Diketahui, ledakan di kawasan pelabuhan Beirut, Lebanon itu menewaskan sedikitnya 137 orang, melukai ribuan orang, dan menambah kemarahan publik yang meletus dalam protes tahun lalu terhadap pemerintah yang dianggap korup dan tidak efisien.
"Kami sedang berusaha untuk memperbaiki negara ini. Kami telah mencoba untuk memperbaikinya selama sembilan bulan tetapi sekarang kami akan melakukannya dengan cara kami sendiri," kata Fadlallah.
"Jika kita benar-benar berniat, mereka (kehadiran negara) pasti sudah ada di jalan sejak tadi malam membersihkan dan bekerja. Di mana mereka?," imbuhnya.
Baca juga: Ledakan Lebanon, Bagaimana Amonium Nitrat Sampai ke Pelabuhan Beirut?
Beberapa pekerja pertahanan sipil dapat dilihat sedang memeriksa struktur bangunan tetapi jumlah mereka jauh lebih banyak daripada sukarelawan muda yang membanjiri jalan untuk membantu.
Dalam kelompok kecil, mereka dengan penuh semangat menyapu kaca di bawah bangunan yang hancur, menyeretnya ke dalam kantong plastik.
Yang lainnya memanjat tangga yang dipenuhi puing-puing untuk menawarkan rumah mereka kepada penduduk yang rumahnya hancur.
"Kami mengirim orang-orang ke rumah jompo dan orang cacat yang rusak untuk membantu mereka menemukan rumah," kata seorang sukarelawan Husam Abu Nasr.
"Kami tidak memiliki negara untuk mengambil langkah-langkah ini, jadi kami mengambil tindakan sendiri," katanya.
Baca juga: Fakta Ledakan Lebanon, dari Tewaskan 78 Orang hingga Disebut Mirip Bom Hiroshima