Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

20 Juta Orang Terinfeksi, Ini Update 6 Kandidat Vaksin Corona di Dunia

Kompas.com - 11/08/2020, 19:47 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Lebih dari 20 juta kasus infeksi virus corona telah dilaporkan dari penjuru dunia sejak dilaporkan pertama di Wuhan, China akhir 2019 lalu.

Sebanyak 739.784 orang meninggal dunia, sementara 13,2 juta lainnya dinyatakan telah sembuh.

Meski demikian, belum ada tanda-tanda pandemi itu akan menurun, mengingat kasus yang masih terus bertambah di banyak negara, termasuk Indonesia.

Sementara itu, para peneliti dunia kini sedang berlomba mengembangkan lebih dari 165 vaksin untuk melawan virus corona.

Dari jumlah itu, 30 vaksin di antaranya sedang dalam tahap uji coba pada manusia.

Biasanya, vaksin membutuhkan penelitian dan pengujian bertahun-tahun sebelum mencapai tahap klinis.

Tetapi para ilmuwan kini berusaha untuk menghasilkannya pada tahun depan dengan aman dan efektif.

Baca juga: WHO Usahakan agar Distribusi Vaksin Corona Merata, Bagaimana Caranya?

Berikut perkembangan terkini status dari vaksin unggulan, dilansir dari New York Times (11/8/2020).

1. Moderna

Moderna mengembangkan vaksin berdasarkan massenger RNA (mRNA) untuk menghasilkan protein virus dalam tubuh.

Bekerja sama dengan National Institutes of Health, Moderna menemukan bahwa vaksin tersebut mampu melindungi monyet dari virus corona.

Pada Maret 2020, mereka menyuntikkan vaksin pertama ke dalam uji coba manusia dan memberikan hasil yang menjanjikan.

Setelah melakukan uji tahap II, mereka melakukan uji coba tahap III pada 27 Juli 2020. Uji coba terakhir akan melibatkan 30.000 orang sehat di sekitar 89 lokasi di sekitar Amerika Serikat.

Baca juga: Ini Rencana Cadangan jika Tidak Ada Vaksin Corona Tahun Depan

2. BionNTech

Perusahaan Jerman BioNTechh telah menjalin kerja sama dengan Pfizer, perusahaan yang berbasih di New York dan pembuat obat China Fosun Pharma untuk mengembangkan vaksin mRNA mereka.

Pada Juli 2020, mereka mengunggah hasil dari uji coba tahap I dan II di Amerika Serikat dan Jerman. Mereka menemukan, bahwa vaksin itu mampu menghasilkan antibodi melawan SARS-CoV-2 serta kekebalan yang disebut sel T.

Beberapa relawan mengalami efek samping sedang seperti gangguan tidur dan nyeri lengan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com