Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Catatan Penanganan Virus Corona di Bawah Komite Covid-19?

Kompas.com - 11/08/2020, 11:45 WIB
Vina Fadhrotul Mukaromah,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pada akhir Juli 2020, pemerintah membentuk Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional.

Dengan terbentuknya komite ini, maka Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 resmi dibubarkan.

"Kesehatan Pulih, Ekonomi Bangkit" menjadi moto langkah strategis dari komite tersebut.

"Kunci memulihkan ekonomi adalah memulihkan kesehatan terlebih dahulu," tegas Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir selaku Ketua Pelaksana Komite seperti dikutip dari Harian Kompas, 7 Agustus 2020.

Setidaknya, ada tiga prioritas program dari Komite ini, yaitu:

  • Program Indonesia Sehat, untuk memastikan rakyat aman dari Covid-19 dan reformasi layanan kesehatan ditempatkan sebagai prioritas pertama
  • Program Indonesia Bekerja, sebagai prioritas kedua untuk pemberdayaan dan percepatan tenaga kerja
  • Program Indonesia Tumbuh, sebagai prioritas ketiga, yaitu pemulihan dan transformasi ekonomi nasional.

Baca juga: Komite Covid-19 Dibentuk, Politisi Demokrat: Jangan Sampai Tak Tepat Sasaran

Setelah tiga pekan dibentuk, bagaimana catatan untuk Komite Penanganan Covid-19 ini?

Catatan pencapaian

Sejumlah pekerja menggunakan masker berjalan kaki setelah meninggalkan perkantorannya di Jakarta, Rabu (29/7/2020). Klaster perkantoran penularan Covid-19 di Jakarta kini menjadi sorotan. Data resmi hingga Selasa (28/7/2020) kemarin, ada 440 karyawan di 68 perkantoran di Ibu Kota yang terinfeksi virus corona.KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Sejumlah pekerja menggunakan masker berjalan kaki setelah meninggalkan perkantorannya di Jakarta, Rabu (29/7/2020). Klaster perkantoran penularan Covid-19 di Jakarta kini menjadi sorotan. Data resmi hingga Selasa (28/7/2020) kemarin, ada 440 karyawan di 68 perkantoran di Ibu Kota yang terinfeksi virus corona.
Menurut Dosen Public Health di University of Derby Inggris, Dono Widiatmoko, catatan positifnya adalah Indonesia mempersiapkan tim yang lebih kuat dalam menghadapi pandemi ini.

"Plus ya, Indonesia mempersiapkan tim yang lebih kuat untuk menghadapi pandemi yang cukup panjang," ujar Dono kepada Kompas.com, Senin (10/8/2020) sore.

Sementara, terkait pelaksanaan di bidang kesehatan, Ahli Patologi Klinis sekaligus Direktur RS UNS Tonang Dwi Ariyanto menyebut bahwa belum ada catatan atau kemajuan yang signifikan.

"Belum ada yang signifikan ya untuk bidang kesehatan," kata Tonang saat dihubungi Kompas.com, Senin (10/8/2020) pagi.

Dihubungi secara terpisah, Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman, juga berpendapat sama.

"Metode strategi komunikasinya belum berubah banyak," ujar Dicky, saat dihubungi secara terpisah.

Sementara, sisi positifnya adalah lebih terlihat peran di banyak sektor dalam penanganan pandemi Covid-19 ini, meskipun belum signifikan untuk pengendalian pandemi virus corona.

"Belum (signifikan) untuk pengendalian pandeminya, lebih ke ekonomi," lanjut Dicky.

Baca juga: KSAD Jadi Wakil Komite Penanganan Covid-19, Mahfud: Keterlibatan TNI Diperlukan

Testing harus jadi strategi utama

Sejumlah petugas tengah memberikan pelayanan kepada warga di Rumah Sakit Darurat (RSD) Covid-19, Kemayoran, Jakarta.Kogabwilhan I Sejumlah petugas tengah memberikan pelayanan kepada warga di Rumah Sakit Darurat (RSD) Covid-19, Kemayoran, Jakarta.
Dicky memberikan catatan, sistem zonasi yang diterapkan belum mengalami perbaikan pada kriterianya sehingga tidak memiliki argumen indikator epidemiologi yang tepat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com