Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Lukisan Mona Lisa Dicuri dari Museum

Kompas.com - 21/08/2020, 07:33 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Jihad Akbar

Tim Redaksi

Sumber History

KOMPAS.com - Tepat 109 tahun yang lalu, 21 Agustus 1911, lukisan terkenal karya Leonardo da Vinci, Mona Lisa, dicuri dari museum Louvre di Paris, Perancis.

Peristiwa itu menggegerkan seantero Perancis, dan memunculkan beragam spekulasi tentang pencurian karya seni itu.

Banyak yang percaya bahwa pencuri profesional tidak mungkin terlibat, karena mereka menyadari sangat sulit untuk menjual lukisan paling terkenal di dunia itu.

Sebuah rumor yang dipercaya masyarakat kala itu adalah bahwa pencurian dilakukan oleh Jerman, dengan tujuan untuk mempermalukan Perancis.

Melansir History, Jumat (21/8/2020) para detektif dan investigator mencari Mona Lisa selama lebih dari dua tahun tanpa petunjuk yang pasti.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Terjadinya Peristiwa Rengasdengklok

Kemudian, pada November 1913, seorang pedagang barang seni asal Italia, Alfredo Geri, menerima surat dari pria yang menyebut dirinya "Leonardo".

Dalam surat itu, "Leonardo" mengatakan bahwa Mona Lisa ada di Florence, Italia, dan akan menyerahkan kembali lukisan itu setelah mendapat bayaran yang pantas.

Sebuah transaksi jebakan kemudian diatur untuk menangkap pria itu. Rencana itu berhasil, dan lukisan Mona Lisa berhasil diselamatkan tanpa ada kerusakan.

Pria yang mengaku sebagai "Leonardo" itu ternyata adalah orang yang sama yang mencuri Mona Lisa dari Louvre. Dia adalah Vincenzo Perugia, mantan pegawai di museum itu.

Dari hasil penyidikan, diketahui aksi pencurian itu terbilang sangat sederhana.

Perugia berjalan memasuki Louvre, bersembunyai sampai museum tutup, mencopot lukisan Mona Lisa dari dinding, dan kemudian kabur keesokan paginya.

Kepada penyidik, Perugia mengaku mencuri karena rasa patriotismenya terhadap Italia, dan keinginannya untuk membalas perlakuan Napoleon Bonaparte kepada negaranya.

Namun, temuan kasus perampokan yang pernah dia lakukan sebelumnya dan daftar kolektor seni di buku hariannya, membuat sebagian besar orang meyakini bahwa tindakannya murni karena uang.

Baca juga: Lukisan Termahal di Dunia pada Sepatu Dr Martens

Perugia akhirnya menjalani tujuh bulan dari hukuman satu tahun penjara, dan kemudian bertugas di militer Italia selama Perang Dunia I.

Sementara itu, Mona Lisa kembali ke Louvre, yang kemudian meningkatkan keamanan di sekitar lukisan itu untuk melindungin dari aksi pencurian.

Berkat aksi perampokan Perugia yang berani, Mona Lisa menjadi lebih terkenal. Sedikitnya, 120.000 orang pergi melihat lukisan itu dalam dua hari pertama setelah dikembalikan ke Louvre.

Pecinta dan kritikus seni melontarkan berbagai spekulasi baru tentang senyuman misterius sosok wanita dalam lukisan itu, dan Mona Lisa juga turut direferensikan dalam kartun, iklan, parodi, kartu pos, dan lagu yang tak terhitung jumlahnya.

Saat ini, lukisan paling terkenal di dunia ini masih ada di Louvre, lukisan itu digantung di kotak yang dilindungi oleh kaca antipeluru. Mona Lisa menerima sekitar 8 juta pengunjung setiap tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber History
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Penjelasan Pertamina soal Kebakaran Honda Civic LX di SPBU Wonogiri

Penjelasan Pertamina soal Kebakaran Honda Civic LX di SPBU Wonogiri

Tren
Fakta Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi karena Konsumsi Ganja

Fakta Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi karena Konsumsi Ganja

Tren
Benarkah Hamil Ubah Kondisi Organ dan Lebih Rentan Terkena Penyakit Usai Melahirkan?

Benarkah Hamil Ubah Kondisi Organ dan Lebih Rentan Terkena Penyakit Usai Melahirkan?

Tren
Deret Kader PDI-P yang Keluar Sepanjang Pemilu 2024, Terbaru Jokowi dan Gibran

Deret Kader PDI-P yang Keluar Sepanjang Pemilu 2024, Terbaru Jokowi dan Gibran

Tren
Mengenal Satyalancana Karya Bhakti Praja yang Akan Diberikan Jokowi ke Gibran dan Bobby

Mengenal Satyalancana Karya Bhakti Praja yang Akan Diberikan Jokowi ke Gibran dan Bobby

Tren
Alasan Ganjar-Mahfud Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran sebagai Presiden dan Wakil Presiden

Alasan Ganjar-Mahfud Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran sebagai Presiden dan Wakil Presiden

Tren
Badan Gampang Gatal dan Ruam padahal Sudah Mandi, Ini Penyebabnya

Badan Gampang Gatal dan Ruam padahal Sudah Mandi, Ini Penyebabnya

Tren
Jokowi Akan Berikan Satyalancana kepada Gibran dan Bobby, Ini Alasannya

Jokowi Akan Berikan Satyalancana kepada Gibran dan Bobby, Ini Alasannya

Tren
Daftar Partai Koalisi Prabowo-Gibran Usai Ditetapkan Jadi Presiden dan Wakil Presiden Terpilih

Daftar Partai Koalisi Prabowo-Gibran Usai Ditetapkan Jadi Presiden dan Wakil Presiden Terpilih

Tren
Mengapa Burung Tidak Mempunyai Gigi? Berikut Penjelasannya Menurut Sains

Mengapa Burung Tidak Mempunyai Gigi? Berikut Penjelasannya Menurut Sains

Tren
Pidato Prabowo Usai Ditetapkan Menjadi Presiden Terpilih 2024-2029

Pidato Prabowo Usai Ditetapkan Menjadi Presiden Terpilih 2024-2029

Tren
Resmi Ditetapkan sebagai Presiden dan Wakil Presiden Terpilih, Kapan Prabowo-Gibran Dilantik?

Resmi Ditetapkan sebagai Presiden dan Wakil Presiden Terpilih, Kapan Prabowo-Gibran Dilantik?

Tren
Kepada Anies dan Muhaimin, Prabowo: Saya Pernah di Posisi Anda

Kepada Anies dan Muhaimin, Prabowo: Saya Pernah di Posisi Anda

Tren
Mengenal Hutan Hujan dan Mengapa Keberadaannya Sangat Penting bagi Masyarakat Global

Mengenal Hutan Hujan dan Mengapa Keberadaannya Sangat Penting bagi Masyarakat Global

Tren
Rekrutmen Bersama BUMN 2024, Peserta Hanya Bisa Unduh Safe Exam Browser via Laptop

Rekrutmen Bersama BUMN 2024, Peserta Hanya Bisa Unduh Safe Exam Browser via Laptop

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com