Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makan Banyak tetapi Tetap Kurus? Simak Penjelasan Ahli

Kompas.com - 21/07/2020, 08:05 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Setiap orang mempunyai sistem metabolisme tubuh yang berbeda-beda.

Metabolisme merupakan proses pembakaran kalori dari makanan dan minuman yang masuk ke dalam tubuh untuk menghasilkan energi.

Karena itu, kerap ditemui sejumlah orang yang mempunyai pengalaman sudah makan banyak tapi tubuhnya tetap kurus.

Atau sebaliknya, makan sedikit tapi badan cepat gemuk.

Baca juga: Meninggal karena Menggunakan Masker Saat Olahraga, Benarkah Demikian?

Lantas, mengapa hal tersebut bisa terjadi?

Ahli gizi komunitas Dr dr Tan Shot Yen mengatakan ada baiknya tidak buru-buru menyalahkan sistem metabolisme tubuh untuk hal di atas.

Yang perlu digarisbawahi yakni perhatikan betul apa saja yang menjadi asupan kita sehingga tambahan berat badan itu datang.

"Setuju metabolisme tidak sama, tapi sebelum menyasar ke sana, lebih bijak bikin jurnal apa yang dimakan dan diminum tiap hari. Jangan lupa jurnal jujur," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Minggu (19/7/2020) pagi.

Baca juga: Berikut Daftar Ajang Olahraga yang Dibatalkan akibat Virus Corona

Jurnal jujur yang dimaksudkan Tan adalah catatan asupan makanan yang dikonsumsi dalam setiap harinya.

Tidak lupa pula, menyertakan asupan minuman yang dikonsumsi, tidak hanya makanannya.

Minuman berasa, minuman mengandung boba, soda, gula, dan sebagainya, menurutnya memiliki kandungan yang lebih banyak bagi tubuh, tapi seringkali kita abai.

"Makannya banyak dan sering, tapi tinggi serat dan kualitas, (itu) yang dibutuhkan tubuh. Ya aman dong? (Sementara) Makan dikit ya? Dikit tapi kalorinye gila?" sebutnya.

Soal metabolisme, Tan menyebut kerja tubuh seseorang akan berubah dan menurun ketika mendekati usia menopouse.

"Yang ngeluh-ngeluh tadi masih jauh dari menopause, kan? Metabolisme (mereka) turun karena rebahan, enggak olah raga. WFH beneran berteman dengan jok dan bantal," kata dia.

Baca juga: Mengenal Rule of 20 untuk Atasi Mata Lelah

Dikonfirmasi terpisah, dokter gizi di MRCCC Siloam Hospitals Semanggi, dr Agnes Riyanti Inge Permadhi menjelaskan setidaknya ada tiga faktor yang memengaruhi tentang kasus di atas.

1. Genetika

Ilustrasi sel dan gen DNA kanker.SHUTTERSTOCK/CI PHOTOS Ilustrasi sel dan gen DNA kanker.

Genetik adalah sesuatu yang sulit diubah, karena bawaan alami tubuh.

Diberitakan Kompas.com (6/3/2020), genetika adalah cabang biologi yang menyangkut dengan pewarisan sifat (hereditas) dan variasi.

Konsep genetika berkembang dari ilmu yang membahas tentang bagaimana sifat diturunkan menjadi lebih luas, yakni ilmu yang mempelajari tentang materi genetik.

Secara luas, genetika membahas mengenai:

  • Strukturmateri genetik, meliputi gen, kromosom, DNA, RNA, plasmid, episom, dan elemen tranposabel
  • Reproduksi materi genetik, meliputi reproduksi sel, replikasi DNA, dan lainnya
  • Kerja materi genetik, meliputi ruang lingkup materi genetik, transkripsi, kode genetik dan lainnya
  • Perubahan materi genetik, meliputi mutasi dan rekombinasi
  • Genetika dalam populasi
  • Perekayasaan materi genetik

Baca juga: Ramai soal Dampak Tak Pakai Bra Selama WFH, Simak Penjelasan Dokter

2. Metabolisme

ilustrasi olahraga dengan kursishutterstock/Lizardflms ilustrasi olahraga dengan kursi

Faktor kedua yang memengaruhi berat badan seseorang yakni metabolisme. Namun karena tidak terlihat maka hal ini sedikit sulit dikontrol.

Menurut Inge, makanan yang masuk ke dalam tubuh akan diproses menjadi energi yang berbentuk lemak.

Lemak itu akan keluar jika digunakan untuk beraktivitas, namun jika seseorang hanya sedikit melakukan aktivitas fisik, maka energi itu hanya akan tersimpan di dalam tubuh.

"Ada orang yang dikasih makan (makanan) langsung dimetabolisme oleh tubuhnya menjadi energi. Ada orang yang dikasih makanan, (makanan) dimetabolisme, (lalu hanya) disimpan. Beda-beda," ujar Inge, kepada Kompas.com, Minggu (19/7/2020).

Baca juga: Sejarah Tempe, Makanan Kaya Protein yang Lahir dari Era Tanam Paksa

Proses metabolisme pun akan berbeda-beda pada setiap orang, tergantung dari faktor usia juga kegiatannya.

"Dengan bertambahnya usia itu biasanya metabolisme menjadi lebih rendah. Oleh karena itu, yang tadinya kurus, ketika jadi tua dia lebih gemuk. Secara umur, metabolisme menjadi lebih rendah, (asupan) makannya sama, makanya tumpukan lemaknya lebih banyak," jelas Inge.

Sebenarnya cara untuk meningkatkan metabolisme tubuh adalah dengan banyak beraktivitas fisik entah berolahraga, atau yang lainnya, sehingga energi itu terpakai dan tidak mengendap di dalam tubuh.

Baca juga: Selain Membuat Kulit Lebih Cantik, Ini Manfaat Tempe bagi Kesehatan

3. Asupan makanan

Saat di perjalanan, tubuh tetap butuh asupan makanan.KOMPAS.COM/FIRA ABDURACHMAN Saat di perjalanan, tubuh tetap butuh asupan makanan.

Faktor terakhir atau ketiga adalah asupan makanan.

Bukan banyak sedikitnya makanan yang diasup yang menjadi permasalahan dalam hal ini, namun kandungan energi tersembunyi di dalamnya.

"Misalnya sama-sama makan nasi, yang satu makan nasi goreng, yang satu makan nasi biasa. Nah pada nasi goreng itu ada energi tersembunyi. Walaupun sama-sama makan 100 gr nasi, tapi satu digoreng itu ada kandungan minyak yang dia (pemakan) tidak berasa," papar dia.

Contoh lain adalah minuman bersoda dan air mineral.

Baca juga: INFOGRAFIK: 9 Makanan yang Harus Dihindari Penderita Hipertensi

 

Dalam minuman bersoda, terkandung kalori yang tinggi, sementara air mineral tidak demikian.

"Ketika kita makan bersama-sama, mungkin makanan saat itu semuanya sama, jadi kita ngeliatnya kok dia enggak gemuk-gemuk, tapi kok saya gemuk. Itu sebenernya kita makan lebih banyak makanan yang mengandung sumber energi tersembunyi," ungkap Inge.

Apalagi, jika asupan tinggi energi tersembunyi tersebut tidak diimbangi dengan olahraga yang bisa meningkatkan metabolisme tubuh. Maka jangan heran ketika berat badan meningkat.

Baca juga: Mengapa Saat Berbuka Puasa Dianjurkan Memakan Makanan Manis?

KOMPAS.com/AKbar Bhayu Tamtomo Infografik: 9 Makanan yang Dihindari Penderita Hipertensi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Penelitian Menemukan Bagaimana Kucing Menghasilkan Suara Dengkuran Uniknya

Penelitian Menemukan Bagaimana Kucing Menghasilkan Suara Dengkuran Uniknya

Tren
Daftar Pelatih Timnas Indonesia dari Masa ke Masa, Shin Tae-yong Paling Lama

Daftar Pelatih Timnas Indonesia dari Masa ke Masa, Shin Tae-yong Paling Lama

Tren
Belum Terjual, Mobil Mario Dandy Dilelang mulai Rp 809 Juta, Simak Cara Belinya

Belum Terjual, Mobil Mario Dandy Dilelang mulai Rp 809 Juta, Simak Cara Belinya

Tren
Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Shin Tae-yong dan Pratama Arhan Akan Hadapi Rekannya

Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Shin Tae-yong dan Pratama Arhan Akan Hadapi Rekannya

Tren
Jadwal dan Live Streaming Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Kick Off 00.30 WIB

Jadwal dan Live Streaming Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Kick Off 00.30 WIB

Tren
Kronologi Perampok Sebar Uang Curian Rp 250 Juta untuk Mengecoh Kejaran Warga di Jambi

Kronologi Perampok Sebar Uang Curian Rp 250 Juta untuk Mengecoh Kejaran Warga di Jambi

Tren
20 Negara Penduduk Terbanyak di Dunia 2024, Indonesia Nomor Berapa?

20 Negara Penduduk Terbanyak di Dunia 2024, Indonesia Nomor Berapa?

Tren
Ilmuwan Akhirnya Tahu Apa Isi Bulan, Disebut Mirip dengan Bumi

Ilmuwan Akhirnya Tahu Apa Isi Bulan, Disebut Mirip dengan Bumi

Tren
14 Kepala Daerah Penerima Satyalancana dari Jokowi, Ada Bobby tapi Gibran Batal Hadir

14 Kepala Daerah Penerima Satyalancana dari Jokowi, Ada Bobby tapi Gibran Batal Hadir

Tren
KAI Sediakan Fitur 'Connecting Train' untuk Penumpang yang Tidak Dapat Tiket di Stasiun

KAI Sediakan Fitur "Connecting Train" untuk Penumpang yang Tidak Dapat Tiket di Stasiun

Tren
Daftar Dugaan Keterlibatan Keluarga SYL dalam Pencucian Uang, Digunakan untuk Skincare dan Renovasi Rumah

Daftar Dugaan Keterlibatan Keluarga SYL dalam Pencucian Uang, Digunakan untuk Skincare dan Renovasi Rumah

Tren
Daftar Keluarga Jokowi yang Terima Penghargaan, Terbaru Bobby Nasution

Daftar Keluarga Jokowi yang Terima Penghargaan, Terbaru Bobby Nasution

Tren
Benarkah Tidur di Kamar Tanpa Jendela Berakibat TBC? Ini Kata Dokter

Benarkah Tidur di Kamar Tanpa Jendela Berakibat TBC? Ini Kata Dokter

Tren
Ini Daftar Kenaikan HET Beras Premium dan Medium hingga 31 Mei 2024

Ini Daftar Kenaikan HET Beras Premium dan Medium hingga 31 Mei 2024

Tren
Ramai soal Nadiem Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris, Ini Kata Kemendikbud Ristek

Ramai soal Nadiem Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris, Ini Kata Kemendikbud Ristek

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com