Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai Pembahasan soal Fetish, Bagaimana Gejala, dan Penanganannya?

Kompas.com - 08/08/2020, 13:10 WIB
Vina Fadhrotul Mukaromah,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kata "fetish" kembali ramai diperbincangkan di media sosial. Beberapa waktu lalu, sempat ramai terduga pelaku fetish jarik yang pertama kali dibongkar melalui media sosial Twitter.

Kini, pelaku tersebut telah ditangkap polisi di kampung halamannya, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, setelah sebelumnya dikeluarkan dari universitas tempat ia menempuh pendidikan.

Kasus fetish ini bukan pertama kalinya tersebar di media sosial. Lantas, apa sebenarnya gejala dan penyebab dari perilaku tersebut?

Apa itu fetish?

Melansir Psychology Today, fetish merupakan ketertarikan seksual pada benda atau bagian tubuh yang umumnya tidak dipandang secara seksual, ditambah dengan gangguan tertentu yang signifikan secara klinis. 

Sementara, mengutip Kompas.com, Minggu (2/8/2020), Seksolog Klinis Zoya Amirin menjelaskan bahwa fetish merupakan berbagai bentuk paraphilia.

"Salah satu paraphilia itu adalah fetish, dimana seorang individu merasa terangsang dengan bagian tubuh yang nonseksual atau benda-benda nonseksual," kata Zoya.

Baca juga: Ramai Gilang Bungkus, Apakah Fetish Berbahaya dan Bisa Dikenali?

Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders-5 (DSM-5), gangguan ini dicirikan dengan ketergantungan yang terus menerus pada benda mati atau bagian tubuh tertentu untuk mencapai gairah seksual.

Zoya memaparkan, bagian tubuh seksual adalah payudara dan alat kelamin.

Sementara benda-benda seksual adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan hubungan seksual, seperti pakaian dalam, lingerie, sex toys dan sebagainya.

"Dia bisa terangsang dengan pusar, ketiak, jempol kaki, betis, telapak kaki, dan masih banyak lagi fetish yang bagian tubuh nonseksual," ujarnya.

Fetish sebenarnya terjadi pada banyak individu, tetapi diagnosis hanya diberikan jika telah menyebabkan gangguan, baik dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lainnya.

Adapun fetish lebih sering dialami oleh laki-laki dibandingkan perempuan. 

Bagaimana gejala fetish?

Menurut Zoya, pemilik fetish, dapat dikategorikan dalam beberapa tingkat. Ada yang berada di level parah atau akut dan ada juga yang tidak terlalu parah.

"Yang mild itu artinya gini, dia masih tetap bisa berhubungan seksual, tapi pada saat melakukan hubungan seksual itu harus ada kain jarit, keringat, (obyek fetish-nya)," ujar dia.

Sementara, untuk yang sudah parah, orang tersebut tidak membutuhkan hubungan seksual karena hasratnya dapat terpenuhi hanya dengan melihat atau menikmati obyek-obyek nonseksual.

Baca juga: Viral Utas soal Predator Fetish Kain Jarik, Ini Tanggapan Unair

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com