SEJUMLAH tokoh nasional mendeklarasikan berdirinya Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat, Selasa (18/8/2020).
Mereka mengaku prihatin melihat kondisi bangsa Indonesia saat ini.
Aksi yang digelar di tengah meruaknya Covid-19 ini menyampaikan beberapa tuntutan mulai dari soal penanganan pandemi hingga penyelamatan ekonomi dan konstitusi.
Ada beberapa tuntutan yang mereka sampaikan, yakni meminta penyelenggara negara bekerja sesuai konstitusi serta bersungguh-sungguh menangani pandemi, bertanggung jawab mengatasi resesi dan mengoreksi praktik pembentukan hukum yang menyimpang dari Pancasila dan konstitusi.
Mereka juga menuntut pemerintah menghentikan penegakan hukum yang karut marut dan diskriminatif, menghentikan sistem dan praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN), oligarki, kleptokrasi dan politik dinasti.
Pemerintah dan legislatif juga diminta tak memberi peluang bangkitnya komunisme dan upaya mengubah Dasar Negara Pancasila.
Terakhir, mereka menuntut presiden bertanggung jawab sesuai sumpah dan janji jabatannya serta mendesak lembaga-lembaga negara (MPR, DPR, DPD dan MK) melaksanakan fungsi dan kewenangan konstitusionalnya.
Beberapa tokoh nasional dan "artis" di media sosial tercatat sebagai deklarator gerakan ini.
Sebut saja mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah yang juga ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia, Din Syamsuddin. Kemudian ada Gatot Nurmantyo.
Mantan panglima TNI yang sempat santer akan menjadi calon presiden pada Pemilu 2019 lalu ini juga tercatat sebagai deklarator. Selain itu juga ada Rochmad Wahab, guru besar di Fakultas Ilmu Pendidikan UNY yang juga menjabat Ketua Komite Khittah NU.
Berikutnya ada Meutia Farida Hatta, mantan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan. Ketua Majelis Syuro Partai Bulan Bintang dan mantan menteri kehutanan, MS Kaban, pakar hukum tata negara Refly Harun, mantan Sekretaris BUMN Said Didu, Rocky Gerung dan mantan anggota Komisi III DPR RI, Ahmad Yani.
Selain nama-nama di atas, terdapat pula sejumlah tokoh publik yang menjadi deklarator, di antaranya Ichsanuddin Noorsy, Syahganda Nainggolan, Marfuah Musthofa, Nurhayati Assegaf dan sejumlah tokoh lain.
Sejumlah politisi, khususnya dari partai koalisi pendukung Jokowi menuding deklarasi KAMI ini merupakan aksi balas dendam orang-orang yang kecewa dengan Jokowi.
Jika menilik sejumlah tokoh yang hadir dan menjadi deklarator, sekilas pembentukan KAMI ini seolah memang buntut dari Pilpres 2019 lalu. Karena, sebagian besar tokoh-tokoh yang terlibat dalam deklarasi dan aksi ini merupakan orang-orang yang kontra Jokowi.
Sebut saja MS Kaban. Politisi PBB yang kerap mengkritik pemerintah ini dalam Pilpres 2019 lalu adalah pendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Sementara Said Didu dikenal sebagai sosok yang sangat aktif mengkritik dan menyerang pemerintah.