Saat ini, pekerja darurat sedang berusaha menggali puing-puing bangunan yang hancur akibat ledakan.
Presiden Michel Aoun mengatakan bahwa 2.750 ton amonium nitrat telah tersimpan di dalam gudang tersebut selama enam tahun tanpa langkah pengamanan ketat.
Material yang biasa digunakan dalam pupuk dan bahan peledak ini dibiarkan begitu saja tanpa pengawasan.
Presiden mengungkapkan bahwa hal tersebut tidak dapat diterima.
Pagi ini, Rabu (5/8/2020), Aoun langsung mengadakan pertemuan kabinet darurat untuk membahas bencana ini.
Ia juga menyerukan agar keadaan darurat segera diumumkan dalam waktu dua minggu.
Gubernur Beirut Marwan Abboud mengatakan ledakan besar yang terjadi di Beirut, Lebanon pada Selasa (4/8/2020) mengingatkannya pada peristiwa bom atom Hiroshima dan Nagasaki di Jepang saat Perang Dunia II.
Pihak berwenang juga menyampaikan korban tewas dan luka-luka masih dapat terus bertambah menyusul evakuasi dan penyelamatan yang masih berlangsung.
"Peristiwa ini mirip dengan apa yang terjadi di Jepang, di Hiroshima dan Nagasaki. Dalam hidup saya, saya belum pernah melihat kehancuran dengan skala besar seperti ini. Ini adalah bencana nasional," ujar Abboud seperti dikutip CNN.
Baca juga: Selain di Beirut, Berikut 4 Kasus Ledakan Besar yang Disebabkan Amonium Nitrat