Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BPOM AS Izinkan Penggunaan Plasma Darah untuk Pengobatan Covid-19

Kompas.com - 24/08/2020, 11:04 WIB
Mela Arnani,
Jihad Akbar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) Amerika Serikat (AS) mengizinkan penggunaan plasma darah untuk pengobatan penyakit Covid-19.

Dilansir Reuters, Senin (24/8/2020), plasma darah tersebut diambil dari pasien yang telah pulih dari infeksi virus corona.

Pemberian izin dilakukan pada Minggu (23/8/2020), sehari setelah Presiden AS Donald Trump menyalahkan FDA karena dianggap menghambat peluncuran vaksin dan pengobatan terhadap virus corona atas alasan politik.

Sehari sebelum pengumuman dikeluarkan FDA, Trump menandai Komisaris FDA, Stephen Hahn, dalam twitnya.

"Keadaan yang dalam, atau siapa pun, di FDA membuat perusahaan obat sangat sulit untuk mendapatkan orang untuk menguji vaksin dan pengobatan," tulis Trump dalam akun Twitternya.

"Jelas, mereka berharap untuk menunda jawaban sampai setelah 3 November, Harus fokus pada kecepatan dan keselamatan nyawa," lanjutnya.

Baca juga: Daftar Hand Sanitizer Berbahaya Berbahan Metanol yang Ditarik FDA

Meskipun tampak terburu-buru mengeluarkan pengumuman ini, FDA mengungkapkan bukti awal menunjukkan plasma darah dapat menurunkan angka kematian pasien virus corona.

Selain itu, FDA melihat plasma darah dapat meningkatkan kondisi kesehatan pasien Covid-19 saat diberikan dalam tiga hari pertama perawatan di rumah sakit.

Namun, belum diketahui secara jelas mengenai dampak dari keputusan FDA ini.

"Tampaknya produk tersebut aman dan kami merasa nyaman dengan itu," ujar Direktur Pusat Evaluasi dan Penelitian Biologi FDA, Peter Marks.

FDA juga menyampaikan hal ini merupakan pendekatan yang aman dalam analisis terhadap 20.000 pasien yang menerima perawatan.

Lebih lanjut, FDA mengklaim setidaknya sebanyak 70.000 pasien telah dirawat menggunakan plasma darah.

Baca juga: FDA Keluarkan Izin Terbatas Penggunaan Klorokuin untuk Pengobatan Covid-19 di AS

Perawatan dengan plasma darah menguntungkan pasien berusia di bawah 80 tahun dan tidak menggunakan alat bantu pernapasan.

Pasien-pasien ini mempunyai tingkat kelangsungan hidup 35 persen lebih baik, sebulan setelah menerima pengobatan.

Stephen Hahn menuturkan, Trump belum berbicara dengannya dan tidak berperan dalam keputusan yang diambil oleh FDA ini.

Data Worldometers, Senin (24/8/2020) pagi, mencatat AS masih berada di tingkat teratas jumlah kasus penyebaran virus corona.

Teratat, ada sebanyak 5.874.146 orang di AS yang terjangkit Covid-19. Sebanyak 180.604 orang di antaranya dilaporkan meninggal dunia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com