari Business Insider, meme yang ditampilkan oleh Pemerintah Taiwan ternyata melibatkan para komedian dalam proses pembuatannya.

Sehingga, prinsip yang diusung pemerintah setempat adalah melawan rumor menggunakan humor.

Sehingga pesan yang disampaikan cepat, benar, dan menyenangkan.

"Komedian adalah hal yang paling kami hargai," kata Tang.

Selain melalui humor dan meme, Taiwan juga sukses karena telah melakukan pencegahan sejak awal.

Misalnya dengan memantau kedatangan para pelancong dari Wuhan yang masuk ke wilayahnya untuk mendeteksi adakah tanda-tanda penyakit pernapasan pada mereka, sejak 30 Desember 2019.

Kemudian pada Januari, pejabat Taiwan mulai mengisolasi tiap pasien yang terinfeksi dan segera melacak kontak yang mereka lakukan sebelumnya.

Baca juga: Ini Alasan Taiwan Jadi Negara Terbaik yang Merespons Wabah Virus Corona

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com