Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

28 Triliun Ton Es di Bumi Menguap Kurang dari 30 Tahun, Apa Dampaknya?

Kompas.com - 23/08/2020, 19:27 WIB
Nur Rohmi Aida,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

Studi itu sendiri mempelajari keseluruhan hal tersebut sejak tahun 1994 hingga 2017.

Para peneliti menyimpulkan bahwa semua wilayah tersebut saat ini telah mengalami penurunan lapisan es yang menghancurkan dalam tiga dekade terakhir dan kehilangan ini terus berlanjut.

“28 triliun ton es akan menutupi seluruh permukaan Inggris dengan lapisan air beku setebal 100 meter,” ujar Tom Slater dari anggota kelompok Universitas Leeds.

Akibat pemanasan iklim

Dalam makalah yang diterbitkan di jurnal Diskusi Cryosphere para peneliti meyakini sebagian besar hilangnya es di bumi adalah konsekuensi langsung dari pemanasan iklim.

“Rata-rata, suhu permukaan bumi telah meningkat 0,85 derajat celcius sejak 1880, dan sinyal ini telah diperkuat di daerah kutub,” kata para peneliti.

Akibatnya suhu laut dan atmosfer meningkat yang kemudian memperbesar potensi hilangnya es sebagaimana diungkapkan oleh para ahli.

Baca juga: Efek Pemanasan Global, Beruang Kutub Terancam Punah pada 2100

Sementara terkait kasus lapisan es yang mencair di Antartika, peningkatan suhu laut menjadi pendorong utama bagi peningkatan suhu atmosfer yang menyebaban hilangnya es dari glester pedalaman seperti yang ada di Himalaya

Sementara di Greenland, hilangnya es dipicu oleh kombinasi peningkatan suhu laut dan atmosfer.

Meski demikian pihaknya menekankan bahwa tidak semua es yang hilang selama periode tersebut berkontribusi pada kenaikan permukaan laut.

“Sebanyak 54 persen es yang hilang berasal dari es laut,” kata peneliti Universitas Leeds, Isobel Lawrence.

“Ini mengapung di atas air dan pencairannya tidak akan menyebabkan kenaikan permukaan laut," tambahnya.

Akan tetapi, 46 persen air leleh lainnya berasal dari gletser dan lapisan es di tanah, dan ini yang akan menambah kenaikan permukaan laut.

Penyebab pemanasan global

Hasil kelompok tersebut diterbitkan 30 tahun setelah penilain pertama IPCC diterbitkan pada akhir Agustus 1990.

Hal ini menguraikan, secara gamblang bahwa pemanasan global nyata dan dipicu oleh peningkatan emisi gas rumah kaca dari pembakaran bahan bakar fosil.

Meskipun ada peringatan dari para ilmuwan, emisi ini terus meningkat karena suhu global terus melonjak.

Setidaknya pada minggu lalu dilaporkan, ada peningkatan 0,14 derajat celcius suhu global antara dekade 1980-89 dan dekade 1990-1999, kemudian peningkatan 0,2 derajat celcius antara masing-masing dekade berikutnya.

Laju kenaikan ini diperkirakan akan meningkat, kemungkinan menjadi sekitar 0,3 derajat celcius  per dekade, karena emisi karbon terus meningkat.

Baca juga: Jadwal SKB CPNS Kementerian LHK Diumumkan, Apa Saja Tesnya?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com