Ledakan itu mempercepat kepergian mereka.
Seperti banyak orang Lebanon, dia sangat marah pada pemerintah yang mengakui bahwa 2.750 ton amonium nitrat dibiarkan membusuk di jantung Beirut.
"Tidak disangka, kita hidup di negara yang sudah 40 tahun tidak berbadan hukum," kata Walid.
Baca juga: Profil Hassan Diab, PM Lebanon yang Mengundurkan Diri Pasca-ledakan Beirut
Sharbel Hasbany, seorang penata rias berusia 29 tahun juga bertekad untuk meninggalkan Lebanon, setelah menolak permintaan ibunya selama bertahun-tahun.
Namun, dia mungkin perlu meminta bantuan keuangan dari teman dan keluarga karena krisis ekonomi membuat tabungannya tertahan di sistem perbankan yang memblokir penarikan dolar.
Saat ledakan, Hasbany berada di distrik Gemmayzeh, salah satu daerah yang paling terpukul oleh ledakan itu.
"Kami berada di sana sepanjang waktu, tapi tak tahu bahwa kami duduk di atas bom," terang dia.
Baca juga: Amonium Nitrat Sebabkan Ledakan Lebanon, Negara Mana yang Masih Menyimpan?
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan