Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tidak Lulus SBMPTN 2020? Simak Saran Pakar Pendidikan Ini...

Kompas.com - 15/08/2020, 09:52 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

"Jadi kalau tidak diterima di PTN, jangan kecil hati, bukan artinya masa depan hancur," ujar Ina.

Baca juga: Hal-hal yang Perlu Diketahui Setelah Pengumuman SBMPTN 2020

Kemampuan memecahkan masalah

Pada era saat ini, Ina mengatakan yang paling dibutuhkan adalah kemampuan dalam memecahkan masalah.

Apabila seseorang memiliki kemampuan atau skill dalam memecahkan masalah, masa depan dari orang tersebut tak perlu dirisaukan.

"Jadi dari mana pun universitasnya, kalau kita jago memecahkan masalah, tidak perlu kuatir dalam mencari pekerjaan nanti, bahkan bisa menciptakan lapangan pekerjaan," papar Ina.

Ina menekankan kepada setiap siswa, terlebih yang kemarin belum berhasil lulus SBMPTN 2020, agar mengedepankan ilmu yang dicari.

Oleh karenanya, ia mewanti-wanti agar tidak sembarangan daftar ke universitas yang saat ini masih membuka penerimaan jika ilmu yang dicari tidak ada.

"Bukan asal daftar kemana yang masih buka. Kalau jurusan yang dicari juga tidak ada disana, jangn asal," jelas Ina.

Tetapi, jika ilmu yang dicari sudah sesuai dan pilihan universitas juga dianggap telah pas, Ina menyarankan untuk memperjuangkan pilihan tersebut.

Baca juga: Sertifikat UTBK SBMPTN Bisa untuk Daftar Jalur Mandiri PTN atau PTS

Coba tahun depan 

Berbeda halnya jika siswa masih ragu dan belum menemukan jati diri setelah gagal dalam SBMPTN 2020 kemarin.

"Tapi kalau masih ragu, belum menemukan jati diri, tidak ada salahnya ambil gap year (jarak satu tahun), tapi bukan nganggur. Isi dengan program-program singkat untuk menggali minat dan potensi diri sesungguhnya," ujar Ina.

"Bisa juga ikut kegiatan volunteer. Siapa tahu malah menemukan panggilannya. Malah lebih mantap menentukan pilihan di tahun depan," sambung dia.

Senada dengan Ina Liem, pengamat pendidikan Doni Koesoema juga menyatakan hal yang sama.

Menurutnya, babak baru setelah gagal di SBMPTN 2020 tergantung dari individu masing-masing anak serta kemampuan orangtua.

"Karena setelah jalur SBMPTN, hanya tersedia jalur mandiri, atau ke perguruan tinggi swasta. Dan ini biasanya membutuhkan biaya besar," kata Doni saat dihubungi pada hari yang sama.

Doni menyampaikan, dengan mengambil pilihan menganggur satu tahun tanpa melakukan apa-apa demi menunggu SBMPTN di tahun berikutnya akan merugikan individu tersebut.

Oleh karena itu, ia menyarankan kepada siswa untuk realistis.

"Dia (siswa) mau menjadi apa, dan universitas mana yang masih bisa ia masuki sesuai dengan kondisi ekonomi orangtua," jelas dia.

Apabila kondisi orangtua tidak memungkinkan untuk membiayai, individu tersebut dapat berusaha bekerja sembari mempersiapkan SBMPTN tahun depan.

Baca juga: Update Virus Corona di Dunia 15 Agustus: 14,1 Juta Pasien Sembuh | Kim Jong Un Cabut Lockdown di Kaesong

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mengenal Apa Itu Lemak, Berikut Manfaat dan Pengaruh Negatifnya

Mengenal Apa Itu Lemak, Berikut Manfaat dan Pengaruh Negatifnya

Tren
Memahami Gugatan PDI-P atas KPU ke PTUN, Bisa Pengaruhi Hasil Pemilu 2024?

Memahami Gugatan PDI-P atas KPU ke PTUN, Bisa Pengaruhi Hasil Pemilu 2024?

Tren
Penelitian Ungkap Sebagian Kota Besar di China Terancam Tenggelam pada 2120

Penelitian Ungkap Sebagian Kota Besar di China Terancam Tenggelam pada 2120

Tren
LINK Live Streaming Penetapan Prabowo-Gibran Jadi Presiden dan Wapres Terpilih, Mulai Pukul 10.00 WIB

LINK Live Streaming Penetapan Prabowo-Gibran Jadi Presiden dan Wapres Terpilih, Mulai Pukul 10.00 WIB

Tren
Ramai soal Lowker untuk Lansia, Praktisi Apresiasi sebagai Pemberdayaan Strategis dan Inklusif

Ramai soal Lowker untuk Lansia, Praktisi Apresiasi sebagai Pemberdayaan Strategis dan Inklusif

Tren
Profil Mooryati Soedibyo, Pendiri Mustika Ratu yang Meninggal di Usia 96 Tahun

Profil Mooryati Soedibyo, Pendiri Mustika Ratu yang Meninggal di Usia 96 Tahun

Tren
Benarkah Rupiah Melemah Bisa Menyebabkan Inflasi di Indonesia? Ini Kata Pakar

Benarkah Rupiah Melemah Bisa Menyebabkan Inflasi di Indonesia? Ini Kata Pakar

Tren
Daftar Sementara Atlet Indonesia yang Lolos ke Olimpiade Paris 2024, Sudah 17 Orang

Daftar Sementara Atlet Indonesia yang Lolos ke Olimpiade Paris 2024, Sudah 17 Orang

Tren
Duduk Perkara TikToker Galihloss Ditangkap Polisi

Duduk Perkara TikToker Galihloss Ditangkap Polisi

Tren
TPA Terbesar di India Kebakaran Selama 24 Jam, Keluarkan Asap Beracun

TPA Terbesar di India Kebakaran Selama 24 Jam, Keluarkan Asap Beracun

Tren
5 Efek Samping Menahan Buang Air Kecil Terlalu Lama

5 Efek Samping Menahan Buang Air Kecil Terlalu Lama

Tren
Sup di Jepang Berumur 79 Tahun Tetap Nikmat dan Aman Dimakan, Apa Rahasianya?

Sup di Jepang Berumur 79 Tahun Tetap Nikmat dan Aman Dimakan, Apa Rahasianya?

Tren
5 Pilihan Ikan Lokal Tinggi Omega 3, Makan Minimal 2 Porsi Seminggu

5 Pilihan Ikan Lokal Tinggi Omega 3, Makan Minimal 2 Porsi Seminggu

Tren
Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 24-25 April 2024

Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 24-25 April 2024

Tren
[POPULER TREN] Musim Kemarau Diprediksi Mundur Mei | Prakiraan Cuaca BMKG 23-24 April

[POPULER TREN] Musim Kemarau Diprediksi Mundur Mei | Prakiraan Cuaca BMKG 23-24 April

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com