Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PM Jepang Shinzo Abe Mundur, Seberapa Besar Dampaknya Bagi Indonesia?

Kompas.com - 29/08/2020, 10:00 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Perdana Menteri Shinzo Abe mengundurkan diri pada Jumat (28/8/2020) dengan lasan kesehatan. 

Pengunduran dirinya disampaikan melalui konferensi pers yang disiarkan Reuters dari kantor perdana menteri di daerah Chiyoda, Tokyo, Jepang.

Mundurnya Abe secara mendadak itu memicu kebingungan tentang pemerintahan Jepang ke depannya.

Hal itu dinilai bisa berdampak pada negara-negara di kawasan sekitarnya termasuk Indonesia. Dampak ekonomi apa yang bisa terjadi di Indonesia?

Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Nawir Messi menjelaskan, pada pengumuman pengunduran diri Shinzo Abe, pasar saham terkoreksi 1,5 persen dan Yen melemah.

"Itu mencerminkan kekhawatiran pasar tentang spekulasi penggantinya," katanya pada Kompas.com, Sabtu (29/8/2020).

Baca juga: PM Jepang Shinzo Abe Mundur karena Idap Penyakit Kolitis Ulserativa, Apa Itu?

Sementara Bhima Yudhistira Adhinegara peneliti INDEF menyebutkan, pengunduran diri PM Abe membuat kekhawatiran terhadap upaya pemulihan ekonomi jepang terhambat oleh transisi ke PM yang baru.

Akibatnya justru Yen yang dianggap sebagai mata uang aman diburu oleh pelaku pasar dengan kenaikan 0.78 persen terhadap dolar AS.

Sementara indeks Nikkei turun 1.41 persen per hari ini. Efeknya pun ke rupiah ikut terseret kepanikan di pasar keuangan. Rupiah terus melemah terhadap dolar hingga berada diatas 14.800.

Kandidat pengganti

Nawir mengatakan, publik juga menanti-nanti siapa yang akan menggantikan Abe dari sejumlah kandidat kuat penggantinya.

Dua di antaranya adalah Menteri Keuangan yang juga merangkap sebagai wakil perdana menteri Taro Aso (79) dan Chief Cabinet Secretary (Ketua Kabinet Sekretaris) Yoshihide Suga (71).

Baca juga: [POPULER GLOBAL] Misteri Menghilangnya WNI yang Siarkan Ajaran Kristen di Malaysia | PM Jepang Shinzo Abe Resmi Mengundurkan Diri

"Keduanya kalau terpilih diperkirakan akan meneruskan kebijakan-kebijakan Abe yang lebih cenderung pro kebijakan stabilitas dan mengindari risiko-risiko transformasi. Keduanya tidak dikhawatirkan oleh pasar," ujarnya.

Dia melanjutkan, kekhawatiran pasar ada pada 2 hal. Pertama jika Mantan Menteri Pertahanan Shigeru Ishiba (63) terpilih.

Karena dia merupakan pengritik Abe yang bisa jadi akan mengambil langkah-langkah transformatif yang berisiko.

Kedua, isu pergantian pimpinan Bank Central yang membuat pasar bergejolak.

Menurut Nawir jika 2 figur pertama yang menggantikan (Taro Aso dan Yoshihide Suga) maka tidak akan ada masalah.

"Kalau 2 figur pertama yang mengganti, saya kira tidak akan banyak perubahan dan dampaknya ke Indonesia tidak terlalu signifikan," ujar Nawir.

Tetapi sebaliknya, kata dia, jika Shigeru Ishiba terpilih, bisa jadi membawa perubahan signifikan yang berdampak pada Indonesia.

Baca juga: Shinzo Abe Mundur dari PM Jepang, Ini Respons Jokowi...

Jepang sebagai mitra dagang

Nawir juga mengingatkan bahwa Jepang adalah salah satu mitra dagang dan investor terbesar Indonesia.

Jika ekonomi Jepang mengalami guncangan, Indonesia pasti terdampak melalui transmisi perdagangan dan investasi.

Nawir melanjutkan, Indonesia mengekspor sejumlah barang dan jasa ke Jepang, termasuk mengimpor bahan baku industri dari Jepang.

"Kalau ekonomi Jepang melemah, apalagi terguncang, permintaan barang pasti melemah dan itu artinya ekspor kita ke Jepang juga terdampak," tuturnya.

Bhima mengatakan, efek lainnya adalah kinerja ekspor dan investasi di Indonesia bisa terganggu apalagi kalau ada perubahan stance kebijakan dari PM Jepang yang baru.

Spekulasi masih cukup tinggi di kawasan Asia terkait prospek recovery sepanjang tahun.

Sebagai catatan kinerja ekspor Indonesia ke Jepang dari januari-juli 2020 sudah jatuh minus 7.8 persen dibanding periode tahun lalu.

Baca juga: PM Jepang Shinzo Abe Mundur, Bagaimana Nasib Abenomics Sejauh Ini?

 

Nilai ekspor sebesar 7.3 miliar dollar AS lebih rendah dari tahun sebelumnya yakni 7.96 miliar dollar AS. 

"Padahal Jepang adalah negara tujuan ekspor utama kita. Tentu berita mundurnya PM Abe sangat disayangkan," kata Bhima. 

Seperti diberitakan sebelumnya, kabinet pemerintahan Abe akan terus menjalankan tugas sampai perdana menteri baru terpilih.

Perdana menteri baru yang memenangkan pemilihan partai akan mengisi jabatan tersebut hingga akhir masa jabatan Partai Demokrat Liberal (LDP) pada September 2021.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com