Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Laut Kaspia, Mengapa Danau Terbesar di Dunia Ini Disebut sebagai Laut?

Kompas.com - 19/07/2020, 15:31 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

Jika Kaspia adalah sebuah danau, maka PBB dan hukum internasional tidak memiliki kendali atas perairannya. Sementara jika itu adalah laut, maka organisasi-organisasi internasional dapat memiliki kendali atas penggunaannya.

Ini sangat penting, karena di bawah wilayah perairan itu terdapat sumber daya minyak yang besar yang menjadikan akses pengelolaannya 'diperebutkan' secara ekonomi juga politik.

Baca juga: Natuna, Menteri Inggris dan Pandangan Ahli Geopolitik Jepang...

Sejarah laut Kaspia

Laut Kaspia yang saat ini ada adalah sisa dari Laut Paratethys Kuno, bagian dari Samudera Tethys yang ada 50-60 juta tahun silam.

Ketika itu, Samudera Tethys terhubung ke Atlantik dan Pasifik.

Kemudian selang ribuan tahun bergulir, platform benua mengalami pergeseran. Samudera Tethys kehilangan koneksi dengan Atlantik dan Pasifik.

Hal ini menyebabkan terbentuknya Laut Kaspia, Laut Hitam, dan Laut Aral.

Untuk Laut Kaspia, diperkirakan umurnya sudah mencapai 30 juta tahun.

Baca juga: Mengapa Menyalakan Mesin Mobil di Kapal Laut Berbahaya?

Dengan pemaparan ini, sekarang diketahui mengapa Kaspia memiliki air yang asin.

Arkeolog memperkirakan manusia mulai menghuni kawasan sekitar Kaspia pada masa 75 ribu tahun yang lalu.

Mereka adalah Suku Caspi yang tinggal di pantai sisi barat daya.

Pada abad X, di area pantai Kaspia, terdapat banyak sumur minyak keci.

Perusahaan minyak negara Azerbaijan, SOCAR, menyebut orang Eropa mulai mengetahui potensi ini sehingga mereka datang dan melakukan penyelidikan di abad XVI.

Sumur minyak lepas pantai pertama pun mulai dibor pada 1820.

Saat ini wilayah Laut Kaspia menjadi lokasi industri minyak dan gas terkemuka.

Baca juga: Ramai soal Minyak Goreng Curah, Apa Kandungan dan Bahayanya?

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com