Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Gadis 12 Tahun yang Disebut Hidup Lagi, Ini Penjelasan Medisnya

Kompas.com - 19/08/2020, 19:30 WIB
Retia Kartika Dewi,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Jenazah gadis berusia 12 tahun, SMW, disebutkan kembali hidup ketika sedang dimandikan oleh keluarga di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur pada Senin (17/8/2020).

Pihak keluarga menyebutkan, jenazah SMW sempat membuka mata dan berkedip.

Mengetahui hal itu, keluarga SMW kaget dan segera membawa jenazah ke puskesman untuk mendapat perawatan.

Namun, setelah diperiksa oleh petugas, kondisi SMW lemah, detak jantung tidak bisa terdeteksi oleh alat medis dan tekanan darahnya 60.

Tak lama kemudian, pada hari yang sama, SMW dinyatakan oleh petugas telah meninggal dunia.

Baca juga: Benarkah Membakar Jenazah Pasien Covid-19 Dapat Membunuh Virus Corona?

Terkait hal ini, mengapa jenazah mampu membuka mata dan berkedip?

Ketua Tim Dokter Otopsi, dr Ida Bagus Gede Surya Putra Pidada menyampaikan, kejadian tersebut merupakan tanda bahwa fungsi tubuh pada jenazah masih berjalan.

"Jadi, saya melihatnya, kalau jenazah masih bisa berkedip, ini berarti sel-sel masih ada yang berfungsi," ujar Surya saat dihubungi Kompas.com, Rabu (19/8/2020).

Menurut Putra, berdasarkan ilmu tanatologi (ilmu yang mempelajari tentang kematian), ada dua penggolongan tanda-tanda kematian yakni primer dan sekunder.

Ia menjelaskan, tanda-tanda kematian primer yakni berhentinya naPas, sistem sirkulasi jantung, dan sistem saraf.

Baca juga: Banyak Jenazah PDP Corona Diambil Paksa Keluarga, Mengapa Bisa Terjadi?

Sedangkan, tanda-tanda kematian sekunder yakni muncul lebam pada mayat, ada perubahan suhu menjadi lebih rendah, dan mulai proses pembusukan.

Selain itu, ada kondisi di mana mayat mengalami tanda-tanda kematian primer dan berhenti secara permanen, yang dinamakan mati somatis.

Menilik kasus yang terjadi pada jenazah SMW, Putra mengatakan bahwa hal ini serupa dengan kondisi mati seluler.

"Mati seluler adalah kondisi jenazah sudah mati somatis, tapi sel-selnya masih berfungsi. Jadi, ini bisa menjadi dasar kenapa sudah dikataKAn mati somatis, tapi masih bisa ada otot-otot yang bergerak karena sel-selnya masih ada yang hidup," ujar Putra.

"Ini sering disebut sebagai reaksi supravital. kejadian ini bisa sampai 2 jam dari mati somatis," lanjut dia.

Baca juga: Ramai soal Penolakan Jenazah Covid-19, Dokter: Pasien Meninggal, Virus Pun Mati

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com