KOMPAS.com - Pada akhir Juli 2020, pemerintah membentuk Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional.
Dengan terbentuknya komite ini, maka Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 resmi dibubarkan.
"Kesehatan Pulih, Ekonomi Bangkit" menjadi moto langkah strategis dari komite tersebut.
"Kunci memulihkan ekonomi adalah memulihkan kesehatan terlebih dahulu," tegas Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir selaku Ketua Pelaksana Komite seperti dikutip dari Harian Kompas, 7 Agustus 2020.
Setidaknya, ada tiga prioritas program dari Komite ini, yaitu:
Baca juga: Komite Covid-19 Dibentuk, Politisi Demokrat: Jangan Sampai Tak Tepat Sasaran
Setelah tiga pekan dibentuk, bagaimana catatan untuk Komite Penanganan Covid-19 ini?
"Plus ya, Indonesia mempersiapkan tim yang lebih kuat untuk menghadapi pandemi yang cukup panjang," ujar Dono kepada Kompas.com, Senin (10/8/2020) sore.
Sementara, terkait pelaksanaan di bidang kesehatan, Ahli Patologi Klinis sekaligus Direktur RS UNS Tonang Dwi Ariyanto menyebut bahwa belum ada catatan atau kemajuan yang signifikan.
"Belum ada yang signifikan ya untuk bidang kesehatan," kata Tonang saat dihubungi Kompas.com, Senin (10/8/2020) pagi.
Dihubungi secara terpisah, Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman, juga berpendapat sama.
"Metode strategi komunikasinya belum berubah banyak," ujar Dicky, saat dihubungi secara terpisah.
Sementara, sisi positifnya adalah lebih terlihat peran di banyak sektor dalam penanganan pandemi Covid-19 ini, meskipun belum signifikan untuk pengendalian pandemi virus corona.
"Belum (signifikan) untuk pengendalian pandeminya, lebih ke ekonomi," lanjut Dicky.
Baca juga: KSAD Jadi Wakil Komite Penanganan Covid-19, Mahfud: Keterlibatan TNI Diperlukan