Sementara, di lahan terbuka, Rae menyebut bahwa membakar amonium nitrat (misalnya di lapangan terbuka) tidak mungkin menghasilkan ledakan.
Dalam sebuah ledakan, tidak semua amonium nitrat habis dan meledak. Beberapa di antaranya terurai perlahan dan mencipatakan gas beracun seperti nitrogen oksida.
Menurut Rae, gas-gas inilah yang menjadi penyebab timbulnya kepulan asap merah-cokelat yang terlihat setelah ledakan Beirut.
Beirut pic.twitter.com/Cn2PhgRgkf
— Borzou Daragahi ???????? (@borzou) August 4, 2020
Setelah terlihat letusan bola api dalam video tersebut, Anda dapat melihat adanya geombang kejut yang meluas dari ledakan.
Kelembaban di udara dengan cepat terkondensasi dan membentuk bola putih di sekitar zona ledakan.
Hingga kini, belum diketahui dengan jelas, apa lagi yang mungkin dinyalakan dan meledak dalam peristiwa tersebut, atau apa yang disimpan di dermaga.
Baca juga: Ledakan di Beirut, Ini Analisis Pakar Penjinak Bom terkait Penyebabnya
Karena potensi ledakan yang dapat disebabkan oleh amonium nitrat, negara-negara atau uni memberlakukan peraturan ketat tentang bagaimana penyimpanan dan pemrosesannya.
"Umumnya, disimpan di bawah kondisi yang terkontrol dan volume yang telah disesuaikan untuk meminimalisir kemungkinan ledakan," kata ahli biologi tanaman di University of Sidney, Brent Kaiser.
Di Australia, penyimpanan dan penggunaan amonium nitrat diawasi untuk mencegah jenis-jenis ledakan yang dapat terjadi.
Badan Perlindungan Lingkungan AS, bersama Administrasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja serta Biro Alkohol, Tembakau, Senjata Api, dan Bahan Peledak, membuat daftar dari undang-undang dan peraturan yang bersinggungan dengan pembuatan, pemrosesan, dan penyimpanan amonium nitrat.
Bidang-bidang atau fasilitas yang memiliki kuantitas tinggi dari bahan kimia ini kemudian diperiksa oleh Departemen Keamanan dalam Negeri.
Baca juga: Fakta Ledakan Lebanon, dari Tewaskan 78 Orang hingga Disebut Mirip Bom Hiroshima
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.